Apa Pemeriksaan yang Bisa Mendiagnosis Gangguan Pendengaran?
Halodoc, Jakarta - Gangguan pendengaran seperti kehilangan pendengaran yang terjadi secara bertahap seiring bertambahnya usia (presbycusis) adalah hal biasa. Sekitar sepertiga orang di Amerika Serikat yang berusia antara 65 dan 75 tahun mengalami gangguan pendengaran.
Kehilangan pendengaran biasanya didefinisikan sebagai salah satu dari tiga jenis, yakni konduktif (melibatkan telinga luar atau tengah), sensorineural (melibatkan telinga bagian dalam), dan campuran (kombinasi keduanya). Penuaan dan paparan kronis terhadap suara keras sama-sama berkontribusi pada gangguan pendengaran. Sementara itu, ada faktor lain, seperti kotoran telinga yang berlebihan yang dapat mengurangi fungsi pendengaran sementara waktu.
Sebagian besar jenis gangguan pendengaran tak bisa disembuhkan. Namun, kamu bisa mengambil beberapa langkah perawatan dan pengobatan untuk meningkatkan kemampuan pendengaran.
Baca juga: Mengenal Polusi Suara dan Efeknya pada Kesehatan
Diagnosis Gangguan Pendengaran
Ada beberapa tes untuk mendiagnosis gangguan pendengaran, antara lain:
- Pemeriksaan Fisik. Dokter akan memeriksa telinga untuk mengetahui kemungkinan penyebab gangguan pendengaran, misalnya seperti kotoran telinga atau peradangan akibat infeksi. Dokter juga akan mencari penyebab struktural dari masalah pendengaran.
- Tes Skrining. Dokter mungkin akan menggunakan tes bisikan, meminta kamu untuk menutupi telinga satu per satu untuk melihat seberapa baik kamu mendengar kata-kata yang diucapkan pada berbagai volume dan bagaimana kamu menanggapi suara lain. Akurasinya bisa dibatasi.
- Tes Pendengaran Berbasis Aplikasi. Ada aplikasi seluler yang tersedia dan dapat digunakan sendiri di smartphone atau tablet untuk menyaring gangguan pendengaran tingkat sedang.
- Tes Garpu Tala. Garpu tala adalah instrumen logam bercabang dua yang menghasilkan suara saat dipukul. Tes sederhana dengan garpu tala dapat membantu dokter mendeteksi gangguan pendengaran. Evaluasi ini juga dapat mengungkapkan di bagian telinga mana kerusakan telah terjadi.
- Tes Audiometri. Selama tes yang lebih menyeluruh yang dilakukan oleh seorang audiolog, kamu akan memakai earphone dan mendengar suara serta kata-kata yang diarahkan ke setiap telinga. Setiap nada diulangi pada tingkat yang samar untuk menemukan suara paling pelan yang dapat didengar.
Jika kamu mengalami gangguan pendengaran, kamu bisa tanyakan dokter di Halodoc mengenai tes yang mungkin kamu perlukan. Dokter tidak akan sungkan untuk menjelaskan langkah diagnosis untuk mendeteksi jenis gangguan pendengaran apa yang kamu alami.
Baca juga: 5 Jenis Gangguan Pendengaran yang Perlu Diketahui
Perawatan untuk Gangguan Pendengaran
Kehilangan pendengaran terkadang membaik dengan sendirinya, atau dapat diobati dengan obat atau prosedur sederhana. Misalnya, kotoran telinga bisa disedot keluar, atau dilunakkan dengan obat tetes telinga.
Namun, pada jenis lain seperti gangguan pendengaran bertahap, yang sering terjadi seiring bertambahnya usia, mungkin akan bersifat permanen. Dalam kasus ini, pengobatan dapat membantu memaksimalkan pendengaran yang tersisa. Ini mungkin melibatkan penggunaan:
- Alat bantu dengar.
- Implan, yakni perangkat yang dipasang ke tengkorak atau ditempatkan jauh di dalam telinga, jika alat bantu dengar tidak cocok.
- Berbagai cara berkomunikasi, seperti bahasa isyarat atau membaca bibir.
Baca juga: Kenapa Telinga Berdengung saat Naik Pesawat?
Langkah Mencegah Gangguan Pendengaran
Sayangnya gangguan pendengaran tidak selalu bisa dicegah. Namun, ada beberapa hal sederhana yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko merusak pendengaran, misalnya:
- Tidak memutar TV, radio, atau musik terlalu keras.
- Menggunakan headphone yang memblokir lebih banyak kebisingan luar, alih-alih menaikkan volume.
- Memakai pelindung telinga (seperti pelindung telinga) jika kamu bekerja di lingkungan yang bising, seperti bengkel garasi atau lokasi bangunan; Penyumbat telinga berventilasi khusus yang memungkinkan beberapa suara masuk juga tersedia untuk musisi.
- Menggunakan pelindung telinga di konser yang bising dan acara lain dengan tingkat kebisingan yang tinggi.
- Tidak memasukkan benda ke telinga sendiri atau anak-anak, seperti misalnya jari, cotton bud, kapas, dan tisu.