Bagaimana Cara Mengatasi Ruam Kulit karena HIV?

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   18 Februari 2021
Bagaimana Cara Mengatasi Ruam Kulit karena HIV?Bagaimana Cara Mengatasi Ruam Kulit karena HIV?

Halodoc, Jakarta - Setelah seseorang terinfeksi virus HIV dan AIDS, gejala yang paling umum terjadi adalah munculnya ruam kulit, biasanya dalam dua bulan setelah infeksi terjadi. Ruam kulit yang terjadi karena infeksi virus ini bisa terasa sangat gatal dan membentuk area datar dengan warna kemerahan dan benjolan kecil yang melingkar di sekelilingnya. Sementara pada orang yang memiliki warna kulit yang cenderung gelap, ruam akan tampak berwarna ungu.

Ruam bisa terjadi pada bagian tubuh mana saja. Ketika infeksi awal terjadi, ruam dan gatal-gatal karena HIV bisa disertai dengan gejala lainnya, seperti sakit kepala, sakit tenggorokan, diare, nyeri otot, kelelahan, demam, dan pembengkakan pada kelenjar getah bening. Setelah dua minggu, biasanya ruam dan gejala lainnya akan mulai mereda. 

Tak hanya menjadi gejala awal infeksi, ruam kulit HIV juga bisa terjadi karena efek samping dari obat-obatan HIV itu sendiri. Beberapa jenis ruam kulit yang terjadi karena infeksi HIV umumnya ringan dan tidak berbahaya. Namun, jika ruam terjadi karena reaksi alergi setelah mengonsumsi obat anti-HIV, kondisinya bisa membahayakan dan harus segera ditangani. Pasalnya, reaksi alergi ketika mengonsumsi obat anti-HIV bisa mengakibatkan sindrom Stevens-Johnson, bahkan penyakit yang disebut necrolysis epidermal toxic.

Baca juga: Jarang Disadari, Inilah Penyebab & Gejala Terkena HIV

Cara Mengatasi Ruam Kulit karena HIV

Pengidap HIV dan AIDS dianjurkan untuk segera melakukan pemeriksaan medis ke rumah sakit terdekat apabila mendapati adanya ruam pada kulit, terlebih jika diikuti dengan wajah dan lidah yang mengalami pembengkakan, kulit terasa sakit, muncul luka lepuhan pada area sekitar mata, hidung, mulut, atau bagian kulit lainnya. 

Sekarang berobat ke rumah sakit tidak harus antre karena kamu bisa membuat janji terlebih dahulu menggunakan aplikasi Halodoc. Kamu juga bisa membeli semua obat dan vitamin yang dibutuhkan untuk penyembuhan di aplikasi Halodoc dengan memilih menu pharmacy delivery. Jadi, segera download aplikasinya di ponselmu, ya!

Dokter akan melakukan pemeriksaan ruam kulit yang dialami oleh pengidap HIV dan AIDS. Setelahnya bisa diputuskan cara penanganan yang sesuai untuk kondisi yang dialami. Beberapa jenis pengobatan yang biasanya diberikan oleh dokter untuk mengobati ruam akibat infeksi HIV, antara lain: 

  • Pemberian Obat-Obatan

Beberapa jenis obat-obatan, seperti obat golongan antihistamin dan krim hidrokortison bisa digunakan untuk mengobati ruam kulit HIV yang ringan. Namun, apabila area ruam pada kulit terbilang cukup luas dan disertai dengan munculnya gejala atau keluhan lainnya, kamu mungkin memerlukan penanganan lanjutan.

Baca juga: Tanpa Gejala Khusus, Ketahui Tanda Awal Penularan HIV

  • Mengubah Gaya Hidup

Tidak hanya obat, pengidap HIV dan AIDS juga perlu melakukan perubahan gaya hidup guna mencegah munculnya ruam. Pengidap juga dianjurkan untuk tidak terkena paparan sinar matahari secara langsung, karena hal tersebut justru akan meningkatkan risiko terjadinya ruam pada kulit. Hindari pula mandi dengan menggunakan air hangat. 

  • Waspada terhadap Infeksi atau Alergi yang Bisa Memicu Ruam

Ruam kulit yang terjadi pada pengidap HIV dan AIDS juga bisa muncul sebagai akibat dari alergi atau infeksi, sarkoma kaposi, dan mollusum contagiosum. Kamu juga perlu waspada, karena ruam yang terjadi akibat dari masalah tersebut juga sangat membahayakan.

Baca juga: Serupa tapi Tak Sama, Ini Bedanya Ruam Kulit dan Ruam Kulit HIV

Jika kamu sedang menjalani pengobatan HIV dan muncul ruam, langsung tanyakan pada dokter solusi lain yang bisa ditempuh. Pun, hindari menghentikan konsumsi obat jika dokter belum menyarankan untuk melakukannya, karena efek sampingnya juga bisa jadi lebih buruk. Kamu juga perlu memastikan bahwa dokter memberikan izin apabila hendak mengonsumsi obat yang dijual bebas guna mengatasi ruam.

Ternyata, meski identik dengan anjing, rabies bisa terjangkit pada kucing juga, lho! Ketahui penjelasannya di sini, ya!

Referensi:
Healthline. Diakses pda 2021. HIV Rash: What Does It Look Like and How Is It Treated?