Bagaimana Cara Diagnosis Bayi yang Alami Kernikterus?
Halodoc, Jakarta – Kernikterus adalah gangguan yang bisa menyerang bayi. Kondisi ini muncul akibat tingginya kadar bilirubin di dalam darah. Bilirubin merupakan limbah yang dihasilkan tubuh secara alami, yaitu saat mendaur ulang sel darah merah. Tingginya kadar bilirubin sangat mungkin terjadi pada bayi yang baru lahir, hal itu terjadi karena tubuhnya perlu beradaptasi untuk membuang bilirubin.
Tingginya kadar bilirubin akhirnya bisa menyebabkan kerusakan otak pada bayi. Kondisi itulah yang disebut dengan kernikterus, yaitu kerusakan organ otak yang terjadi karena ada penumpukan bilirubin pada area tersebut. Kondisi ini sebenarnya bersifat langka, tapi sebaiknya tidak disepelekan begitu saja. Lantas, bagaimana cara mendiagnosis bayi yang mengalami kernikterus?
Baca juga: Komplikasi Apa Saja yang Bisa Disebabkan Kernikterus?
Prosedur Diagnosis Kernikterus
Penyakit ini bersifat langka. Namun, kernikterus yang dibiarkan begitu saja bisa sangat berbahaya dan mengakibatkan cedera pada otak. Kondisi ini juga bisa meningkatkan risiko bayi mengalami otak alias cerebral palsy. Kernikterus juga bisa memicu munculnya masalah pada gigi, gangguan pada penglihatan dan pendengaran, hingga risiko keterbelakangan mental pada bayi.
Kernikterus ditandai dengan penyakit kuning, sebab kondisi ini terjadi karena tingginya kadar bilirubin. Bilirubin adalah cairan yang menjadi penyebab penyakit kuning. Sebenarnya, gejala penyakit kuning rentan menyerang bayi dan akan sembuh dengan sendirinya. Namun, sebaiknya waspadai jika bayi mengalami kondisi ini dan disertai dengan gejala kernikterus, seperti demam, gerakan mata tidak normal, tubuh kaku, serta otot yang tegang.
Penyakit ini juga ditandai dengan gangguan pada pergerakan, suara tangis yang melengking, lemas, kejang, serta mudah mengantuk. Selain dengan memperhatikan gejalanya, ada cara yang bisa dilakukan untuk mendiagnosis penyakit ini. Bayi yang dicurigai mengalami penyakit kernikterus akan dipantau secara ketat setiap 8-12 jam selama 2 hari.
Normalnya, bayi baru lahir yang mengalami kuning akan membaik setelah beberapa hari. Namun, jika gejala penyakit ini tidak membaik setelah beberapa hari, dokter akan mengambil sampel darah bayi. Hal ini bertujuan untuk mengukur kadar bilirubin sehingga bisa membantu mendiagnosis penyakit kernikterus.
Baca juga: Benarkah Bayi Lahir Prematur Berisiko Alami Kernikterus?
Dalam kondisi normal, kadar bilirubin pada bayi yang baru lahir adalah di bawah 5 mg/dL. Nah, pengidap penyakit kernikterus mengalami kelebihan jumlah cairan tersebut. Pada bayi dengan kernikterus, kadar bilirubin bisa lebih dari 20-25 mg/dL. Jika dibiarkan menumpuk, cairan ini bisa menyerang otak dan menyebabkan kecacatan permanen.
Setiap bayi yang baru lahir mungkin mengalami penyakit kuning, tapi risiko penyakit ini ternyata menjadi lebih tinggi pada bayi yang lahir secara prematur. Selain itu, ada faktor lain yang juga bisa meningkatkan risiko kernikterus, di antaranya riwayat penyakit kuning di keluarga, hingga faktor golongan darah. Bayi yang terlahir dari ibu dengan golongan darah O atau rhesus negatif, lebih berisiko memiliki kadar bilirubin tinggi.
Kurang asupan makanan atau masalah gizi pada ibu hamil juga bisa meningkatkan risiko penyakit ini. Sebab, bilirubin dibuang bersama feses, sehingga ibu hamil yang kurang mengonsumsi makanan sehat dan mengalami gangguan pada pembuangan feses lebih berisiko mengalami peningkatan kadar bilirubin dalam darah.
Baca juga: 3 Tindakan untuk Mencegah Kernikterus pada Bayi
Masih penasaran tentang kadar bilirubin dan risiko penyakit kernikterus pada bayi? Coba tanya pada dokter di aplikasi Halodoc saja. Lebih mudah menghubungi dokter melalui Video/Voice Call dan Chat. Dapatkan informasi seputar kesehatan dan tips hidup sehat dari dokter terpercaya. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang di App Store dan Google Play!