Apakah Kusta Termasuk Penyakit yang Fatal?

Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   26 Januari 2021
Apakah Kusta Termasuk Penyakit yang Fatal?Apakah Kusta Termasuk Penyakit yang Fatal?

Halodoc, Jakarta – Kusta atau lepra adalah infeksi yang disebabkan oleh bakteri bernama Mycobacterium leprae yang bertumbuh dengan lambat. Infeksi tersebut bisa memengaruhi berbagai bagian tubuh, seperti saraf, kulit, mata, dan lapisan hidung (mukosa hidung).

Kusta dulunya ditakuti sebagai penyakit yang sangat menular dan berakibat fatal, namun faktanya, penyakit tersebut tidak menyebar dengan mudah dan bisa diatasi secara efektif dengan pengobatan. Meski begitu, bila tidak ditangani, kusta bisa menyebabkan kerusakan saraf yang mengakibatkan kelumpuhan dan kebutaan.

Baca juga: Inilah 3 Tipe Kusta yang Perlu Diketahui

Mengenal Kusta Lebih Dekat

Kusta paling sering menyerang kulit dan saraf di luar otak dan sumsum tulang belakang, yang disebut saraf tepi. Kusta mungkin juga memengaruhi mata dan jaringan tipis yang melapisi bagian dalam hidung kamu.

Masih belum jelas bagaimana bakteri penyebab kusta, Mycobacterium leprae (M. leprae), ditularkan. Penularan dapat terjadi ketika pengidap kusta batuk atau bersin, lalu tetesan liur yang mengandung bakteri tersebut terhirup oleh orang lain. 

Namun, kusta tidak menyebar hanya melalui kontak biasa dengan orang yang terinfeksi, seperti berjabat tangan, berpelukan, atau duduk di samping mereka di bus atau di meja makan. Penyakit tersebut bisa ditularkan bila melakukan kontak fisik yang dekat dengan orang yang terinfeksi.

Gejala utama kusta adalah luka pada kulit atau benjolan yang tidak bisa hilang setelah beberapa minggu atau bulan. Luka kulit ini berwarna pucat. Bila menyerang saraf, infeksi bakteri ini dapat menyebabkan kehilangan sensasi rasa di lengan dan kaki, serta kelemahan otot.

Namun, M. leprae bertumbuh dengan sangat lambat, gejala kusta biasanya baru muncul sekitar 3 sampai 5 tahun setelah terpapar bakteri tersebut. Beberapa orang bahkan tidak mengalami gejala sampai 20 tahun kemudian. 

Baca juga: Kenali Tahapan Perkembangan Penyakit Kusta dalam Tubuh

Waspada, Ini Bahaya Kusta

Kusta atau yang dikenal juga dengan penyakit Hansen bisa menyebabkan bagian tubuh yang terkena kehilangan kemampuan untuk merasakan sentuhan dan nyeri. Hal ini bisa menyebabkan pengidapnya berisiko mengalami cedera, seperti luka atau luka bakar. Biasanya, kulit yang terkena infeksi bakteri tersebut berubah warna menjadi:

  • Lebih terang atau lebih gelap, seringkali kering atau bersisik, dengan hilangnya rasa, atau
  • Kemerahan akibat peradangan pada kulit.

Bila tidak ditangani, kerusakan saraf bisa mengakibatkan kelumpuhan tangan dan kaki. Pada kasus yang parah, pengidap bisa mengalami gejala hilangnya jari kaki dan jari tangan. Ulkus kornea dan kebutaan bisa terjadi bila saraf wajah terpengaruh. Tanda-tanda lain dari kusta pada tingkat yang lebih lanjut adalah kehilangan alis dan kelainan bentuk hidung pelana akibat kerusakan pada septum hidung.

Namun, diagnosis dan pengobatan dini biasanya bisa mencegah kecacatan yang bisa diakibatkan oleh kusta. Setelah menjalani pengobatan, pengidap kusta bisa terus bekerja dan menjalani kehidupan yang aktif, karena ia tidak lagi menular Namun, penting untuk menyelesaikan seluruh pengobatan sesuai instruksi dokter. 

Pengobatan Kusta

Pengobatan tergantung pada jenis kusta yang dialami. Namun, antibiotik biasanya digunakan untuk mengobati infeksi bakteri tersebut. Dokter merekomendasikan pengobatan jangka panjang, biasanya selama 6 bulan sampai satu tahun. Namun, bila kamu mengidap kusta parah, kamu mungkin perlu mengonsumsi antibiotik lebih lama.

Selain itu, metode MDT (multidrug therapy) juga adalah pengobatan umum untuk kusta. Metode tersebut menggabungkan dua atau lebih obat antibiotik. Kamu juga bisa mengonsumsi obat antiinflamasi untuk mengontrol nyeri saraf dan kerusakan yang terkait dengan kusta.

Baca juga: Bukan Diasingkan, Ini Cara Mengobati Kusta

Itulah penjelasan mengenai kusta yang bisa berakibat fatal bila tidak ditangani. Sekarang, kamu bisa membeli obat-obatan yang kamu perlukan melalui aplikasi Halodoc. Jadi, tidak perlu repot-repot keluar rumah, tinggal order saja lewat aplikasi dan pesananmu akan diantar dalam waktu satu jam. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga.

Referensi:
WebMD. Diakses pada 2021. Leprosy.
Centers for Disease Control and Prevention. Diakses pada 2021. What is Hansen’s Disease?.