Anak Punya Teman Khayalan, Pertanda Skizofrenia?
Halodoc, Jakarta – Memiliki teman imajiner dianggap sebagai bagian yang normal di permainan masa kecil dulu. Sebagian besar penelitian telah menunjukkan berulang kali bahwa kondisi ini biasanya merupakan bagian alami dari masa kanak-kanak bagi banyak anak.
Justru ada banyak manfaat dari memiliki teman imajiner atau khayalan ini. Beberapa manfaatnya adalah membangun kognisi sosial, lebih mudah bergaul, meningkatkan kreativitas, pemahaman emosional, dan strategi koping yang lebih baik.
Tidak Menjadi Penanda Skizofrenia
Imajinasi dapat menjadi bagian penting dari permainan dan perkembangan anak. Memiliki teman imajiner dapat membantu anak mengeksplorasi hubungan dan mengembangkan kreativitas mereka.
Jika anak memberitahu orangtua tentang teman khayalannya, ajukan pertanyaan. Orangtua dapat mempelajari lebih lanjut tentang anak, minat mereka, dan apa yang dilakukan teman khayalan itu untuk anak.
Misalnya, apakah teman khayalan mereka mengajari mereka cara menghadapi pertemanan? Ini juga bisa membantu bermain bersama. Tetapkan tempat ekstra saat makan malam atau tanyakan pada anak apakah teman mereka sedang dalam perjalanan, misalnya.
Jika anak atau teman mereka yang berpura-pura menjadi penuntut atau menyebabkan masalah, orangtua dapat menetapkan batasan. Memiliki teman khayalan tidak sama dengan mengalami gejala-gejala yang sering dikaitkan dengan skizofrenia.
Skizofrenia biasanya tidak menunjukkan gejala sampai seseorang berusia antara 16 dan 30 tahun. Skizofrenia pada anak jarang dan sulit didiagnosis. Ketika hal itu terjadi, biasanya terjadi setelah usia 5 tetapi sebelum 13 tahun.
Beberapa gejala skizofrenia masa kanak-kanak meliputi:
- Paranoia;
- Perubahan mood;
- Halusinasi, seperti mendengar suara atau melihat sesuatu; dan
- Perubahan perilaku yang mendadak.
Jika anak tiba-tiba mengalami perubahan yang mengganggu dalam perilakunya dan mengalami sesuatu yang lebih dari sekadar teman khayalan, hubungi dokter anak atau profesional kesehatan mental.
Gejala skizofrenia dan teman khayalan sering berbeda dan terpisah. Ada kondisi mental dan fisik lainnya yang mungkin memiliki kaitan. Anak-anak yang terus mengembangkan gangguan disosiatif memiliki kemungkinan yang jauh lebih besar untuk memiliki teman khayalan.
Gangguan disosiatif adalah kondisi kesehatan mental di mana seseorang mengalami keterputusan dari kenyataan. Kemudian, orang dewasa dengan sindrom Down memiliki tingkat yang lebih tinggi memiliki teman khayalan dan cenderung membuat teman-teman khayalan ini juga menjadi dewasa.
Catatan Buat Orangtua
Sering kali, teman khayalan tidak berbahaya dan ini adalah normal. Namun, jika orangtua merasa anak mengalami sesuatu yang lebih dari sekadar teman khayalan, segera temui dokter untuk memeriksakan kondisi anak.
Kapan saja perilaku dan suasana hati anak berubah secara dramatis atau mulai membuatmu khawatir, hubungi dokter anak, atau profesional kesehatan mental. Jika teman khayalan anak menjadi menakutkan, agresif, atau menakutkan bagi anak, evaluasikan kondisi dan riwayat pertemanan anak dengan teman khayalan dengan profesional kesehatan mental.
Butuh informasi lebih detail mengenai tumbuh kembang anak, bisa ditanyakan langsung di aplikasi Halodoc. Dokter yang ahli di bidangnya akan berusaha memberikan solusi terbaik untukmu. Caranya, cukup download Halodoc lewat Google Play atau App Store. Melalui fitur Contact Doctor kamu bisa memilih mengobrol lewat Video/Voice Call atau Chat, kapan dan di mana saja tanpa perlu ke luar rumah.
Menurut Laura Markham, Ph.D., penulis Peaceful Parent, Happy Kids mengatakan kalau anak-anak secara alami begitu imajinatif, dan melatih imajinasi mereka dengan baik untuk kesehatan emosional dan mental.
Anak-anak yang memiliki teman khayalan supaya tidak merasa kesepian atau bosan. Terkadang, teman khayalan mungkin juga mengisi kekosongan yang tidak dimiliki teman bermain lainnya. Di masa kanak-kanak, cara untuk menciptakan teman yang sempurna adalah dengan menyulapnya dalam pikiran. Dan itulah yang dilakukan oleh anak-anak. Orangtua tidak perlu khawatir kalau anaknya memiliki teman khayalan. Jika masih ragu, segera kontak Halodoc ya!
Referensi:
Good Housekeeping. Diakses pada 2020. Why Do Children Have Imaginary Friends, and How Far Do You Have to Play Along?
Healthline. Diakses pada 2020. What to Know About Imaginary Friends.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan