Alasan Psikologis Orang Enggan Pakai Masker Wajah
Halodoc, Jakarta - Hingga kelak ditemukan vaksin dan obat yang ampuh mengobati COVID-19, masker wajah adalah salah satu pelindung selama pandemi virus corona berlangsung. Sayangnya, tidak semua orang sepenuhnya sadar pentingnya penggunaan masker. Kontroversi penggunaan masker semakin gencar saat beberapa negara mulai melonggarkan aturan lockdown dan physical distancing. Meski pada akhirnya pembatasan kembali diperketat akibat lonjakan kasus baru.
Bagi mereka yang mendukung penggunaan masker, ini hanya keputusan yang mudah. Masker hanyalah selembar kain, tidak sulit untuk menggunakannya. Dengan menggunakan masker maka kita membantu menghentikan persebaran virus kepada orang lain.
Apalagi cukup banyak ditemukan pasien COVID-19 yang sama sekali tidak menunjukkan gejala. Sementara bagi mereka yang enggan menggunakan masker berdalih bahwa penggunaan masker melanggar kebebasan pribadi mereka, dan memutuskan untuk tidak menggunakan masker adalah hak pribadi mereka yang tidak bisa diganggu gugat oleh siapa pun.
Baca juga: Ini Masker yang Tepat untuk Cegah Virus Corona
Jika ditelisik dari sisi psikologi, ada alasan mengapa orang-orang enggan memakai masker atau meremehkan COVID-19. Padahal, di luar sana sudah banyak contoh orang-orang yang meremehkannya dan kemudian malah terinfeksi COVID-19.
Misalnya, Presiden Brasil, Borsonalo yang dari awal sangat menentang kebijakan lockdown dan karantina di negaranya. Akibat perbuatannya, kini Brasil menempati urutan kedua sebagai negara dengan kasus COVID-19 terbanyak di dunia. Lantas, apa saja alasan psikologis orang-orang enggan memakai masker? Berikut ulasannya!
Aturan Penggunaan Masker yang Tidak Konsisten
Sejak virus SARS-CoV2 ini pertama kali pada awal tahun, aturan mengenai penggunaan masker memang tidak konsisten. Awalnya, masker diutamakan untuk dipakai oleh mereka yang sedang sakit dan para petugas kesehatan yang berjuang di garis depan. Pada masa ini, banyak orang yang berjaga-jaga dan tetap menggunakan masker, sehingga pada saat itu kebutuhan akan masker menjadi sangat tinggi.
Beberapa waktu kemudian, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menambahkan aturan baru, yang mana setiap orang yang berada di tempat ramai wajib memakai masker, tak perlu masker medis, tetapi masker kain.
Shane G. Owens, psikolog dan asisten direktur kesehatan mental kampus di Farmingdale State College (SUNY), mengatakan bahwa para ilmuwan dan dokter menanggung sebagian besar kesalahan atas banyaknya orang yang enggan memakai masker karena sejak awal informasinya sangat simpang siur.
Shane mengatakan, para ahli tidak mengatakan bahwa mereka belum tahu akan virus ini dan efektivitas penggunaan masker. Pesan yang simpang siur, rekomendasi yang tidak konsisten, dan kepentingan politik pejabat-pejabat negara semakin memperbesar ketidakpercayaan masyarakat terhadap mandat pemerintah.
Belum Ada Orang di Sekitar yang Terinfeksi COVID-19
Mereka yang memutuskan untuk tidak memakai masker telah melakukan analisis biaya-manfaat yang sama. Gavan J. Fitzsimons, seorang profesor pemasaran dan psikologi di Duke University mengatakan bahwa dalam banyak kasus, mereka menyimpulkan bahwa berdasarkan penilaian mereka terhadap situasi, manfaat menggunakan masker tidak sebanding dengan biayanya.
Meskipun tingkat infeksi corona tetap tinggi, beberapa penolak masker belum melihat teman atau anggota keluarga mereka terinfeksi COVID-19. Mereka pun bersikap sinis tentang pemakaian masker. Perdebatan tentang masker pun jadi seperti latihan berpikir, karena virus corona belum menyentuh mereka dengan cara yang konkret.
Baca juga: 5 Kesalahan Umum Penggunaan Masker Wajah untuk Cegah Corona
Menganggap Bahwa COVID-19 Tidak Berbahaya bagi Kaum Muda
Kenyataannya, lebih banyak orang yang lebih tua meninggal akibat COVID-19. Alhasil, beberapa orang yang lebih muda merasa lebih berani untuk keluar di depan umum tanpa masker.
Meskipun begitu, orang muda bisa saja menjadi silent carrier yang bisa membahayakan orang-orang yang lebih tua yang tinggal dengannya dalam satu rumah. Perlu diingat juga bahwa tetap ada kaum muda yang meninggal akibat virus ini.
Masker Membuat Seseorang Tampak Lemah atau Tidak Maskulin
Penampilan dan citra saat mengenakan masker bisa menjadi masalah bagi sebagian orang, termasuk Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Menurut The Associated Press, Trump telah mengatakan kepada para pembantunya bahwa ia tidak mengenakan masker di depan umum karena khawatir memproyeksikan kelemahan dan kekalahan.
Rupanya, Trump tidak sendirian. Para peneliti telah menemukan bahwa laki-laki lebih memilih untuk tidak memakai masker dan menganggap bahwa ini adalah hal yang memalukan, tanda kelemahan, dan tidak keren.
Pejabat Publik Tidak Mencontohkannya
David B. Abrams, seorang profesor ilmu sosial dan perilaku di School of Global Public Health di New York University mengatakan bahwa menonton apa yang dilakukan orang lain adalah salah satu bentuk paling cepat belajar perilaku baru.
Bahkan ketika pejabat publik berusaha menggunakan masker, ini akan mendorong orang-orang mau menggunakan masker. Oleh karena itu, penting untuk memiliki pemimpin yang bisa menjadi panutan yang baik, yang tidak meremehkan pandemi ini dan melakukan aksi-aksi nyata untuk menghentikan persebaran, dan tidak hanya fokus pada sisi ekonomi.
Baca juga: Cara Mencegah Jerawat saat Memakai Masker
Jika kamu menemukan seseorang yang masih enggan mengenakan masker wajah, maka bicaralah padanya baik-baik bahwa ini adalah hal yang penting. Jika perlu, berikan ia masker untuk bisa ia kenakan langsung. Jika kamu membutuhkan masker baru, kamu bisa mendapatkannya di Halodoc melalui fitur beli obat.
Selain masker, kamu juga bisa membeli vitamin dan semua kebutuhan medis untuk melindungi kesehatanmu selama pandemi. Yuk, download aplikasi Halodoc dan manfaatkan fitur-fiturnya sekarang juga!
Referensi:
Forbes. Diakses pada 2020. A Doctor Explains Why 45% Of All Americans Refuse To Wear Face Mask.
Health. Diakses pada 2020. Why Do Some People Refuse to Wear a Face Mask in Public
Huff Post. Diakses pada 2020. The Psychology Behind Why Some People Refuse To Wear Face Masks.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan