Antipiretik: Manfaat, Dosis, dan Efek Sampingnya

3 menit
Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   10 Agustus 2022

“Pemberian antipiretik dilakukan untuk mengontrol suhu tubuh, mengurangi ketidaknyamanan sebagai akibat demam, serta mengobati penyebab kenaikan suhu tubuh tersebut.”

Antipiretik: Manfaat, Dosis, dan Efek SampingnyaAntipiretik: Manfaat, Dosis, dan Efek Sampingnya

Halodoc, Jakarta – Antipiretik adalah obat yang digunakan untuk meredakan atau mengurangi demam. Sebagian besar jenis obat antipiretik yang digunakan saat ini umumnya digunakan untuk mengobati nyeri ringan, tetapi juga memiliki sifat antipiretik.

Kategori obat antipiretik adalah pilihan yang sangat baik untuk mengurangi demam dan ketidaknyamanan yang terkait dengan demam. Informasi selengkapnya mengenai manfaat, dosis, dan efek samping dari jenis obat antipiretik bisa dibaca di sini!

Jenis Obat Antipiretik dan Aturan Penggunaannya

Demam sebenarnya adalah respons alami terhadap perubahan dalam tubuh. Saat ada patogen yang masuk, maka akan muncul respons inflamasi yang terkait dengan peningkatan sel darah putih yang diaktifkan oleh imun tubuh.

Sistem kekebalan bereaksi terhadap benda asing seperti virus atau bakteri yang masuk ke dalam tubuh, kemudian meningkatkan sirkulasi sitokin proinflamasi ke dalam aliran darah. Demam disebabkan oleh peningkatan produksi prostaglandin E2 yang mengubah laju pembakaran neuron hipotalamus yang mengontrol suhu tubuh. 

Walaupun demam adalah respons perlindungan diri, demam dapat menyebabkan rasa sakit dan ketidaknyamanan yang parah, berkeringat, dan sakit kepala.  Demam bahkan bisa terjadi berhari-hari dan bisa mencapai suhu tubuh yang sangat tinggi.

Nah, pemberian antipiretik dilakukan untuk mengontrol suhu tubuh, mengurangi ketidaknyamanan sebagai akibat demam, serta mengobati penyebab yang mendasarinya.

Ada tiga kelas obat antipiretik, yaitu: 

1. Acetaminophen 

Jenis obat ini digunakan untuk mengobati nyeri tingkat rendah, seperti inhibitor siklooksigenase (COX-1 dan COX-2) non-spesifik. Dosis acetaminophen digunakan sesuai dengan panduan pada keterangan konsumsi obat atau arahan dokter. Overdosis obat ini dapat merusak hati atau menyebabkan kematian.

Acetaminophen tersedia dalam berbagai bentuk seperti kapsul, tablet cair, tablet kunyah, dan bubuk atau butiran larut.  Orang dewasa dan remaja berusia minimal 12 tahun tidak boleh mengonsumsi lebih dari 1000 miligram (mg) sekaligus atau lebih dari 4000 mg dalam 24 jam. Sementara anak-anak di bawah 12 tahun tidak boleh mengonsumsi lebih dari 5 dosis acetaminophen dalam 24 jam.

2. Salisilat 

Jenis ini digunakan untuk mengobati nyeri ringan dan menurunkan demam, adalah penghambat siklooksigenase (COX-1 dan COX-2) non-spesifik. Berbagai jenis salisilat memiliki fungsi yang berbeda. Itulah mengapa kamu perlu membaca keterangan jelas penggunaan jenis obat ini sebelum memutuskan untuk menggunakannya. 

Biasanya salisilat digunakan di kulit untuk meredakan nyeri atau menurunkan demam.  Jangan menempelkannya pada luka terbuka atau kulit yang rusak. Jangan juga menggunakan pereda nyeri topikal OTC yang mengandung metil salisilat pada anak di bawah usia 12 tahun jika anak tersebut memiliki kondisi seperti radang sendi.

Hentikan penggunaan dan tanyakan kepada dokter jika kondisi memburuk atau gejala berlangsung lebih dari tujuh hari, atau terjadi iritasi kulit yang berlebihan.

3. Obat Antiinflamasi Nonsteroid (NSAID)

Jenis obat ini digunakan untuk mengobati rasa sakit dan menurunkan demam. NSAID tersedia dalam dua bentuk yaitu inhibitor siklooksigenase non-spesifik (COX-1 dan COX-2) atau sebagai inhibitor spesifik, COX-2.

Obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID) adalah obat yang banyak digunakan untuk meredakan nyeri, mengurangi peradangan, dan menurunkan suhu tinggi. NSAID juga sering digunakan untuk meredakan gejala sakit kepala, keseleo dan ketegangan, pilek dan flu, radang sendi, dan penyebab nyeri jangka panjang lainnya.

NSAID bisa dikonsumsi siapa saja, namun beberapa orang dengan kondisi tertentu perlu berhati-hati dalam meminumnya, seperti:

  • Berusia di atas 65 tahun.
  • Sedang hamil atau program kehamilan.
  • Sedang menyusui.
  • Mengidap asma.
  • Memiliki reaksi alergi terhadap NSAID di masa lalu.
  • Mengidap mag sebelumnya.
  • Memiliki masalah dengan jantung, hati, ginjal, tekanan darah, sirkulasi atau usus. 
  • Sedang mengonsumsi obat tertentu.

Jadi, jangan sembarang minum obat, pastikan obat yang kamu konsumsi sesuai dengan kebutuhan dan kondisi kesehatan. Tanyakan saja ke dokter bila kamu butuh informasi seputar, manfaat, dosis, dan efek samping dari konsumsi obat tertentu. Yuk, download Halodoc untuk informasi seputar kesehatan lainnya.

Referensi:
National Health Service. Diakses pada 2022. NSAIDs.
Knowyourotcs.org. Diakses pada 2022. Methyl Salicylate.
Mayo Clinic. Diakses pada 2022. Salicylate (Oral Route, Rectal Route).
Drugs.com. Diakses pada 2022. Acetaminophen. 
Very Well Health. Diakses pada 2022. Acetaminophen: Uses, Dosage, and Side Effects.