Apakah Komplikasi yang Bisa Disebabkan oleh Stroke Hemoragik?
Halodoc, Jakarta - Penyakit dengan gejala meliputi sakit kepala berat, diiringi mual dan muntah adalah kondisi yang tidak bisa disepelekan. Apalagi jika gejalanya muncul bersamaan dengan kejang dan penurunan kesadaran, ini bisa menandakan bahwa seseorang tengah terserang stroke, tepatnya stroke hemoragik.
Penyakit stroke hemoragik terjadi ketika salah satu arteri dalam otak pecah. Akibat kondisi ini, maka memicu perdarahan di sekitar organ tersebut sehingga aliran darah pada sebagian otak berkurang atau terputus. Kondisi ini yang tidak bisa dibiarkan, sebab tanpa pasokan oksigen yang dibawa sel darah, sel otak dapat cepat mati sehingga fungsi otak terganggu secara permanen.
Baca Juga: Masih Muda, Bisa Juga Kena Stroke
Komplikasi yang Muncul Jika Tidak Mendapat Pertolongan
Jika seseorang mengalami stroke hemoragik, beberapa jenis komplikasi yang mungkin terjadi adalah kejang, gangguan dalam berpikir dan mengingat, masalah pada jantung, hingga kesulitan dalam menelan, makan, atau minum. Jadi, jika kondisi ini terjadi, segera pergi ke dokter untuk mendapatkan pengobatan. Kamu dengan mudah buat janji dengan dokter melalui aplikasi Halodoc.
Lantas, Apa Saja yang Menjadi Penyebab Stroke Hemoragik?
Beberapa hal yang dapat menyebabkan seseorang mengalami stroke hemoragik, antara lain:
-
Tekanan darah tinggi (hipertensi);
-
Cedera kepala berat;
-
Ketidaknormalan pembuluh darah di otak sejak lahir (cacat bawaan berupa malformasi pembuluh darah arteri dan vena);
-
Penyakit liver;
-
Kelainan darah, contohnya penyakit anemia sel sabit dan hemofilia;
-
Tumor otak;
-
Efek samping penggunaan obat antikoagulan atau pengencer darah, seperti warfarin.
Baca Juga: 5 Fakta Tentang Stroke yang Harus Diketahui
Apa yang Perlu Dilakukan untuk Mengobati Stroke Hemoragik?
Cara untuk mengatasi stroke hemoragik, maka diperlukan pengobatan yang disesuaikan dengan penyebab, tingkat keparahan, serta lokasi perdarahan tersebut terjadi. Pengidap penyakit ini wajib dirawat di unit rawat intensif agar dipantau kondisinya secara ketat.
Dokter melakukan penanganan yang bertujuan untuk mengendalikan perdarahan dan mencegah terjadinya komplikasi. Beberapa pengobatan tersebut antara lain:
-
Pengidap stroke hemoragik wajib menghentikan mengonsumsi obat pengencer darah, karena akan memperparah perdarahan. Bahkan bila perlu, diberikan obat untuk membantu pembekuan darah. Misalnya dengan diberikan vitamin K, transfusi darah trombosit, atau faktor pembekuan.
-
Obat pereda nyeri bisa diberikan untuk meredakan sakit kepala. Namun, obat antiinflamasi nonsteroid tidak dianjurkan untuk pasien stroke hemoragik karena hanya memperburuk perdarahan. Selain itu, obat pencahar diberikan untuk mencegah pasien mengejan terlalu keras saat BAB, yang meningkatkan tekanan pada pembuluh darah di rangka kepala. Kadang juga dilakukan pemasangan selang dalam otak untuk mengeluarkan cairan serebrospinal. Tindakan ini bertujuan untuk mengurangi tekanan pada otak dan mencegah hidrosefalus.
-
Untuk kasus stroke hemoragik yang parah, dibutuhkan tindakan operasi untuk memperbaiki pembuluh darah dan menghentikan perdarahan. Namun, tindakan ini perlu diperhitungkan baik-baik karena operasi menyebabkan kerusakan otak lebih lanjut.
Usai pengobatan berhasil dilakukan, maka pemulihan pasien tergantung dari tingkat keparahan stroke dan kerusakan jaringan otak yang terjadi. Untuk mereka yang mengalami stroke hemoragik yang tidak mengalami komplikasi, dapat pulih dalam waktu beberapa minggu setelah pulang dari rumah sakit. Sementara bagi pasien stroke hemoragik akibat kerusakan jaringan, dibutuhkan terapi tambahan, seperti terapi fisik, kegiatan, atau terapi bicara guna mengembalikan fungsi jaringan yang rusak.
Baca Juga: Lakukan 5 Terapi Ini untuk Sembuhkan Stroke Ringan