Anak Alami Hidrosefalus, Apakah Berbahaya?

Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   06 Agustus 2021
Anak Alami Hidrosefalus, Apakah Berbahaya?Anak Alami Hidrosefalus, Apakah Berbahaya?

"Hidrosefalus pada anak adalah hal yang tidak boleh disepelekan. Apakah kondisi ini berbahaya? Jawabannya iya. Secara umum, penyakit yang satu ini terjadi karena ada penumpukan cairan pada organ otak, yaitu organ yang memiliki peran vital dalam tubuh. Jika tidak ditangani dengan tepat, Si Kecil mungkin saja mengalami dampak dari penyakit ini."


Anak Alami Hidrosefalus, Apakah Berbahaya?

Halodoc, Jakarta - Hidrosefalus adalah penyakit yang bisa menyerang anak-anak. Lantas, apakah penyakit ini berbahaya dan bisa memengaruhi tumbuh kembang Si Kecil? Ketahui dulu faktanya! 

Penyakit ini ditandai dengan ukuran kepala anak yang menjadi lebih besar dibandingkan ukuran normal. Sebabnya, ada penumpukan cairan di rongga otak yang kemudian memicu peningkatan tekanan pada otak. Meski sering menyerang bayi dan anak-anak, tetapi penyakit ini juga bisa dialami oleh orang dewasa. Pada orang dewasa, hidrosefalus ditandai dengan gejala sakit kepala parah. 

Baca juga: Ketahui Berbagai Faktor Risiko Hidrosefalus Sejak Dini

Hidrosefalus dan Hal yang Perlu Diketahui

Hidrosefalus terjadi karena otak memproduksi cairan secara berlebihan dan terus-menerus. Ketika tempat untuk menampung otak tidak mumpuni, cairan ini akan diserap oleh pembuluh darah. Sebenarnya, cairan yang diproduksi oleh otak memiliki beberapa fungsi penting, di antaranya:

  • Melindungi otak dari cedera.
  • Membuang limbah sisa metabolisme otak.
  • Menjaga tekanan pada otak.

Ketika otak memproduksi cairan secara berlebihan dan terus-menerus, otomatis akan terjadi penyerapan cairan otak yang tidak seimbang. Saat itulah hidrosefalus pun terjadi. Apakah penyakit ini berbahaya? Jawabannya iya. Hidrosefalus pada anak adalah kondisi yang tidak boleh disepelekan. Sebab, penyakit ini terjadi pada salah satu organ otak yang memiliki fungsi penting dalam tubuh.

Hidrosefalus akan menyebabkan gangguan pada perkembangan fisik dan intelektual pada anak, jika gejala-gejala yang muncul tidak segera mendapatkan penanganan yang tepat. Sejauh ini, belum ada langkah pencegahan yang efektif dalam mengatasi hidrosefalus. Satu-satunya hal yang dapat dilakukan adalah mendapatkan perawatan dan pemeriksaan rutin selama masa kehamilan.

Penyakit ini menyebabkan munculnya gangguan dan perubahan pada otak anak, antara lain: 

  • Adanya penyumbatan aliran cairan pada otak.
  • Adanya ketidakseimbangan antara produksi dan penyerapan cairan pada otak.
  • Adanya cedera dalam otak yang memengaruhi penyerapan cairan dalam otak.

Berbeda dengan anak-anak, hidrosefalus yang terjadi setelah proses persalinan atau beberapa saat setelah lahirnya bayi memiliki kondisi berikut ini:

  • Ketika bayi dilahirkan secara prematur, mereka akan mengalami pendarahan dalam otak.
  • Ketika bayi dilahirkan dengan perkembangan otak dan tulang belakang yang tidak normal, mereka akan mengalami penyumbatan aliran cairan pada otak.
  • Ketika ibu hamil mengalami infeksi sifilis atau rubella saat masa kehamilan, Si Kecil akan memiliki faktor risiko yang lebih tinggi untuk mengalami hidrosefalus saat lahir nanti.

Baca juga: Terserang Hidrosefalus, Bisakah Disembuhkan?

Gejala yang Bisa Dikenali

Ketika hidrosefalus terjadi pada bayi, gejala umum yang muncul akan ditandai dengan ukuran lingkar kepala yang besar dan terlihat tidak normal. Tak hanya itu, gejala akan ditandai dengan:

  • Adanya benjolan lunak di bagian atas kepala.
  • Terjadi perubahan yang cepat pada ukuran lingkar kepala.
  • Mata terlihat selalu memandang ke bawah.
  • Anak menjadi mudah rewel dan mudah mengantuk.
  • Anak menolak untuk makan.
  • Anak mengalami kelemahan pada otot.
  • Pertumbuhan anak yang terhambat.

Berbeda dengan bayi, gejala hidrosefalus pada anak-anak akan meliputi:

  • Rewel dan menangis karena sakit kepala.
  • Mengalami penglihatan kabur, bahkan mata juling.
  • Mengalami perubahan struktur wajah.
  • Menjadi mudah mengantuk.
  • Susah untuk makan.
  • Kehilangan koordinasi gerak tubuh.
  • Kehilangan keseimbangan tubuh.
  • Menjadi mudah marah.
  • Kehilangan kemampuan kognitif.
  • Kehilangan konsentrasi.
  • Mual dan muntah.
  • Kejang-kejang.

Baca juga: Hidrosefalus Bisakah Ukuran Kepala Menjadi Normal? 

Ibu hamil juga disarankan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi untuk menurunkan risiko terjadinya gangguan pada janin. Selain pola hidup sehat, ibu bisa mencoba mengonsumsi suplemen khusus selama hamil. Jika sudah punya resep dari dokter, ibu hamil bisa membeli vitamin atau produk kesehatan lain di aplikasi Halodoc. Dengan layanan antar, pesanan akan dikirim segera ke rumah. Download Halodoc sekarang di App Store atau Google Play!


Referensi: 
NHS. Diakses pada 2021. Hydrocephalus.
AANS. Diakses pada 2021. What Is Hydrocephalus?