Apakah Aman Memelihara Kucing saat Memiliki Bayi?
Halodoc, Jakarta – Bagi calon orangtua, menanti kehadiran bayi di tengah-tengah keluarga menjadi hal yang mendebarkan sekaligus membuat khawatir. Kebanyakan orangtua merasa mungkin masih meraba tentang hal apa saja yang harus dilakukan kelak. Nah, biasanya perasaan cemas dan khawatir lebih sering dialami calon orangtua yang memelihara kucing di rumah.
Bukan tanpa alasan, membiarkan kucing dan bayi baru lahir di ruangan yang sama mungkin terdengar seperti ide yang tidak mudah dilakukan. Masalah keamanan bayi dan risiko gangguan kesehatan sering menjadi alasan. Namun, bukan berarti hal ini tidak bisa terwujud. Apakah aman untuk memelihara kucing saat memiliki bayi? Jawabannya aman.
Baca juga: Ini 5 Latihan Dasar untuk Anak Kucing Peliharaan
Tips Aman Memelihara Kucing
Meski memiliki tingkah yang lucu dan menggemaskan, kucing tetaplah seekor hewan. Saat merasa terancam atau karena situasi tertentu, kucing bisa mencakar bahkan menggigit. Jika dihadapkan dengan bayi baru lahir yang tidak berdaya, tentu hal tersebut akan terdengar mengerikan. Belum lagi, risiko gangguan kesehatan yang mungkin muncul jika Si Kecil dibiarkan dekat dengan hewan berbulu ini.
Namun jangan khawatir, dengan sedikit pengaturan dan perubahan di rumah, sebenarnya aman-aman saja untuk memelihara kucing saat memiliki bayi. Hal yang perlu ibu perhatikan adalah selalu memberi jarak antara bayi dan kucing peliharaan, terutama saat bayi sedang sendirian, entah di kamar, di ayunan, atau di kasur.
Perlu diingat, keselamatan Si Kecil adalah hal yang penting diperhatikan jika ada kucing peliharaan di rumah. Sebaiknya, hindari kucing dan bayi baru lahir tidur di kasur yang sama. Sebab, hal ini bisa meningkatkan risiko bayi tidak sengaja tercakar atau mengalami gangguan pernapasan karena bulu-bulu kucing. Ibu dan ayah tentu juga akan merasa lebih tenang jika tempat tidur bayi dan kucing dipisah.
Baca juga: Benarkah Memelihara Kucing dapat Mencegah Asma pada Bayi?
Selain itu, memelihara kucing di rumah juga bisa membuat orangtua khawatir akan risiko penularan toksoplasmosis. Penyakit ini disebabkan oleh infeksi parasit protozoa (organisme bersel satu) Toxoplasma gondii. Jenis parasit ini sering kali terdapat pada kotoran kucing atau daging yang belum matang. Nyatanya, toksoplasmosis adalah “ancaman” nyata yang harus diwaspadai.
Biasanya, pencegahan terhadap infeksi ini sudah dilakukan sejak kehamilan. Namun, risiko penyakit ini tetap perlu diwaspadai. Cara penularan parasit penyebab infeksi pada bayi baru lahir sama dengan pada wanita hamil. Kondisi ini ditandai dengan gejala seperti demam, sakit kepala, dan nyeri di seluruh tubuh.
Namun jangan khawatir, ibu dan ayah bisa mencegah penularan toksoplasmosis pada bayi dengan beberapa cara, mulai dari menjaga kucing tetap di dalam rumah, jangan biarkan kucing mendekat dengan kucing liar, jangan biarkan bayi menyentuh atau memakan kotoran kucing, selalu mencuci tangan dengan sabun atau kenakan sarung tangan sebelum dan setelah menyentuh kucing, serta jangan memberi makan kucing dengan daging mentah, sebab ada risiko daging mengandung parasit dan kucing bisa menularkannya.
Baca juga: Bagaimana Cara Merawat Kucing yang Sudah Menua?
Ayah dan ibu juga perlu mengetahui kapan waktu yang tepat untuk menjauhkan kucing dari jangkauan bayi, salah satunya saat kucing peliharaan mulai menunjukkan gejala sakit. Kalau itu yang terjadi, sebaiknya segera bawa kucing kesayangan ke dokter hewan atau ibu bisa menanyakan seputar gejala yang dialami kucing ke dokter hewan melalui aplikasi Halodoc. Download aplikasinya di sini!
Referensi:
NHS Choices UK. Diakses pada 2021. Toxoplasmosis.
Healthline. Diakses pada 2021. How to Introduce Your Cat to Your Newborn.
WebMD. Diakses pada 2021. Prepping Your Pet for Your New Baby.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan