Apa yang Dimaksud dengan CT Value pada Hasil Tes PCR?
“Ketika menjalani tes PCR, kamu akan menemukan angka CT value. Memahami CT value penting untuk memprediksi seberapa banyak jumlah virus yang ada di dalam tubuh, memantau kondisi pengidap COVID-19, dan membantu dokter menentukan langkah pengobatan.”
Bila kamu ingin membuat janji pemeriksaan tes PCR di rumah sakit yang dekat dari rumah, bisa melalui aplikasi Halodoc.
Halodoc, Jakarta - Episode akhir pandemi COVID-19 di Indonesia tampaknya masih belum bisa diprediksi. Meski angka vaksinasi terus meningkat, kenaikan kasus positif masih terus terjadi. Salah satu yang belakangan ramai diperbincangkan adalah CT value (cycle threshold value) pada hasil tes PCR orang yang terinfeksi.
Perlu diketahui bahwa untuk mengetahui status infeksi COVID-19, diperlukan pemeriksaan, salah satunya dengan tes PCR atau polymerase chain reaction. Di dalam hasilnya, CT value adalah salah satu yang jadi patokan. Sebenarnya, apa sih yang dimaksud CT value? Yuk simak pembahasannya!
Baca juga: Ini 3 Hal yang Masih Dipertanyakan Soal Vaksinasi Corona
Mengenal CT Value pada Tes PCR
Di kalangan pasien maupun penyintas COVID-19, istilah CT value rasanya sudah tidak asing lagi. Beberapa bulan ke belakang, terkait tes COVID-19 umumnya orang-orang hanya membahas status positif atau negatif. Namun, kali ini justru istilah CT value yang menyita perhatian publik. Lalu, apa itu CT value?
Secara sederhana, CT value adalah banyaknya jumlah siklus yang dihasilkan dalam mencari materi genetik virus dari sampel lendir atau hasil swab pasien COVID-19. Pertanyaannya, siklus apa yang dimaksud?
Nah, di sini kamu harus memahami metode real-time RT-PCR, pemeriksaan yang mengambil sampel swab cairan dari hidung serta tenggorokan. Setelah diambil, sampel ini dimasukkan ke dalam tabung khusus berisi cairan untuk menjaga kestabilan materi genetik virus (VTM/viral transport medium) dan dibawa ke laboratorium.
Mengutip dari laman Rumah Sakit Universitas Indonesia, tahap selanjutnya sampel akan melalui prosedur ekstraksi, yaitu proses menggunakan kit tertentu. Tujuannya untuk mengeluarkan materi genetik virus yang dikehendaki.
Virus yang menyebabkan COVID-19 merupakan virus RNA, sehingga dalam mendeteksi virus ini perlu didahului proses perubahan atau konversi dari RNA menjadi DNA.
Setelah itu, akan dilakukan amplifikasi atau perbanyakan target materi genetik menggunakan mesin real-time PCR. Mesin ini menggunakan fluoresensi sehingga setiap terjadi amplifikasi, akan terbentuk sinyal fluoresensi yang ditangkap oleh detektor sepanjang proses PCR berlangsung.
Baca juga: Jokowi Divaksin, Ini 8 Fakta Vaksin Sinovac yang Perlu Diketahui
Proses amplifikasi tersebut terjadi berulang-ulang hingga sekitar 40 siklus. Sinyal fluoresensi yang dihasilkan berbanding lurus atau proporsional terhadap amplifikasi yang terjadi.
Pada satu titik, jumlah sinyal fluoresensi pada proses amplifikasi tersebut mencapai nilai minimal untuk dapat diinterpretasikan sebagai hasil positif. Nah, titik tersebut dinamakan nilai CT atau CT value.
Arti Angka yang Perlu Dipahami
Jumlah angka yang tertera pada CT value juga masih perbincangan hangat. Hal yang perlu dicatat, angka hasil CT value itu berbanding terbalik dengan konsentrasi genetik virus.
Semakin besar angka pada CT value, maka semakin sedikit konsentrasi virus pada sampel tubuh pasien. Artinya, semakin tinggi CT value, maka semakin rendah kemungkinan virus untuk menyebabkan infeksi.
Baca juga: Ini Penyebab Munculnya Varian Baru Virus Corona
Hal sebaliknya juga berlaku, semakin sedikit angka CT value, maka materi virus pada tubuh masih terbilang banyak. Alhasil, kemungkinan virus mampu menyebabkan infeksi masih besar.
Virus dari sampel yang memiliki CT value lebih dari 34, tidak menimbulkan infeksi. Nah, hal ini yang membuat beberapa dokter menggunakan CT value untuk menentukan penularan penyakit lebih lanjut. Selain itu, CT value kini juga digunakan dokter untuk menetapkan apakah seorang pasien masih perlu melakukan isolasi mandiri lebih lanjut atau tidak.
Jika masih memiliki pertanyaan tentang COVID-19 atau memiliki keluhan kesehatan lainnya, kamu bisa bertanya langsung pada dokter melalui aplikasi Halodoc. Jika kamu sedang menjalani isolasi mandiri, tenang saja, kamu bisa beli obat dan vitamin dengan mudah melalui aplikasi Halodoc.