Apa yang Perlu Diperhatikan setelah Inseminasi Buatan?
“Inseminasi buatan adalah cara pengobatan untuk meningkatkan peluang kehamilan seseorang. Metode yang digunakan yaitu mengantarkan sperma langsung ke leher rahim atau rahim. Hanya saja, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan setelah inseminasi buatan, yaitu tingkat keberhasilan hingga risiko setelahnya.”
Halodoc, Jakarta – Inseminasi buatan adalah metode pengobatan kesuburan yang digunakan untuk mengantarkan sperma langsung ke leher rahim atau rahim, dengan harapan bisa hamil. Terkadang, sperma perlu disiapkan untuk meningkatkan kemungkinan seorang wanita hamil.
Ada dua pendekatan utama untuk inseminasi buatan, yaitu inseminasi intrauterin (IUI) dan inseminasi intraservikal (ICI). Beberapa wanita mungkin juga perlu minum obat untuk merangsang pertumbuhan folikel ovarium dan meningkatkan peluang pembuahan. Jika sepasang suami istri telah mengambil tindakan untuk inseminasi buatan, lantas apa yang perlu diperhatikan setelahnya?
Hal yang Perlu DIperhatikan Setelah Inseminasi Buatan
Proses pembuahan membutuhkan sperma pria agar bisa berjalan menuju vagina, melalui leher rahim, ke rahim, dan ke tuba falopi di mana sel telur dibuahi. Namun, terkadang sperma pria tidak cukup pergerakan untuk melakukan perjalanan tersebut. Di lain waktu, serviks wanita dalam kondisi tidak memungkinan sperma melakukan perjalanan ke dalam rahim. Dalam kasus ini dan situasi lain, inseminasi buatan bisa jadi cara untuk membantu seorang wanita hamil.
Setelah inseminasi buatan, wanita diminta untuk berbaring telentang untuk waktu yang singkat. Setelah prosedur selesai, wanita bisa saja mengalami bercak ringan selama satu atau dua hari setelah prosedur. Setelah itu, beberapa hal berikut ini perlu juga diperhatikan:
1. Hasil Inseminasi Buatan
Kamu dan pasangan perlu menunggu dua minggu sebelum melakukan tes kehamilan di rumah. Pengujian yang terlalu cepat dapat menghasilkan hasil yang:
- Negatif palsu: Jika hormon kehamilan belum mencapai tingkat yang terukur, hasil tes mungkin negatif, padahal sebenarnya sudah hamil.
- Positif palsu: Jika kamu menggunakan obat pemicu ovulasi seperti HCG, obat yang masih beredar di tubuh dapat mengindikasikan kehamilan saat sebenarnya tidak hamil.
Dokter mungkin juga menginstruksikan untuk kembali sekitar dua minggu setelah hasil pemeriksaan rumah untuk tes darah. Pemeriksaan darah lebih sensitif dalam mendeteksi hormon kehamilan setelah pembuahan. Jika kamu tidak hamil, maka bisa mencoba IUI lagi sebelum beralih ke perawatan kesuburan lainnya. Sering kali, terapi yang sama digunakan selama tiga sampai enam bulan untuk memaksimalkan peluang kehamilan.
2. Efek Samping
Kamu mungkin mengalami bercak dan kram ringan setelah inseminasi buatan. Dalam kasus yang jarang, seorang wanita dapat mengalami infeksi. Namun, kemungkinan infeksi kurang dari 0,5 persen. Jika tubuh terasa hangat, mengalami keputihan yang tidak biasa atau merasa sakit dalam waktu 24 jam setelah inseminasi buatan, segera kunjungi dokter.
3. Tingkat Keberhasilan
Keberhasilan inseminasi buatan bervariasi berdasarkan usia wanita. Usia wanita yang lebih muda memiliki tingkat keberhasilan yang lebih tinggi. Kualitas sperma dan adanya kerusakan tuba fallopi juga mempengaruhi tingkat keberhasilan inseminasi buatan.
Berikut adalah perkiraan tingkat keberhasilan inseminasi buatan yang dilansir dari Parents.com:
- IUI untuk infertilitas faktor pria: tingkat keberhasilan 8–10 persen per siklus.
- IUI untuk infertilitas tuba: tingkat keberhasilan 5 persen per siklus.
- IUI untuk infertilitas yang tidak dapat dijelaskan: tingkat keberhasilan 18–20 persen per siklus.
Peluang hamil meningkat dengan setiap siklus IUI tambahan. Jika kamu tidak hamil setelah tiga atau empat siklus IUI, dokter akan merekomendasikan fertilisasi in vitro (IVF).
4. Risiko
Ada beberapa risiko saat menjalani inseminasi buatan:
- Hamil Kembar. Kembar dua, tiga, atau lebih meningkat jika seorang wanita menerima IUI bersamaan dengan obat kesuburan lainnya. Kehamilan dengan lebih dari satu janin meningkatkan kemungkinan komplikasi, seperti kelahiran prematur atau keguguran.
- Sindrom Hiperstimulasi Ovarium (OHSS), dapat menyebabkan ovarium membengkak setelah menggabungkan obat kesuburan dan IUI. Hal ini jarang terjadi, dan gejalanya biasanya ringan hingga sedang. Namun terkadang, dapat menimbulkan komplikasi serius.
Perlu dipahami, inseminasi buatan tidak akan berhasil untuk semua orang. Beberapa pasangan mungkin berhasil hamil, sementara itu yang lainnya mungkin tidak berhasil sama sekali.
Untuk memastikan tingkat keberhasilan dan beberapa alternatif berikutnya jika gagal, sebaiknya diskusikan pada dokter di aplikasi Halodoc. Yuk, segera download aplikasi Halodoc sekarang juga!
Referensi:
Hindawi. Diakses pada 2021. Do We Pay Enough Attention to Culture Conditions in Context of Perinatal Outcome after In Vitro Fertilization? Up-to-Date Literature Review.
Healthline. Diakses pada 2021. Everything You Need to Know About Artificial Insemination.
Medical News Today. Diakses pada 2021. What to know about artificial insemination
Parents. Diakses pada 2021. What to Expect When You Have an IUI Procedure.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan