Anak Jahil Bukan Berarti Nakal, Ini yang Harus Dilakukan
Halodoc, Jakarta – Mengatasi anak jahil memang terkadang gampang-gampang susah untuk sebagian orangtua. Namun, yang mesti diingat anak jahil bukan berarti nakal, ya. Bisa jadi ada beberapa hal yang membuatnya berperilaku seperti itu. Nah, untungnya ada beberapa tips bagi ibu untuk mengatasi anak yang jahil. Yuk, cari tahu berikut ini:
1. Jangan Melabeli Sebagai “Anak Nakal”
Ketika ibu mesti berhadap dengan anak yang sulit diatur, rewel, atau jahil, berilah mereka nasihat dan pengertian. Bukannya langsung memberikan predikat “anak nakal” atau “anak bandel” pada Si Kecil. Apapun predikatnya, pelabelan pada anak bisa menimbulkan masalah psikologis pada dirinya. Misalnya, mereka jadi enggak percaya diri untuk berhadapan dengan lingkungannya.
Enggak cuma itu, ketika orangtua melabeli mereka, Si Kecil tanpa sadar akan terus mengingat predikat tersebut dalam diri mereka seperti berada di alam bawah sadar mereka. Alhasil, mereka akan berpikir bahwa berubah menjadi anak yang lebih baik merupakan hal yang sia-sia. Lalu, kalau sudah begini apa solusinya?
Nah, daripada memberikan mereka predikat tertentu, sebaiknya berilah pengertian pada mereka untuk tidak melakukan kesalahan atau kejahilan tersebut. Berikan alasan yang mudah mereka mengerti, seperti menjelasan bahwa perbuatan jahil merupakan tindakan yang tidak terpuji.
Baca juga: Ketika Anak Mulai Tertarik dengan Lawan Jenis
2. Beri Panduan
Bila Si Kecil yang tadinya merupakan anak yang tenang dan berubah menjadi jahil, coba selidiki apa penyebabnya. Apakah mereka meniru perilaku tersebut dari kakaknya atau anak lain? Apakah mereka melihatnya dari televisi? Atau adakah perubahan yang memicu perilaku jahil tersebut, seperti berganti pengasuh atau mulai masuk sekolah?
Nah, bila orangtua sudah menemukan alasannya, cobalah beri anak panduan. Contoh, bila anak kedapatan menjahili teman-temannya atau kakaknya, gunakanlah kesempatan itu untuk mengajari dirinya meminta maaf. Jangan bosan untuk memberitahukannya berkali-kali mengenai perilaku yang sopan dan baik. Nah, yang mesti diperhatikan, sebaiknya ibu enggak memarahinya agar mereka bisa belajar mengendalikan perilaku. Karena mememarahi tanpa memberikan “petunjuk” sebenarnya justru memancing anak melakukannya lagi. Pasalnya, mereka belum mengerti alasan kenapa tindakan tersebut salah dan mengapa harus dimarahi karena melakukan hal tersebut. Jadi, memberikan panduan yang tepat bagi anak lebih baik daripada memarahi.
Baca juga: 5 Rutinitas yang Meningkatkan Kecerdasan Anak
3. Jadi Contoh yang Baik
Orangtua merupakan sosok terdekat yang bisa menjadi panutan bagi anak. Bila kamu menginginkan anak tumbuh menjadi pribadi yang baik dan bersahaja, maka perbaikilah terlebih dahulu sikap kamu dan pasangan. Tujuannya jelas, agar bisa menjadi teladan bagi mereka. Ingat, tanpa praktik teori tak akan bisa menjadi kenyataan. Begitu pula dalam hal ini. Bila kamu hanya menasihati diri mereka tanpa memberikan contoh yang nyata, hasilnya akan nihil.
Jangan lupa pula, namanya juga anak-anak makanya jangan heran kalau mereka selalu meniru apa yang mereka saksikan. Nah, jika yang mereka lihat adalah perilaku yang tidak terpuji, maka enggak menutup kemungkinan anak pun akan berperilaku seperti itu.