Ampuh Turunkan Berat Badan, Coba Military Diet
Halodoc, Jakarta - Semua jenis diet memiliki tujuan akhir yang sama, yaitu menurunkan berat badan. Namun, caranya yang berbeda, dan beberapa jenis diet dianggap ekstrem. Seperti military diet, yang katanya mampu menurunkan berat badan hingga 15 kilogram hanya dalam waktu satu bulan. Namun, amankah diet ini dijalani?
Sebenarnya, military diet atau diet militer menggunakan konsep diet rendah kalori dan karbohidrat yang membuat tubuh bisa turun berat badan mencapai 5 kilogram dalam waktu satu minggu. Diet ini menggunakan pola diet ketat selama 3 hari dan libur selama 4 hari selanjutnya. Siklus yang dibuat setiap minggu atau mingguan ini akan berulang sampai kamu mendapatkan berat badan yang diinginkan.
Benarkah Military Diet Aman Dijalani?
Jenis diet rendah kalori memaksa tubuh berada pada mode lapar karena hanya mendapatkan sedikit asupan makanan. Kondisi ini mengakibatkan tubuh akan menghemat lebih banyak energi dengan cara mengurangi kalori yang seharusnya dibakar. Sebenarnya, ini adalah mekanisme yang terjadi secara alami pada tubuh agar kamu tidak kelaparan.
Baca juga: Menu Diet Sehat yang Cepat Turunkan Berat Badan
Mode kelaparan sendiri bisa terjadi saat tubuh tidak mendapatkan cukup asupan kalori dalam jangka waktu yang panjang. Mode ini akan membuat tubuh menggunakan energi yang berasal dari otot, sehingga akan mengurangi massa otot dan berat badan air. Hal ini akan berujung pada metabolisme tubuh yang menjadi lebih lambat.
Umumnya, pola diet rendah kalori akan membuat kamu mengalami kenaikan berat badan kembali ketika kamu sudah mulai lagi makan seperti biasanya. Meski begitu, military diet juga dipercaya mampu membakar simpanan lemak pada tubuh. Kamu juga perlu tahu bahwa berapa penurunan berat badan yang terjadi pada setiap orang tidaklah sama. Ini bergantung pada usia, jenis kelamin, kondisi kesehatan, juga berat badan sebelum menjalani diet.
Meski terlihat mudah, nyatanya military diet termasuk jenis diet yang ekstrem. Tentunya, diet ini tidak selalu aman dilakukan untuk semua orang. Jadi, sebaiknya kamu pun bertanya terlebih dahulu pada ahli gizi sebelum memutuskan untuk menjalani diet ini. Pakai saja aplikasi Halodoc, karena sekarang tanya jawab dengan dokter lebih mudah lewat aplikasi Halodoc.
Baca juga: Program Diet yang Tepat bagi Kamu yang Sibuk
Apabila sebelumnya kamu terbiasa makan antara 2.000 sampai 2.500 kalori setiap harinya, membatasi asupan makanan secara signifikan akan menjadi hal yang sulit dilakukan. Dampaknya, kamu akan merasa mudah lelah, lekas marah, sulit fokus dan konsentrasi, hingga malas beraktivitas karena kekurangan tenaga.
Pilihan Menu Makanan yang Diragukan
Asupan makanan selama 3 hari menjalani diet militer didapat dari tuna kalengan dan sosis yang merupakan jenis makanan olahan. Sayangnya, makanan dengan proses pengolahan ini sudah lama dihubungkan dengan risiko kanker. Tidak hanya itu, konsumsi es krim selama diet untuk menahan lapar pun dinilai bukan pilihan menu makanan yang tepat.
Sayangnya, pelaku diet ini percaya bahwa kombinasi menu makanan di atas bisa membantu meningkatkan metabolisme tubuh. Padahal, sebenarnya tidak demikian. Sebaliknya, metabolisme tubuh akan melambat karena asupan makanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan tubuh. Belum lagi dengan anjuran bahwa diet ini tidak mengharuskan kamu berolahraga dan cukup dengan membatasi asupan makanan pada tubuh.
Baca juga: 6 Cara Mudah Menurunkan Berat Badan Selain Diet dan Olahraga
Kamu perlu tahu bahwa ada dampak negatif yang mengintai dari menjalani diet ketat dan terbilang ekstrem. Metode diet kilat bisa membuat kamu mengalami penurunan dan kenaikan berat badan yang berdampak pada melemahnya sistem imunitas tubuh. Tidak hanya itu, diet ekstrem juga bisa berakibat pada tingkat metabolisme tubuh yang tidak stabil, hingga meningkatkan risiko gangguan kesehatan lain, termasuk masalah jantung.
Referensi:
WebMD. Diakses pada 2020. The Military Diet.
Livestrong. Diakses pada 2020. Military Diets: Army Diet.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan