Alasan Overthinking Bisa Jadi Gejala dari OCD
“Gangguan psikologis OCD ditandai dengan pikiran yang obsesif, serta perilaku kompulsif. Karena terkait dengan pikiran, overthinking juga bisa jadi salah satu gejala kondisi ini. Namun, tidak berarti semua orang yang overthinking mengidap OCD, ya.”
Halodoc, Jakarta - Gejala gangguan psikologis Obsessive Compulsive Disorder (OCD) sebenarnya tercermin dari namanya. Pengidap gangguan ini biasanya memiliki pikiran obsesif, disertai perilaku kompulsif. Namun, tahukah kamu bahwa overthinking juga bisa menjadi gejala dari OCD?
Overthinking adalah pikiran yang berlebihan terhadap sesuatu. Banyak orang mengalami hal ini tanpa disadari. Misalnya, terlalu memikirkan apakah sudah mengunci pintu, atau memikirkan apakah sudah mencuci tangan dengan benar. Lantas, apa hubungan cara berpikir ini dengan gejala OCD? Yuk simak pembahasannya!
Overthinking dan OCD
Seperti dijelaskan tadi, pikiran berlebih atau overthinking merujuk pada kebiasaan seseorang terlalu memikirkan sesuatu hal, bahkan mempercayainya. Padahal, belum tentu hal yang dipikirkan tersebut adalah kenyataan.
Salah satu contohnya adalah percaya bahwa dirinya mengidap penyakit kanker, kemudian melakukan pemeriksaan ke rumah sakit. Namun, dokter tidak menyatakan ada sel kanker yang ditemukan.
Bukannya menjadi lega dan berpikiran lebih tenang, orang yang memiliki kebiasaan overthinking justru menjadi semakin beranggapan bahwa diagnosis dokter pasti salah. Tidak hanya penyakit, pikiran berlebihan juga bisa muncul saat akan keluar rumah, yaitu kebiasaan mengecek kunci pintu atau keran air berulang kali.
Sebenarnya, hal ini baik dan merupakan tanda kewaspadaan, tetapi sebaiknya hati-hati jika pikiran tersebut muncul secara berlebihan. Pasalnya, pikiran demikian adalah tanda obsesif terhadap sesuatu dan bisa jadi berkaitan dengan gangguan psikologis OCD.
Bisa Jadi Gejala Pure Obsessive OCD
Untuk disebut OCD, biasanya ada kombinasi dari pikiran yang obsesif dan perilaku kompulsif. Namun, ada istilah lain dari gangguan kesehatan mental ini, yang disebut pure obsessive OCD atau purely obsessional OCD.
Istilah ini sering digunakan untuk jenis OCD di mana seseorang mengalami overthinking atau pikiran yang mengganggu, tetapi tidak ada tanda-tanda berupa perilaku kompulsif. Namun, istilah ini sebenarnya sedikit menyesatkan karena menunjukkan bahwa tidak ada perilaku kompulsif sama sekali.
Sebenarnya, meski disebut memiliki pure obsessive OCD, seseorang masih akan mengalami dorongan tertentu (kompulsi internal), tetapi tidak menyadarinya. Karena kondisi ini tidak sejelas perilaku fisik, terkadang sulit untuk mendefinisikan dengan tepat apa dorongan itu.
Berikut adalah beberapa contoh kompulsi internal:
- Memeriksa perasaan, misalnya memikirkan apakah masih mencintai pasangan atau tidak.
- Memeriksa sensasi tubuh, misalnya memeriksa untuk melihat apakah diri sendiri terangsang oleh pikiran yang mengganggu.
- Memeriksa bagaimana perasaan diri sendiri tentang suatu pikiran. Misalnya, memeriksa apakah masih kesal dengan pikiran itu.
- Mengulangi kata-kata atau angka tertentu di pikiran.
Secara umum, orang dengan OCD cenderung memiliki pikiran atau keyakinan yang mengganggu. Pikiran-pikiran yang terus muncul itu bahkan bisa mengganggu diri sendiri dan menjadi hal yang menyulitkan.
Overthinking bisa dialami pada siapa saja, dan belum tentu juga menjadi gejala OCD. Alih-alih menyimpulkan dan bingung sendiri, cobalah untuk mencari bantuan ahli bila mengalami pikiran yang mengganggu.
Jika tidak ditangani dengan tepat, kondisi ini bisa sangat membingungkan dan mungkin membuat pengidapnya putus asa. Maka dari itu, sebaiknya segera buat janji dengan psikiater di rumah sakit melalui aplikasi Halodoc, untuk mendapatkan diagnosis dan penanganan.
Pada dasarnya, pikiran negatif dan rasa cemas adalah hal yang wajar dan bisa terjadi pada semua orang. Pemeriksaan baru disarankan jika hal itu selalu terjadi dan mulai berlebihan. Apalagi, jika mulai muncul gejala lain yang juga mengarah pada gangguan psikologis OCD.
Bagi pengidap OCD, rasa cemas dan pikiran negatif terjadi secara berlebihan dan tidak terkendali. Bahkan, kondisi ini bisa menyebabkan seseorang tidak dapat menjalani hidup secara normal, karena tidak bisa mengendalikan pikiran dan membendung kekhawatiran yang datang.
Sementara itu, orang-orang sekitar, terutama keluarga menjadi bagian yang paling penting untuk mendampingi pengidap OCD, terutama yang memiliki masalah overthinking yang parah. Hal itu penting untuk mencegah pengidap nekat melakukan tindakan yang mungkin bisa membahayakan diri sendiri maupun orang lain.