Bahaya Penggunaan Obat Aborsi Tanpa Pengawasan Dokter

Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   12 Juli 2023
Bahaya Penggunaan Obat Aborsi Tanpa Pengawasan DokterBahaya Penggunaan Obat Aborsi Tanpa Pengawasan Dokter

“Konsumsi obat aborsi sembarangan atau tanpa pengawasan dokter, bisa sangat berbahaya. Bisa menyebabkan efek samping ringan seperti sakit kepala dan kram perut, hingga yang fatal seperti rusaknya organ reproduksi atau kematian.”

Halodoc, Jakarta - Di Indonesia, praktik aborsi masih ilegal. Hal ini hanya boleh dilakukan pada kondisi darurat medis, yang jika tidak dilakukan bisa membahayakan ibu atau janin, serta pada korban perkosaan. Karena ilegal, banyak wanita yang akhirnya memilih “jalan pintas” untuk mengatasi kehamilan yang tidak diinginkan, seperti minum obat aborsi.

Sayangnya, penggunaan obat aborsi tanpa pengawasan dokter sangatlah berbahaya. Bahkan, pada beberapa kasus bisa fatal dan berujung pada hilangnya nyawa. Untuk tahu lebih lanjut, simak pembahasan berikut!


Pahami Bahaya Penggunaan Obat Aborsi yang Dijual Bebas

Saat ini, ada banyak produk obat aborsi yang dijual “gelap” atau tanpa resep dokter. Perlu diketahui, obat tersebut bukan obat yang diracik khusus untuk menggugurkan kandungan. Misoprostol misalnya, sebenarnya diproduksi untuk mengobati tukak lambung. 

Namun, obat tersebut diketahui memicu kontraksi dan meluruhkan dinding rahim. Kondisi ini bisa berefek pada gugurnya janin jika dikonsumsi oleh ibu hamil. Aborsi yang dilakukan dengan obat misoprostol biasanya digunakan saat usia kehamilan di bawah 12 minggu atau 3 bulan. 

Pada beberapa kasus, misoprostol digunakan bersamaan dengan obat lain, seperti mifepristone. Namun, mifepristone cenderung sulit didapat dan harganya jauh lebih mahal daripada misoprostol, sehingga banyak orang yang menggunakan misoprostol saja.

Lalu, apakah berbahaya konsumsi obat aborsi tanpa pengawasan dokter? Tentu saja, iya. Sebab, hanya dokter dan tenaga kesehatan yang bisa menentukan apakah obat-obatan tersebut aman dikonsumsi. 

Selain itu, dibutuhkan saran dari dokter terkait seberapa besar dosis yang harus digunakan, aturan pemakaian, dan obat-obatan lain yang harus dikonsumsi untuk meredakan gejala yang muncul akibat gugurnya janin. Jadi, jika obat aborsi digunakan tanpa anjuran dan pengawasan dokter, risiko efek samping yang berbahaya akan semakin besar.


Efek Samping Obat Aborsi Tanpa Pengawasan Dokter

Ada beberapa efek samping lain yang dialami dalam menggunakan obat aborsi tanpa pengawasan dokter, seperti:

  • Mual.
  • Muntah.
  • Kram perut.
  • Diare.
  • Sembelit.
  • Sakit kepala.
  • Perut terasa begah.

Selain berbagai efek samping tersebut, menggunakan obat aborsi tanpa pengawasan dokter atau petugas medis juga bisa menyebabkan kematian. Kasus kematian karena obat aborsi biasanya diakibatkan oleh perdarahan hebat yang tidak segera mendapatkan penanganan.

Bahkan, pada beberapa kasus yang tercatat dalam jurnal Obstetrics and Gynecology, overdosis akibat obat aborsi juga bisa berisiko kematian, karena dapat memicu gagal jantung.

Selain itu, kamu juga mungkin mengalami reaksi alergi serius atau syok anafilaktik terhadap kandungan tertentu dalam obat aborsi yang dikonsumsi tanpa pengawasan dokter. Perlu diketahui, syok anafilaktik bisa menyebabkan hilang kesadaran hingga kematian.

Terlebih, penggunaan obat aborsi juga tidak menjamin pengguguran janin secara sempurna. Pada beberapa kasus, jika janin tidak digugurkan dengan sempurna, sang ibu berisiko mengalami infeksi. Janin juga ada kemungkinan tetap tumbuh dengan kecacatan atau kelainan.

Sebenarnya apabila dilakukan oleh dokter ahli, dengan prosedur yang benar, serta alasan medis yang tepat, aborsi umumnya aman dan kamu bisa hamil lagi di kemudian hari.

Namun, jika prosedur aborsi dilakukan tanpa pengawasan dokter, akan ada risiko rusaknya organ reproduksi yang bisa memengaruhi kesuburan dan peluang hamil lagi.

Itulah sedikit penjelasan mengenai bahaya penggunaan obat aborsi tanpa pengawasan dokter. Jika kamu butuh informasi lebih lanjut, download aplikasi Halodoc dan gunakan untuk bertanya pada dokter, kapan dan di mana saja.

Baca juga: Cek Ketergantungan Obat, Inilah Prosedur yang Harus Dilalui



Referensi:
WHO. Diakses pada 2023. Unsafe Abortion: The Preventable Pandemic.
Reviews in Obstetrics and Gynecology. Diakses pada 2023. Unsafe Abortion: Unnecessary Maternal Mortality.
Obstetrics and Gynecology. Diakses pada 2023. Maternal Death Related to Misoprostol Overdose.
Self. Diakses pada 2023. 9 Questions You Probably Have About the Abortion Pill, Answered by Doctors.
Healthline. Diakses pada 2023. What You Should Know About Pregnancy After Abortion.
The Health Site. Diakses pada 2023. 6 Facts About Getting Pregnant After Abortion.