Apakah Benar Ayah Juga Bisa Mengalami Baby Blues?
Halodoc, Jakarta - Hadirnya buah hati ke dunia membuat kehidupan seorang ibu berubah. Adanya menyusui sebagai rutinitas baru, ditambah proses pemulihan setelah persalinan, membuat masa-masa awal menjadi ibu terasa sangat berat. Hal inilah yang kemudian membuat ibu rentan mengalami baby blues syndrome atau sindrom baby blues.
Sindrom ini membuat ibu merasa cemas, sedih, dan gundah berlebihan. Namun, uniknya, tak hanya ibu yang bisa mengalami sindrom ini, lho. Faktanya, ayah juga bisa mengalami baby blues. Mengapa demikian? Yuk simak pembahasannya!
Baca juga: Untuk Ibu Baru, Cegah Baby Blues Syndrome dengan Cara Ini
Ayah Juga Bisa Mengalami Baby Blues
Mengutip laman Baby Centre, penelitian menunjukan bahwa satu dari 10 ayah mengalami depresi pascanatal atau depresi setelah kelahiran bayi. Kondisi ini kemungkinan besar terjadi pada tiga hingga enam bulan setelah kelahiran Si Kecil. Meski begitu, kondisi ini juga bisa dimulai lebih awal atau lebih lambat.
Sama halnya seperti ibu, seorang ayah juga membutuhkan dukungan, dorongan, kepastian, dan tempat yang aman untuk menyampaikan kekhawatiran yang mereka rasakan. Namun, sebenarnya apa yang seorang ayah rasakan tidak sama dengan baby blues yang dirasakan ibu.
Baby blues pada ibu biasanya berhubungan dengan perubahan hormon dan bisa hilang dengan sendirinya seiring waktu. Sementara itu, depresi pascanatal yang dialami ayah dapat dimulai lebih lambat dan berlangsung lebih lama daripada baby blues.
Mengapa Baby Blues Terjadi pada Ayah?
Ada banyak faktor yang dapat menjadi penyebab baby blues dan depresi pascanatal pada ayah, yaitu:
- Adanya rasa takut menjadi ayah. Hal ini kemungkinan dipicu oleh kekhawatiran tentang tanggung jawab yang lebih besar ketika menjadi seorang ayah.
- Khawatir akan finansial. Seorang ayah bisa merasa tertekan dan khawatir tentang beban finansial yang lebih besar setelah hadirnya sang buah hati.
- Cemas dengan adanya peran baru. Para ayah mungkin khawatir apakah ia bisa menjadi seorang ayah yang baik. Kekhawatiran ini bisa lebih besar ketika ia memiliki kenangan yang tidak menyenangkan dari masa kecil.
Baby blues dan depresi pascanatal pada ayah bisa menjadi parah karena pria cenderung lebih tertutup untuk membicarakan perasaan atau berbagi ketakutan yang mereka miliki. Banyak pria yang mungkin merasa bahwa mereka harus bisa menghadapi masalahnya sendiri. Sayangnya, hal ini justru dapat memperparah stres.
Baca juga: Postpartum Depression dan Baby Blues, Mana yang Lebih Parah?
Oleh karena itu, meskipun mungkin sulit pada awalnya, cobalah membicarakan apa yang dirasakan pada pasangan. Utarakan semua kekhawatiran yang dirasakan, saling mendukung dan cari jalan keluar bersama dengan pasangan.
Selain dengan pasangan, tidak ada salahnya juga untuk berbicara dengan anggota keluarga lainnya atau teman terdekat. Meski mungkin tidak banyak membantu secara langsung, hal ini dapat membantu meredakan stres dan emosi yang selama ini dipendam.
Tanda Seorang Ayah Mengalami Baby Blues
Terkadang, baby blues pada ayah dipicu oleh permasalahan yang lebih rumit dan serius. Hal ini kemudian bisa mengembangkan kondisi yang lebih berat yang ditandai dengan gejala berikut:
- Selalu merasa lelah dan cemas.
- Terobsesi dengan uang atau masalah keuangan.
- Menarik diri dari keluarga.
- Sensitif dan mudah tersinggung.
- Sulit tidur atau justru tidur berlebihan.
Baca juga: Bagaimana Baby Blues Syndrome Memengaruhi Kesehatan Bayi?
Jika ibu melihat tanda-tanda baby blues pada ayah, jangan ragu untuk bertanya pada dokter atau psikolog di aplikasi Halodoc. Ajak juga ayah untuk berbicara dari hati ke hati dan mencari solusi bersama. Bila dokter meresepkan obat yang dapat membantu, ibu bisa beli obatnya dengan mudah lewat aplikasi Halodoc juga.