Apa yang Perlu Diperhatikan setelah Imunisasi?
"Untuk menghindari infeksi virus, bakteri, atau bahkan penyakit menular seksual, kamu memerlukan vaksin atau imunisasi. Selain itu, agar vaksin bekerja maskimal, kamu harus tahu langkah yang perlu dilakukan setelah mendapatkan vaksin."
Halodoc, Jakarta - Guna meningkatkan kekebalan dan imunitas, tubuh memerlukan vaksin atau imunisasi. Prosedur medis ini dilakukan dengan memberikan vaksin yang mampu mendorong tubuh untuk membentuk antibodi sehingga mampu menangkal infeksi yang berbahaya.
Pemberian vaksin dilakukan sejak bayi dilahirkan hingga dewasa. Jadwalnya sudah ditentukan, bergantung pada jenis penyakit yang hendak dicegah, begitu pula dengan dosis pemberiannya. Beberapa jenis vaksin diberikan satu kali, tetapi ada pula yang perlu diulang hingga beberapa kali. Pemberian vaksin sendiri dilakukan secara oral maupun injeksi.
Baca juga: Ini Jadwal Imunisasi Dasar Anak yang Harus Diketahui
Imunisasi Dasar dan Lanjutan
Jenis imunisasi terbagi menjadi dua jenis, yaitu imunisasi dasar dan lanjutan. Pakar kesehatan, khususnya di Indonesia, mewajibkan masyarakat Indonesia mendapatkan imunisasi dasar dan lanjutan tersebut, dengan rincian sebagai berikut:
Imunisasi dasar, yaitu:
- Hepatitis B pada usia 0 bulan sebanyak 1 dosis.
- Polio dan BCG pada usia 1 bulan sebanyak 1 dosis.
- Hepatitis B, polio, HiB, dan DTP pada usia 2 bulan sebanyak 1 dosis.
- Hepatitis B, polio, HiB, dan DTP kedua pada usia 3 bulan sebanyak 1 dosis.
- Hepatitis B, polio, HiB, dan DTP ketiga pada usia 4 bulan sebanyak 1 dosis.
- Campak atau MR pada usia 9 bulan sebanyak 1 dosis.
Sementara itu, imunisasi lanjutan mencakup:
- Hepatitis B, HiB, DTP, dan campak atau MR pada usia antara 18–24 bulan sebanyak 1 dosis.
- Campak dan DT pada anak kelas 1 SD atau sederajat sebanyak 1.
Baca juga: Ketahui Manfaat, Efek Samping & Jenis Imunisasi Bagi Bayi
Sebenarnya, masih ada lagi beberapa jenis vaksin yang dianjurkan untuk diberikan pada anak, seperti PCV, rotavirus, IPV, flu, Japanese Encephalitis, dan lainnya. Meski begitu, vaksin tersebut tidak diwajibkan, tetapi tetap lebih baik diberikan untuk memberikan perlindungan tubuh yang lebih sempurna.
Hal yang Perlu Diperhatikan Setelah Vaksin
Mendapatkan vaksinasi sama pentingnya untuk orang dewasa seperti halnya untuk anak-anak. Melakukan persiapan dapat membantu kamu untuk mendapatkan semua informasi yang kamu butuhkan. Jadi, sebelum melakukan vaksin, kamu lebih baik bertanya dulu pada dokter melalui aplikasi Halodoc sekaligus membuat janji pelaksanaan vaksin di rumah sakit.
Sebagian besar vaksin tidak memiliki efek samping yang serius. Beberapa efek yang muncul pun biasanya ringan, seperti:
- Muncul rasa nyeri, bengkak, atau kemerahan di tempat suntikan diberikan.
- Demam ringan.
- Panas dingin.
- Merasa lelah.
- Sakit kepala.
- Nyeri otot dan persendian.
Efek samping ringan tersebut bisa dengan mudah kamu atasi dengan beberapa langkah berikut ini.
- Minum banyak cairan agar tidak dehidrasi.
- Kenakan pakaian yang menyerap keringat dan tipis ketika demam.
- Taruh waslap dingin atau basah di tempat yang sakit sebagai kompres.
- Konsumsi obat pereda nyeri non-aspirin atas saran dokter.
- Jika lengan kamu sakit setelah disuntik, coba gerakkan karena dapat membantu meredakan nyeri dan bengkak.
Baca juga: 5 Dampak Negatif Jika Bayi Tidak Imunisasi
Sangat kecil kemungkinannya kamu akan mengalami efek samping yang serius dari vaksin, termasuk alergi. Jika ini terjadi, biasanya reaksi akan muncul dalam beberapa menit dan petugas medis akan segera memberikan penanganan sehingga reaksi alergi bisa segera terobati.
Jangan lewatkan vaksin karena hal tersebut penting untuk melindungi tubuh dari serangan penyakit berbahaya. Tidak hanya melindungi diri sendiri, kamu juga akan membantu menjaga dan melindungi orang lain yang tidak bisa mendapatkan vaksin dengan turut melakukan imunisasi sesuai anjuran.
Referensi: