Bagaimana Cara Mencegah Endometriosis di Usia Muda?

Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   09 Oktober 2020
Bagaimana Cara Mencegah Endometriosis di Usia Muda?Bagaimana Cara Mencegah Endometriosis di Usia Muda?

Halodoc, Jakarta - Ketika seorang wanita mengalami endometriosis, jaringan yang terlihat dan bertindak di lapisan rahim mulai tumbuh di area lan selain di dalam rahim. Lokasi paling umum terjadi pertumbuhan lapisan ini disebut endometrium, yaitu permukaan luar rahim, ovarium, saluran tuba, ligamen yang menopang rahim, usus, kandung kemih, area internal antara vagina dan rektum, dan lapisan rongga panggul.

Usia remaja adalah usia yang termasuk berpotensi mengalami gangguan endometriosis. Hanya saja, kondisi ini biasanya tidak langsung didiagnosis pada remaja, karena pada awalnya dokter menganggap bahwa periode nyeri adalah bagian normal dari menstruasi atau sakit perut yang disebabkan oleh masalah lain. Nah, adakah cara mencegah endometriosis di usia muda?

Baca juga: Mitos atau Fakta Nyeri Haid Parah Tanda Alami Endometriosis

Mencegah Endometriosis di Usia Muda

Hingga saat ini, belum ada cara pasti untuk mencegah endometriosis. Namun, kamu dapat menurunkan peluang terkena endometriosis dan mengelola gejala yang ada apabila mengalaminya. 

Endometriosis terjadi ketika endometrium tumbuh di luarnya. Teorinya bahwa jaringan ini masih berfungsi sebagaimana mestinya selama siklus menstruasi. Artinya, jaringan ini akan pecah dan berdarah selama menstruasi.

Hal ini yang menyebabkan muncul rasa sakit parah pada kebanyakan wanita yang mengalami menstruasi. Upaya yang bisa dilakukan untuk mencegahnya di usia muda, yaitu:

  • Menurunkan Tingkat Estrogen

Dokter mungkin akan meresepkan hormon untuk menurunkan kadar estrogen. Ini termasuk pil KB atau cincin vagina dengan estrogen rendah. Terapi hormon juga membantu meredakan nyeri, namun efeknya akan bertahan selama kamu mengonsumsi hormon.

  • Olahraga

Berolahraga baik untuk kesehatan seluruh tubuh. Jika kamu membiasakan diri melakukan olahraga minimal 30 menit sebanyak empat hingga lima kali seminggu, kemungkinan kamu akan mengurangi risiko endometriosis.

  • Hindari Alkohol

Penelitian menunjukkan bahwa minum terlalu banyak alkohol meningkatkan jumlah estrogen yang diproduksi tubuh, yang dapat menyebabkan endometriosis. 

Baca juga: Anjuran Pola Makan bagi Wanita Pengidap Endometriosis

  • Kurangi Kafein

Minum kafein dapat menyebabkan tingkat estrogen menjadi lebih tinggi. Cobalah untuk menghindari minuman berkafein. Lebih baik perbanyak minum air putih agar tubuh tetap terhidrasi dengan baik. 

Kenali Gejala Endometriosis

Gejala endometriosis yang paling umum adalah nyeri panggul (perut bagian bawah) yang parah. Kondisi ini dapat terjadi sesekali atau terus-menerus, dan mungkin berkaitan dengan menstruasi. Meskipun kram ringan selama beberapa hari sebelum atau selama periode menstruasi adalah normal, rasa sakit yang berlangsung lama atau intens yang mengganggu merupakan kondisi yang tidak normal. 

Adanya endometriosis dapat membuat rasa sakit menstruasi bisa terjadi sangat parah sehingga seorang wanita tidak dapat masuk sekolah, kerja, tidak bisa berolahraga, dan tidak mampu melakukan aktivitas lainnya. 

Gejala lain yang mungkin terjadi dan perlu dikenali termasuk:

  • Nyeri panggul yang semakin parah setelah pemeriksaan panggul
  • Periode menstruasi yang sangat berat
  • Nyeri punggung bawah
  • Sembelit, diare, atau merasa sakit atau berdarah saat mengeluarkan kotoran dari tubuh.

Baca juga: Berpotensi Sebabkan Kemandulan, Bagaimana Endometriosis Diobati?

Jika kamu mengalami gejala ini, mungkin bukan berarti kamu mengalami endometriosis. Banyak hal lain yang dapat menyebabkan gejala serupa, misalnya infeksi. Jika kamu belum pernah memeriksakan diri ke dokter kandungan untuk pertama kalinya, maka inilah saatnya kamu menghubungi dokter melalui aplikasi Halodoc untuk diagnosis yang tepat. Yuk, segera download aplikasi Halodoc sekarang juga!

Referensi:
Teens Health. Diakses pada 2020. Endometriosis
Women’s Health. Diakses pada 2020. Endometriosis
WebMD. Diakses pada 2020. Endometriosis Symptoms