Bagaimana Aturan Minum Obat Pengidap TBC saat Puasa?
Halodoc, Jakarta – Tuberkulosis (TBC) adalah penyakit paru-paru yang terjadi karena serangan bakteri bernama Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini menyebabkan pengidapnya mengalami gejala berupa batuk yang berlangsung lebih dari 3 minggu.
Orang yang mengidap penyakit ini diharuskan untuk mengonsumsi obat tertentu secara rutin dalam jangka waktu yang ditentukan, biasanya 6 bulan. Lantas, bagaimana aturan minum obat yang berlaku jika pengidap TBC ingin ikut berpuasa? Baca informasi lengkapnya di sini!
Aturan Minum Obat Pengidap TBC saat Puasa
Penyakit TBC memiliki gejala khas berupa batuk yang disertai dahak dan terkadang mengeluarkan darah. Gejala lain juga sering muncul, yaitu demam, lemas, nafsu makan menurun, nyeri dada, serta berkeringat di malam hari.
Pengidap TBC harus konsumsi obat yang diresepkan dokter selama 6–9 bulan tanpa putus. Kewajiban minum obat ini menjadi hal penting yang harus diperhatikan saat pengidap TBC ingin berpuasa.
Baca juga: Kurangi Stigma, Kenali 5 Fakta tentang TBC
Seperti diketahui, saat berpuasa seseorang diwajibkan untuk menahan lapar dan haus mulai dari terbitnya fajar, hingga terbenam matahari. Artinya, dalam jangka waktu tersebut tidak diperbolehkan makanan maupun minuman masuk ke dalam tubuh, termasuk obat.
Di sisi lain, dibutuhkan kedisiplinan dan konsisten menjalani pengobatan jika ingin segera sembuh dari TBC. Pasalnya, ketidakdisiplinan dalam minum obat membuat bakteri kebal terhadap antibiotik, sehingga gejalanya cenderung memburuk.
Pengidap TBC diwajibkan minum obat dalam jangka waktu panjang, sebab manfaat obat biasanya baru mulai terasa sejak dua minggu pengobatan. Gejala seperti demam dan batuk berkurang, tapi bukan berarti pengobatan boleh dihentikan.
Sebab, meski gejala menghilang, bakteri penyebab TBC masih ada di dalam tubuh dan berstatus non-aktif. Selain itu, saat kondisi tubuh lemah atau ada gangguan pada daya tahan tubuh, bakteri ini bisa kembali aktif dan menyebabkan penyakit.
Pola Makan Sehat Pengidap TBC saat Puasa
Pengidap TBC tetap bisa menjalankan ibadah puasa asal tetap menuruti aturan dalam minum obat. Namun, sebaik diskusikan dulu dengan dokter apakah memang kondisi kesehatan mendukung untuk menjalankan ibadah puasa atau tidak. Pasalnya, ada beberapa hal yang harus diperhatikan dan harus berbicara dengan dokter terlebih dahulu.
Nah, mengenai hal ini, kamu bisa menanyakannya langsung kepada dokter melalui aplikasi Halodoc. Kalau kamu butuh membeli obat tanpa keluar rumah, kamu juga bisa menggunakan aplikasi Halodoc. Pengidap TBC bisa menyesuaikan jadwal minum obat dengan puasa yang dijalani, misalnya dikonsumsi pada pagi hari setelah sahur atau sore hari setelah berbuka puasa. Namun, pastikan obat dikonsumsi pada waktu yang sama setiap hari selama berpuasa.
Baca juga: Siapakah yang Paling Berisiko Terserang Tuberkulosis?
Hal ini penting untuk mencegah lupa atau tidak sengaja melewatkan waktu minum obat yang bisa berdampak negatif pada kesehatan tubuh. Selain minum obat, pengidap TBC perlu menjalani pola hidup sehat selama berpuasa agar kondisi tubuh tidak memburuk.
Selama bulan puasa, pengidap penyakit ini bisa mencoba untuk selalu konsumsi makanan sehat selama sahur dan berbuka, olahraga rutin (menjelang berbuka), cukup istirahat, dan kelola stres. Agar kesehatan selalu terjaga, hindari mengonsumsi makanan yang tidak sehat, misalnya minuman bersoda dan minuman yang mengandung kafein.
Menu berbuka puasa yang disantap pun sebaiknya tidak sembarangan, konsumsi makanan berlemak (seperti, gorengan atau makanan cepat saji) dan hentikan kebiasaan merokok atau minum alkohol. Perbanyak minum air putih dan jika diperlukan, konsumsi vitamin, atau suplemen tambahan saat sahur dan berbuka agar tubuh tetap bugar.
Referensi:
Research Gate. Diakses pada 2021. Effect of Ramadan Fasting on the Ability of Serum, PBMC and Macrophages from Healthy Subjects to Kill M. Tuberculosis.
NSW Government Health. Diakses pada 2021. The rules for taking drugs with TB when fasting.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan