Bahaya DBD di Masa Pandemi, Inilah Pencegahannya
“Baik DBD maupun infeksi COVID-19 bisa menyebabkan penyakit parah yang bisa mengakibatkan kematian. Selain pencegahan infeksi COVID-19, pencegahan DBD tidak kalah pentingnya. Mengingat, kedua penyakit ini sama-sama menular dan berbahaya.”
Halodoc, Jakarta – Di tengah masa pandemi saat ini, hampir semua orang berfokus pada pencegahan dan perawatan infeksi COVID-19. Padahal, penyakit demam berdarah dengue (DBD) juga tidak kalah pentingnya untuk diwaspadai dan diperhatikan. Apalagi mengingat DBD masih menjadi penyakit menular berbahaya di Indonesia.
Dilansir dari laman Suara.com, Guru Besar Ilmu Kesehatan Anak dari Universitas Indonesia, Prof. Sri Rezeki Hadinegoro, mengatakan bahwa meningkatnya kasus DBD di tengah pandemi berisiko membuat rumah sakit dan fasilitas kesehatan mengalami double burden atau beban ganda penyakit infeksi.
Dikhawatirkan semua fasilitas kesehatan semuanya terkonsentrasi untuk COVID-19, sehingga DBD jadi agak terlupakan. Lantas, upaya pencegahan apa yang bisa dilakukan?
Baca juga: Catat, 6 Makanan untuk Menyembuhkan Demam Berdarah
Pencegahan DBD di Tengah Pandemi COVID-19
Baik DBD maupun infeksi COVID-19 bisa menyebabkan penyakit parah yang bisa berakibat fatal, yaitu kematian. Penanganan klinis untuk orang yang mengalami penyakit parah dengan salah satu dari kedua penyakit ini cukup berbeda.
Penanganannya sering kali membutuhkan perawatan berbasis rumah sakit. Sayangnya, hampir semua rumah sakit saat ini berfokus pada perawatan pasien infeksi COVID-19. Langkah terbaik adalah melakukan pencegahan DBD di tengah pandemi.
Salah satu cara pencegahan DBD yaitu menghindari gigitan nyamuk. Selain itu, kamu bisa melakukan beberapa langkah berikut ini, yaitu:
- Tutupi kulit yang memungkinkan nyamuk hinggap dan menggigitmu dengan mengenakan celana panjang, baju lengan panjang, dan kaus kaki.
- Gunakan produk pengusir nyamuk dengan setidaknya 10 persen konsentrasi dietiltoluamida (DEET), atau konsentrasi yang lebih tinggi untuk paparan nyamuk yang lebih lama. Hindari penggunaan DEET pada anak kecil.
- Gunakan perangkap dan kelambu nyamuk. Kelambu yang diberikan insektisida lebih efektif, jika tidak nyamuk bisa menggigit melalui kelambu jika kamu berdiri di sebelahnya. Insektisida akan membunuh nyamuk dan serangga lainnya, dan akan mengusir serangga memasuki ruangan.
- Pasang tirai penghalang pada jendela. Penghalang struktural, seperti tirai atau kelambu bisa mencegah masuknya nyamuk.
- Hindari wewangian, sabun, dan parfum yang beraroma kuat bisa menarik nyamuk.
- Batasi atau kurangi waktu untuk keluar rumah, jika tidak ada kebutuhan yang mendesak. Berhubung sedang pandemi, pencegahan ini juga bermanfaat untuk menghindari infeksi COVID-19.
- Periksa dan buang air yang menggenang di sekitar rumah. Sebab, nyamuk Aedes berkembang biak pada air tergenang.
Baca juga: Lakukan Hal Ini Untuk Mengobati Gejala Demam Berdarah
Cara untuk mengurangi risiko perkembangbiakan nyamuk di genangan air, yaitu:
- Balikkan posisi ember dan kaleng penyiram dan simpan di tempat di mana air tidak akan tertampung.
- Buang kelebihan air dari piring pot tanaman.
- Gosok wadah apapun untuk menghilangkan telur nyamuk.
- Pastikan saluran pembuangan scupper tidak terhalang dan jangan letakkan tanaman pot dan benda lain di atasnya.
- Gunakan perangkap selokan yang tidak berlubang, pasang katup anti-nyamuk, dan tutup perang yang jarang digunakan.
- Jangan letakkan wadah di bawah AC.
- Bersihkan daun kering di halam rumah untuk menghindari genangan air.
Baca juga: Jangan Anggap Remeh, Alasan Demam Berdarah Bisa Berakibat Fatal
Perlu diketahui, demam berdarah umumnya ditularkan melalui paparan di rumah. Hal ini menjadi dilema di tengah pandemi, di mana semua orang dianjurkan untuk tetap di rumah dan membatasi kegiatan luar ruangan. Namun, langkah pencegahan DBD di masa pandemi memang harus lebih ekstra.
Jika salah satu anggota keluarga di rumah terkena demam berdarah, waspadalah untuk melindungi diri kamu dan anggota keluarga lainnya dari nyamuk. Nyamuk yang menggigit anggota keluarga yang terinfeksi bisa menyebarkan infeksi ke orang lain di rumah kamu. Segera hubungi dokter melalui aplikasi Halodoc untuk mendapatkan saran penanganan. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga kapan saja dan di mana saja!
Referensi:
Medical News Today. Diakses pada 2021. Everything you need to know about Dengue fever
CDC. Diakses pada 2021. Is it Dengue or is it COVID-19?
Medical News Today. Diakses pada 2021. COVID-19’s impact on dengue transmission
Suara.com. Diakses pada 2021. Ancaman DBD di Tengah Pandemi Covid-19, Waspada Beban Ganda Penyakit Infeksi
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan