Alasan Pengidap HIV & AIDS Perlu Hindari Cat Scratch Disease

Ditinjau oleh  dr. Verury Verona Handayani   11 Juli 2020
Alasan Pengidap HIV & AIDS Perlu Hindari Cat Scratch DiseaseAlasan Pengidap HIV & AIDS Perlu Hindari Cat Scratch Disease

Halodoc, Jakarta - Penyakit cat scratch disease disebabkan oleh infeksi bakteri. Penyakit ini didapatkan jika seseorang tertular dari kucing yang terinfeksi bakteri Bartonella henselae. Cara penularannya yaitu ketika kucing terinfeksi menjilat atau mencakar seseorang. 

Terkadang seseorang mungkin mendapatkan penyakit ini dari kutu yang ada pada hewan peliharaan. Meskipun sebagian besar penyakit cat scratch dapat sembuh tanpa pengobatan, sebaiknya tetap diwaspadai dan dihindari. Terutama jika seseorang mengidap penyakit HIV/AIDS. 

Cat Scratch Disease pada Pengidap HIV/AIDS

Infeksi akibat cakaran kucing perlu diwaspadai oleh pengidap HIV/AIDS. Penyakit ini secara khas muncul dengan gejala pembengkakan kelenjar getah bening (limfadenitis), sakit tenggorokan, kelelahan, demam, kedinginan, berkeringat, muntah, kehilangan nafsu makan, dan penurunan berat badan. 

Saat kondisi ini terjadi, biasanya muncul benjolan kecil (papula) yang mungkin berisi nanah (pustula) di area goresan. Setelah itu, akan lebih banyak nodul muncul di bawah kulit. Dengan meningkatnya jumlah nodul, maka orang yang terinfeksi akan merasa lebih sakit. 

Baca juga: Cara Merawat Kucing Peliharaan agar Tak Terjangkit Toksoplasmosis

Pada orang normal atau sehat, penyakit ini akan sembuh dengan sendirinya dalam beberapa minggu. Kondisi ini juga dapat diobati dengan antibiotik. Namun, pada orang dengan HIV/AIDS, kondisi ini dapat menyebabkan peradangan parah pada otak, sumsum tulang, kelenjar getah bening, gangguan paru-paru, limpa dan hati. 

Penyakit ini dapat berakibat fatal pada pengidap HIV/AIDS. Namun, kemungkinan dapat diobati masih ada, dengan menggunakan antibiotik. Perawatan harus diberikan sampai lesi kulit sembuh. Biasanya membutuhkan waktu 3 sampai 4 minggu. Menurut Centers for Disease Control (CDC), bacillary angiomatosis merupakan karakteristik HIV/AIDS, sehingga merupakan penyakit yang terdefinisi AIDS.

Kucing yang membawa mikroba biasanya tidak menunjukkan gejala. Karenanya kamu tidak perlu menyingkirkan kucing. Jika salah satu anggota keluarga kamu berisiko tinggi mengalami kondisi ini, sebaiknya segera lakukan tes untuk mendeteksi infeksi dan segera diobati. 

Baca juga: 3 Hewan Rumahan yang Bisa Membawa Penyakit

Pengidap HIV/AID Perlu Mencegah Cat Scratch Disease

Pengidap HIV/AIDS atau orang sehat, perlu mencegah cat scratch disease dengan menghindari kontak dengan kucing. Jika kamu memiliki kucing, sebaiknya jangan bermain dengan cara yang kasar yang dapat menyebabkan tercakar atau tergigit kucing. 

Potonglah kuku kucing secara berkala untuk mengurangi goresan. Penting juga untuk selalu mencuci tangan setelah bermain dengan kucing untuk mencegah penyakit. Jangan pernah biarkan kucing menjilat atau mencakar mata, mulut, ataupun luka terbuka yang ada di tubuh. Hindari juga kucing peliharaan kamu dari kucing liar yang memungkinkan membawa bakteri. 

Simpan kucing dalam kandang atau ruangan yang aman untuk mengurangi risiko kucing tertular bakteri B. henselae. Bawalah kucing secara berkala ke salon hewan peliharaan untuk memeriksakan kutu, sehingga kucing dapat dibersihkan oleh penyedia jasa dengan disisir ataupun dengan menyedot debu pada bulu kucing. 

Pertimbangkan untuk memelihara kucing yang lebih tua dibanding anak kucing. Karena kucing yang lebih mudah lebih mungkin membawa penyakit ini. Orang yang memiliki HIV/AIDS dapat mengurangi risiko dengan memelihara kucing yang lebih tua.

Baca juga: Bahaya Cakaran Kucing yang Perlu Diwaspadai

Itulah alasan yang perlu kamu ketahui mengapa pengidap HIV/AIDS lebih rentan terhadap cat scratch disease. Upayakan untuk melakukan pencegahan sebelum penyakit terjadi. Jika sudah terlanjur terkena cat scratch disease segera bicarakan pada dokter melalui aplikasi Halodoc untuk mendapatkan saran penanganan yang tepat. Yuk, segera download aplikasi Halodoc sekarang!

Referensi:
Healthline. Diakses pada 2020. Cat Scratch Fever
MedicineNet. Diakses pada 2020. Medical Definition of Cat scratch disease