Bahaya Air Ketuban yang Tertelan Oleh Bayi dalam Kandungan
Halodoc, Jakarta - Cairan ketuban adalah cairan berwarna bening kekuningan yang muncul sejak 12 hari pertama setelah terjadinya konsepsi dalam kantung ketuban ketika kehamilan terjadi. Cairan ini mengelilingi bayi di dalam rahim. Ada banyak sekali fungsinya terkait dengan perkembangan bayi yang sehat. Namun, cairan ketuban bisa menimbulkan bahaya bagi janin, terlebih ketika terminum, atau disebut aspirasi mekonium.
Baca juga: Yang Harus Ibu Lakukan Jika Air Ketuban Sedikit
Apa Itu Aspirasi Mekonium?
Mekonium adalah feses berwarna hijau tua yang diproduksi pada usus janin sebelum ia dilahirkan. Setelah lahir, bayi melewati mekonium selama beberapa hari pertama kehidupannya. Namun, stres yang dialami bayi sebelum atau selama kelahiran bisa membuatnya mengeluarkan feses mekonium ketika masih di dalam kandungan. Kotoran ini lalu bercampur dengan cairan ketuban yang mengelilinginya.
Bayi kemudian dapat menghirup campuran mekonium dan cairan ketuban ke dalam paru sebelum, selama, atau tepat saat ia dilahirkan. Kondisi ini dikenal dengan sindrom aspirasi mekonium atau meconium aspiration syndrome (MAS). Meski tidak mengancam nyawa, tetapi hal ini bisa menyebabkan komplikasi kesehatan yang signifikan untuk bayi baru lahir.
Bayi yang mengalami paparan mekonium dalam cairan ketuban sejak lama mungkin akan membuat kulit dan kuku kering. Gejala yang paling umum adalah terganggunya pernapasan, seperti napas menjadi lebih cepat, terjadinya retraksi atau tarikan pada dinding dada, dan terdengar suara seperti mendengus ketika bayi bernapas. Namun, ibu perlu menyadari bahwa tidak setiap bayi dengan kondisi MAS memiliki gejala yang sama, jadi selalu cek kondisi kesehatan bayi jika terlihat ada yang tidak biasa pada tubuhnya. Begitu pula dengan ibu, selalu periksakan kehamilan secara rutin.
Penyebab Aspirasi Mekonium
Aspirasi mekonium umumnya disebabkan akibat bayi mengalami kondisi stres saat dalam kandungan. Ada beberapa kondisi yang memicu bayi mengeluarkan mekonium, seperti persalinan yang terlalu sulit, persalinan terlalu lama atau lebih dari usia 40 minggu, dan ibu memiliki riwayat penyakit diabetes atau tekanan darah tinggi.
Tidak hanya itu, gaya hidup ibu selama menjalani kehamilan juga memiliki peran dalam menjaga kesehatan bayi. Ibu yang sering merokok dan mengonsumsi alkohol atau obat-obatan terlarang saat kehamilan rentan meningkatkan risiko bayi rentan mengalami aspirasi mekonium.
Baca juga: Air Ketuban Berlebih, Apakah Bahaya?
Apa Komplikasi yang Mungkin Terjadi?
Sebagian besar bayi baru lahir yang mengidap aspirasi mekonium tidak mengalami komplikasi kesehatan jangka panjang. Namun, gangguan kesehatan ini memiliki dampak yang terbilang serius pada kesehatan bayi baru lahir. Mekonium di paru-paru bisa menyebabkan terjadinya peradangan dan infeksi.
Tidak hanya itu, mekonium juga bisa memblokir saluran udara, membuat paru-paru mengalami ekspansi. Jika ini terjadi, paru-paru bisa pecah, dan udara dalam paru menumpuk di rongga dada dan sekitar paru. Ini dinamakan pneumotoraks. Lalu, MAS juga meningkatkan risiko bayi mengalami hipertensi paru persisten. Tekanan darah tinggi di pembuluh paru membatasi aliran darah dan membuat bayi sulit bernapas dengan benar.
Pada kondisi yang jarang terjadi, aspirasi mekonium pun dapat menyebabkan terbatasnya oksigen yang mengalir ke otak. Hal ini bisa mengakibatkan terjadinya kerusakan otak secara permanen. Tentunya, ibu tidak ingin kondisi ini terjadi pada sang buah hati, bukan?
Deteksi dini menjadi cara terbaik untuk mencegah terjadinya aspirasi mekonium selama kehamilan. Ini bisa dilakukan jika ibu memeriksakan kondisi kandungan secara rutin. Sebelum melahirkan, dokter melakukan pemantauan janin, supaya bisa diketahui apakah bayi mengalami stres atau tidak.
Baca juga: Ketahui Ciri-Ciri Air Ketuban Pecah
Apa saja sebenarnya yang bisa memicu stres pada bayi dalam kandungan? Jika ibu belum tahu, coba bertanya pada dokter untuk bisa mencegah terjadinya air ketuban tertelan selama melahirkan nantinya. Tidak perlu ketika memeriksakan kandungan, bertanya pada dokter kandungan bisa ibu lakukan kapan saja melalui Halodoc. Yuk, download Halodoc sekarang juga melalui App Store atau Google Play!