Alat Masak Aluminium Berbahaya bagi Kesehatan? Kenali Faktanya
“Kamu mungkin pernah mendengar berita tentang alat masak aluminium yang dikaitkan dengan masalah kesehatan, termasuk penyakit Alzheimer. Namun, benarkah faktanya demikian?”
Halodoc, Jakarta – Menurut Agency for Toxic Substances and Disease Registry (ATSDR), aluminium adalah jenis logam yang paling melimpah di bumi, sehingga paparan terhadapnya tidak dapat dihindari. Secara alami, beberapa jenis logam ternyata dapat bercampur ke dalam air, tanah, dan makanan. Karena itu, paparan dari logam ini amat sulit untuk dihindari.
Namun, para ahli menyebutkan, jumlah aluminium yang mungkin masuk ke tubuh dari makanan, minuman, maupun penggunaan panci dan wajan dari
bahan aluminium, sangat kecil dan tidak berbahaya.
Faktanya, ATSDR menyatakan bahwa tubuh hanya menyerap sekitar 0,01 hingga 5 persen dari total aluminium yang dikonsumsi. Artinya, ketika kamu mengonsumsi aluminium baik dari makanan maupun minuman, sebagian besar tidak akan masuk ke aliran darah dari saluran pencernaan.
Sebagian orang cenderung memiliki penumpukan aluminium dalam tubuhnya akibat paparan kerja. Kondisi ini kemungkinan besar terjadi ketika menghirup debu aluminium dalam jumlah besar tanpa masker pelindung.
Benarkah Aluminium Berbahaya untuk Kesehatan?
Menurut Alzheimer’s Association dan the Alzheimer’s Society Canada, tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa paparan aluminium sehari-hari, termasuk memasak dengan alat masak berbahan aluminium terkait dengan perkembangan demensia.
Sementara itu, studi yang dimuat dalam jurnal medis Jerman, Deutsches Ärzteblatt International menemukan, bahwa seseorang dengan paparan aluminium dua kali lebih tinggi dari total yang dapat diterima secara biologis dalam darah, mengalami penurunan kinerja dalam tes perhatian, pembelajaran, dan memori.
Akan tetapi, tingginya paparan ini hanya ditemukan pada pekerja di industri aluminium dan tidak ada hubungan yang jelas dengan Alzheimer. Meski demikian, tetap perlu diperhatikan bahwa orang yang memiliki penyakit ginjal mungkin lebih rentan terhadap keracunan aluminium.
ATSDR mengatakan bahwa jika kamu memiliki ginjal yang tidak berfungsi dengan baik, aluminium tidak dapat dikeluarkan dari tubuh sebagaimana mestinya. Dampaknya akan terjadi akumulasi yang lebih banyak lagi pada tubuh.
Cara Mengurangi Risiko Paparan Aluminium
Meskipun aluminium tidak mungkin menjadi masalah bagi kebanyakan orang sehat, tidak ada salahnya untuk tetap meminimalkan paparannya, terutama jika kamu memiliki fungsi ginjal yang tidak optimal.
Bukan berarti kamu harus membuang panci dan wajan aluminium. Hanya saja, kamu sebaiknya tidak memasak dengan peralatan masak berbahan aluminium jika hidangan yang kamu buat bersifat asam.
Penelitian dalam Environmental Sciences Europe menemukan, bahwa asupan aluminium berada di atas paparan maksimum, yang dapat diterima ketika olahan ikan yang direndam dalam jus lemon dimasak dalam aluminium.
Cara mengurangi paparan aluminium lainnya adalah mengurangi asupan makanan olahan, yang dapat membuat seseorang terpapar pada tingkat asupan aluminium yang lebih tinggi. Zat aditif dalam makanan, termasuk stabilisator natrium, aluminium fosfat, dan natrium aluminium sulfat, digunakan dalam banyak makanan, termasuk makanan olahan.
Selain itu, kamu juga bisa mengurangi konsumsi teh setiap hari. Sebuah studi dalam Journal of Toxicology menemukan kadar aluminium yang berada di atas pedoman yang direkomendasikan dalam 20 persen teh seduh yang diperiksa.
Jadi, peralatan masak dari bahan aluminium ternyata tidak terbukti menyebabkan berbagai masalah kesehatan. Namun, bukan berarti kamu boleh menganggap sepele akan isu ini.
Pastikan untuk tetap melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin. Gunakan aplikasi Halodoc untuk buat janji berobat di rumah sakit terdekat. Kamu bisa download aplikasi Halodoc di ponsel Android atau iOS.