Amankah Pemanis Erythritol untuk Pengidap Diabetes?
Halodoc, Jakarta - Pernah mendengar gula erythritol? Pemanis ini masuk dalam kelas senyawa yang disebut dengan gula alkohol. Sebenarnya, ada banyak jenis gula alkohol yang digunakan oleh produsen makanan, seperti xylitol, sorbitol, dan maltitol. Sebagian besar fungsi adalah pemanis rendah kalori dalam produk bebas gula atau rendah gula.
Mayoritas gula alkohol ditemukan dalam jumlah kecil di alam, terutama pada buah dan sayuran. Senyawa ini memiliki struktur molekul yang memberi kemampuan untuk merangsang reseptor rasa manis pada lidahmu. Namun, sepertinya erythritol memiliki perbedaan yang terbilang signifikan dibandingkan dengan gula alkohol lainnya.
Hal pertama yang perlu kamu tahu adalah erythritol mengandung lebih sedikit kalori. Jika gula meja atau gula pasir mengandung sebesar 4 kalori per gram dan xylitol mengandung sebesar 2,4 kalori per gramnya, erythritol hanya mengandung sebesar 0,24 kalori per gram. Sederhananya, dengan hanya mengandung 6 persen kalori gula, erythritol masih mengandung sebesar 70 persen rasa manis.
Baca juga: Diabetes Bisa Sebabkan Katarak, Ini Alasannya
Amankah untuk Pengidap Diabetes?
Secara keseluruhan, erythritol nampaknya aman dikonsumsi. Berbagai studi telah dilakukan tentang toksisitas dan pengaruhnya terhadap metabolisme pada hewan, tetapi belum banyak dilakukan terhadap manusia. Hasilnya, pemberian jangka panjang dengan jumlah tinggi tidak menimbulkan efek samping yang serius.
Meski begitu, ada satu peringatan yang perlu diperhatikan untuk semua jenis gula alkohol, yaitu bisa memicu terjadinya masalah pada pencernaan. Oleh karena memiliki struktur kimia yang unik, tubuh tidak dapat mencernanya dan zat tersebut tidak akan mengalami perubahan melalui sebagian besar sistem pencernaan, hingga mencapai bagian usus besar.
Baca juga: Waspadai Gejala Diabetes yang Menyerang Tubuh
Pada usus besar, gula ini akan difermentasi oleh bakteri yang menghasilkan gas sebagai produk sampingan. Akibatnya, mengonsumsi gula alkohol dalam jumlah tinggi dapat menyebabkan kembung dan gangguan pencernaan. Namun, sekali lagi, erythritol berbeda dengan gula alkohol lainnya. Sebagian besar gula ini akan diserap ke dalam aliran darah sebelum mencapai ke usus besar.
Nah, tubuh manusia ternyata tidak memiliki enzim yang dibutuhkan guna memecah erythritol, sehingga selanjutnya gula alkohol ini akan diekskresikan dalam bentuk aslinya di dalam urine. Ketika orang sehat mengonsumsinya, tidak akan ada perubahan kadar gula darah atau insulin. Juga tidak ditemukan adanya efek ada kolesterol, trigliserida, atau sistem biologis lainnya.
Sementara itu, bagi pengidap diabetes atau mengalami kelebihan berat badan (obesitas) maupun masalah kesehatan lainnya yang berkaitan dengan sindrom metabolik, mengonsumsi erythritol tampaknya menjadi alternatif yang sangat baik sebagai pengganti gula pasir. Jadi, konsumsinya jelas tidak membahayakan dan aman.
Baca juga: Mitos dan Fakta, Pola Makan Dapat Terkait dengan Diabetes
Ketahui Efek Sampingnya
Sekitar 90 persen erythritol yang kamu konsumsi diserap ke dalam aliran darah, sedangkan 10 persen sisanya tidak akan tercerna, hingga mencapai ke usus besar. Tidak seperti gula alkohol kebanyakan, erythritol tampaknya resisten terhadap fermentasi yang dilakukan oleh bakteri di usus besar.
Pemberiannya dalam jumlah sedang tidak menunjukkan adanya efek samping serius terhadap tubuh. Akan tetapi, 50 gram erythritol dalam dosis tunggal memicu terjadinya rasa mual dan perut keroncongan. Meski begitu, sensitivitas gula alkohol ini berbeda dan bisa beragam pada setiap orang.
Agar lebih jelas, kamu bisa bertanya langsung pada dokter spesialis melalui aplikasi Halodoc, guna mengurangi adanya misinformasi atau keluhan yang lebih serius. Kamu juga bisa berobat ke rumah sakit terdekat menggunakan aplikasi Halodoc.