Apa Penyebab Sindrom HELLP pada Ibu Hamil?

Ditinjau oleh  dr. Verury Verona Handayani   07 Agustus 2020
Apa Penyebab Sindrom HELLP pada Ibu Hamil?Apa Penyebab Sindrom HELLP pada Ibu Hamil?

Halodoc, Jakarta - Pernahkah kamu mendengar istilah Sindrom HELLP sebelumnya? Ini adalah gangguan yang berpotensi mengancam jiwa yang umumnya dikaitkan dengan preeklamsia, yakni kondisi yang terjadi pada lima hingga delapan persen kehamilan. Kondisi ini pun paling sering terjadi setelah minggu ke-20 kehamilan. 

Dalam dunia medis, sindrom HELLP merupakan kelainan hati dan darah yang bisa berakibat fatal jika tidak segera ditangani. Gejala-gejala sindrom HELLP juga cukup luas dan samar-samar, bahkan kerap sulit untuk didiagnosis pada awalnya.

Baca juga: 5 Sindrom yang Perlu Diwaspadai Ibu Hamil

Lebih dalam Tentang Sindrom HELLP

Melansir American Pregnancy Association, nama sindrom HELLP adalah singkatan dari tiga kelainan utama yang akan terlihat pada analisis laboratorium awal. Kondisi ini meliputi: 

  • Hemolisis: Hemolisis mengacu pada kerusakan sel darah merah. Pada orang dengan hemolisis, sel darah merah rusak terlalu cepat dan terlalu cepat. Ini dapat menyebabkan kadar sel darah merah rendah dan pada akhirnya dapat menyebabkan anemia, suatu kondisi ketika darah tidak membawa oksigen yang cukup ke seluruh tubuh.
  • Enzim Hati Tinggi (Elevated Liver Enzymes): Enzim hati yang meningkat menunjukkan bahwa hati tidak berfungsi dengan baik. Sel-sel hati yang meradang atau terluka membocorkan sejumlah besar bahan kimia tertentu, termasuk enzim, ke dalam darah.
  • Jumlah Trombosit Rendah (Low Platelet Count): Trombosit adalah komponen darah yang membantu pembekuan. Ketika kadar trombosit rendah, seseorang akan mengalami peningkatan risiko perdarahan yang berlebihan.

Sindrom HELLP adalah kelainan langka, yang memengaruhi kurang dari 1 persen dari semua kehamilan. Namun, ini merupakan masalah kesehatan utama dan dapat mengancam jiwa ibu dan bayi yang belum lahir. Oleh karena itu, selalu periksakan kondisi kesehatan kamu selama kehamilan berlangsung. Kamu juga bisa berdiskusi dengan dokter di Halodoc mengenai kondisi kehamilan, terlebih jika kamu mengalami gejala yang mencurigakan. Perawatan yang dilakukan lebih cepat adalah hal terbaik guna mencegah komplikasi yang tidak diinginkan. 

Baca juga: 4 Potensi Penyakit Ibu Hamil di Trimester Ketiga

Apa Penyebab Sindrom HELLP? 

Sayangnya, hingga kini para ahli belum menemukan penyebab sindrom HELLP. Namun, ada faktor-faktor tertentu yang dapat meningkatkan risiko seorang ibu hamil mengalaminya. 

Preeklampsia adalah faktor risiko terbesar. Kondisi ini ditandai oleh tekanan darah tinggi, dan biasanya terjadi selama trimester terakhir kehamilan. Namun, ini dapat terjadi lebih awal pada kehamilan atau postpartum meski kasusnya lebih jarang terjadi. Kamu pun tak perlu khawatir berlebihan karena tidak semua wanita hamil dengan preeklampsia akan mengalami sindrom HELLP.

Ada beberapa faktor risiko lain yang bisa sebabkan seorang ibu hamil alami sindrom HELLP, antara lain: 

  • Berusia di atas 35 tahun.
  • Keturunan Afrika-Amerika.
  • Memiliki berat badan berlebihan. 
  • Pernah hamil sebelumnya.
  • Mengidap diabetes atau penyakit ginjal.
  • Memiliki tekanan darah tinggi.
  • Pernah mengalami preeklampsia sebelumnya.

Seorang wanita juga berisiko lebih tinggi terkena sindrom HELLP jika mengalami kondisi tersebut selama kehamilan sebelumnya. 

Ini Langkah Mengatasi Sindrom HELLP

Setelah diagnosis sindrom HELLP dikonfirmasi, melahirkan bayi sesegera mungkin adalah cara terbaik untuk mencegah komplikasi. Ini adalah satu-satunya cara untuk menghentikan perkembangan penyakit. Sehingga dalam banyak kasus sindrom HELLP, bayi akan lahir prematur.

Namun, perawatan juga bisa dapat bervariasi tergantung pada keparahan gejala dan seberapa dekat kamu dengan waktu perkiraan kelahiran. Jika gejala sindrom HELLP tergolong ringan atau jika bayi berusia kurang dari 34 minggu, dokter dapat merekomendasikan beberapa hal untuk perawatan, misalnya:

  • Transfusi darah untuk mengobati anemia dan kadar trombosit yang rendah.
  • Pemberian magnesium sulfat untuk mencegah kejang.
  • Pemberian obat antihipertensi untuk mengendalikan tekanan darah.
  • Pemberian obat kortikosteroid untuk membantu paru-paru bayi matang jika seandainya persalinan dini diperlukan.

Selama perawatan, dokter akan memantau tingkat sel darah merah, trombosit, dan enzim hati. Kesehatan bayi juga akan diawasi dengan ketat. Dokter mungkin merekomendasikan tes prenatal tertentu yang mengevaluasi gerakan, detak jantung, stres, dan aliran darah. Wanita yang mengidap kondisi ini pun perlu dirawat di rumah sakit untuk pemantauan ketat.

Baca juga: Hamil Trimester Ketiga, Jangan Percaya Mitos Ini

Itulah informasi mengenai sindrom HELLP yang rentan terjadi pada ibu hamil. Jika kamu masih memiliki pertanyaan terkait hal ini, jangan ragu untuk mendiskusikannya dengan dokter di Halodoc, ya!

Referensi:
American Pregnancy Association. Diakses pada 2020. HELLP Syndrome.
Healthline. Diakses pada 2020. HELLP Syndrome.
WebMD. Diakses pada 2020. What is HELLP Syndrome?