Apakah Sehat Berarti Tubuh Harus Lebih Langsing?

Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   03 Desember 2020
Apakah Sehat Berarti Tubuh Harus Lebih Langsing?Apakah Sehat Berarti Tubuh Harus Lebih Langsing?

Halodoc, Jakarta – Memiliki berat badan berlebih memang bisa membuat seseorang berisiko mengalami berbagai macam penyakit. Namun, apakah hal itu berarti kamu harus memiliki tubuh yang langsing agar sehat?

Sekarang ini, memiliki tubuh yang langsing bukan lagi sekadar demi penampilan, tapi juga kesehatan. Banyak orang beranggapan bahwa memiliki tubuh yang langsing adalah cara untuk menjadi sehat.

Hal itu disebut juga “healthism”, yaitu obsesi pada kesehatan pribadi sebagai fokus utama untuk pencapaian kesejahteraan, yang bisa dicapai terutama melalui penurunan berat badan. Perasaan bahwa kamu tidak bisa sehat tanpa menjadi langsing atau kurus. Pandangan ini meningkat menjadi lebih kuat selama masa pandemi, karena berat badan dianggap dapat menjadi risiko infeksi virus corona.  

Baca juga: Intip Rahasia Tubuh Langsing Jennifer Lopez di Usia 50 Tahun

Benarkah Menjadi Langsing Meningkatkan Kesehatan?

Infeksi COVID-19 bukan satu-satunya risiko kesehatan yang bisa terjadi terkait berat badan. Bila hanya berfokus pada angka pada timbangan, dokter mungkin akan memberitahu kamu bahwa berat badan yang berlebihan menjadi faktor risiko diabetes, penyakit jantung, kanker, dan saat ini, COVID-19.

Namun, penelitian yang hanya berfokus pada angka pada timbangan tidak memberitahu ukuran kesehatan lain yang tidak kalah penting dari berat badan, yaitu aktivitas fisik, kesehatan metabolisme kamu, dan kebugaran jantung dan paru-paru secara keseluruhan. Oleh karena itu, kamu bisa tetap sehat berapa pun ukuran kamu. 

Berikut mitos dan fakta tentang berat badan yang perlu kamu ketahui:

1.Mitos: Kegemukan Bisa Mengurangi Bertahun-tahun Umur Kamu 

Faktanya, pada tinjauan besar studi tentang dampak berat badan terhadap kesehatan, ditemukan bahwa:

87 persen penelitian pada orang-orang dengan indeks massa tubuh (IMT) 30-35 menunjukkan bahwa kebanyakan dari mereka sama sehatnya dengan orang-orang dalam kategori berat badan yang “normal”. Sedangkan 67 persen studi pada orang dengan IMT 35-40 dan di atas 40 menunjukkan tidak ada perbedaan dalam risiko kesehatan dari kategori berat badan “normal”, termasuk tidak mengurangi umur.

2.Mitos: Lemak Menyebabkan Penyakit

Meskipun tingkat obesitas (seperti yang ditentukan oleh IMT) meningkat lebih dari dua kali lipat, tingkat diabetes hanya naik 9-11 persen. Bila kegemukan menyebabkan diabetes, angka diabetes seharusnya naik jauh lebih tinggi dari itu. Tingkat penyakit jantung diketahui menurun bahkan saat tingkat obesitas (seperti yang ditentukan oleh IMT) meningkat dua kali lipat.

3.Mitos: Menurunkan Berat Badan Meningkatkan Kesehatan

National Institutes of Health melakukan studi 15 juta dollar selama 15 tahun dan tidak bisa membuktikan bahwa diet terapeutik dan penurunan berat badan bisa mengurangi risiko stroke, serangan jantung, dan penyakit jantung. 

Dalam bukunya, Health of Every Size, Linda Bacon mengungkapkan bahwa menjadi lebih kurus, bahkan ketika kamu tahu bagaimana cara untuk berhasil melakukannya, tidak membuat kamu lebih sehat atau bahagia.

Bacon menambahkan, ‘kerusakan tambahan’ justru terjadi ketika orang berperang melawan obesitas, yaitu muncul obsesi terhadap tubuh atau makanan, kebencian pada diri sendiri, gangguan makan, diskriminasi, kesehatan yang buruk, dan lain-lain.

Gaya Hidup Sehat yang Meningkatkan Kesehatan

Jadi, bagaimana cara meningkatkan kesehatan secara keseluruhan? Nah, beberapa poin dari buku Traci Mann, Secret from the Eating Lab ini bisa membantu kamu meningkatkan kesehatan sekaligus berdamai dengan tubuh kamu:

  • Olahraga adalah kunci untuk mengurangi risiko kesehatan, bahkan tanpa perlu mengubah angka pada timbangan.
  • Orang yang aktif, tidak peduli ukuran tubuhnya, memiliki tingkat penyakit dan kematian yang lebih rendah daripada mereka yang langsing tapi tidak aktif bergerak.

Penelitian lain menunjukkan bahwa:

  • Risiko kanker lebih terkait dengan apa yang kamu makan daripada berat badan kamu pada timbangan. 
  • Kamu bisa menurunkan risiko diabetes dengan berolahraga bahkan tanpa mengurangi berat badan.
  • Cara untuk menurunkan risiko penyakit jantung adalah dengan menghindari rokok, mengendalikan tekanan darah dan berolahraga.

Selain itu, ditemukan juga fakta yang lebih serius bahwa menjadi puas dengan tubuh kamu sudah dikaitkan dengan hasil kesehatan yang lebih baik, tidak peduli berapa berat badan kamu.

Baca juga: Apakah Itu Body Positivity?

Jadi, kesimpulannya, kamu tidak perlu menjadi kurus untuk memiliki tubuh yang sehat, karena bukan hanya angka pada timbangan yang menentukan kesehatan kamu secara keseluruhan, tapi juga gaya hidup kamu sehari-hari.

Baca juga: 6 Cara Mudah Menjaga Gaya Hidup Sehat

Kamu juga bisa minta tips-tips untuk menjaga kesehatan pada dokter melalui aplikasi Halodoc. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play.

Referensi:
Psychology Today. Diakses pada 2020. Do I Need to Be Thinner to Be Healthy?