Alasan Orang Sulit Berhenti Merokok
Halodoc, Jakarta – Tidak semua orang bisa dengan mudah menghentikan kebiasaan merokok. Bukan sebatas alasan niat, nyatanya ada beberapa hal yang bisa membuat hal ini semakin sulit untuk dilakukan. Pada orang yang sudah berniat sekalipun, masih ada kemungkinan gagal keluar dari kebiasaan yang satu ini. Lantas, apa sebenarnya yang menyebabkan seseorang sulit untuk berhenti merokok?
Organisasi kesehatan dunia alias world health organization (WHO) menyebut Indonesia menjadi negara ketiga dengan jumlah perokok terbesar di dunia. Tentu saja peringkat tersebut bukan satu hal yang patut dibanggakan. Pasalnya, hampir tidak ada manfaat yang bisa didapatkan dari merokok. Selain bisa merugikan dan memberi dampak pada kesehatan, nyatanya kebiasaan ini juga bisa menimbulkan dampak yang buruk dari segi kesehatan.
Baca juga: Dapatkan 5 Hal Ini Jika Berhenti Merokok
Kebiasaan merokok sering disebut sebagai pemicu gangguan kesehatan, salah satunya kanker paru-paru. Tak hanya itu saja, menjadi perokok aktif bisa meningkatkan risiko seseorang mengalami gangguan di hampir semua bagian tubuh, mulai dari jantung, ginjal, pembuluh darah, kesehatan reproduksi, tulang, otak, hingga paru-paru.
Meski sudah banyak perokok yang mengetahui dampak tersebut, nyatanya untuk bisa berhenti merokok bukanlah hal yang mudah dilakukan. Salah penyebab utama dari hal ini ternyata karena “rasa nyaman” yang diberikan oleh nikotin yang ada dalam rokok. Saat seseorang berhenti merokok, artinya ia berhenti mendapat rasa nyaman tersebut. Rokok memiliki sifat adiktif dan merangsang hormon dopamin yang menimbulkan rasa nyaman bagi perokok.
Tak hanya itu, orang yang sudah berhenti merokok pun bisa dengan mudah untuk kembali aktif merokok. Hal itu ternyata berkaitan dengan kerentanan tubuh terhadap paparan zat dalam rokok yang biasanya sudah diterima. Saat kehilangan hal tersebut, tubuh akan merasa “haus” dan selalu ingin mendapatkan rasa nyaman itu kembali. Hal itu yang membuat seseorang rentan kembali aktif merokok.
Selain itu, mengisap rokok disebut bisa menghasilkan neurotransmitter berupa zat kimia yang memberi dampak pada tubuh seseorang. Senyawa kimia tersebut memiliki efek yang beragam pada tubuh, mulai dari mengurangi stres, menekan nafsu makan, hingga memberi rasa fit pada tubuh. Orang yang berhenti merokok biasanya akan menunjukkan gejala putus nikotin.
Baca juga: 7 Kiat Berhenti Merokok
Umumnya, putus nikotin membuat seseorang merasa tidak nyaman, hingga menimbulkan gejala lain, seperti batuk-batuk, badan tidak nyaman, sakit kepala, sampai kesulitan tidur di malam hari. Gejala putus nikotin ini biasanya akan berlangsung pada dua minggu hingga 12 minggu setelah asupan nikotin ke tubuh dihentikan.
Sayangnya, tidak semua orang bisa “lulus” melewati masa putus nikotin tersebut. Pada beberapa kasus, kondisi ini mungkin harus ditangani dengan bantuan tenaga medis untuk mengatasi efek samping yang mungkin muncul karena berhenti merokok. Berhenti merokok adalah hal yang harus dan sebaiknya segera dilakukan, sebab kebiasaan yang satu ini sudah terbukti bisa memberi dampak buruk pada kesehatan tubuh secara keseluruhan.
Dalam satu batang rokok, setidaknya ada terkandung hingga 6000 bahan kimia berbahaya. Dari semua kandungan yang ada dalam rokok, 60 sampai 70 persen di antaranya bersifat karsinogen alias menyebabkan kanker. Maka dari itu, berhenti dan menjauhi rokok sebaiknya sudah dilakukan sesegera mungkin.
Baca juga: Yang Terjadi Jika Anak Kecil Merokok
Butuh saran dokter dan bantuan medis untuk berhenti? Hubungi dokter di aplikasi Halodoc saja! Kamu bisa dengan mudah menghubungi dokter melalui Video/Voice Call dan Chat. Dapatkan informasi seputar kesehatan dan tips hidup sehat dari dokter terpercaya. Yuk, download Halodoc sekarang di App Store dan Google Play!