Alami Stres Berat, Awas Rentan Terserang Vertigo

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   16 April 2020
Alami Stres Berat, Awas Rentan Terserang VertigoAlami Stres Berat, Awas Rentan Terserang Vertigo

Halodoc, Jakarta - Vertigo merupakan sensasi pusing berputar, seolah-olah ruangan atau lingkungan sekitar berputar-putar. Vertigo dapat terjadi saat seseorang melihat ke bawah dari ketinggian, tetapi biasanya mengacu pada pusing sementara atau berkelanjutan yang terjadi karena masalah pada telinga bagian dalam atau otak. 

Namun, hal yang perlu kamu ketahui adalah vertigo bukalah penyakit. Ini adalah gejala yang dapat muncul dari sejumlah penyebab berbeda. Vertigo dapat disertai dengan mual, muntah, dan gangguan keseimbangan. Ini dapat timbul sebagai akibat penyakit pada telinga tengah dan dalam dan dapat menjadi masalah yang bisa sembuh sendiri pada jangka pendek, tapi juga bisa menjadi masalah kronis. 

Baca juga: Kenali Tanda dan Penyebab Vertigo Berikut Ini

Vertigo Juga Berkaitan dengan Stres

Tentu saja vertigo berkaitan erat dengan stres. Stres adalah sinyal untuk bertahan hidup pada setiap manusia. Stres mengaktifkan saraf otonom, yang mencakup reaksi pertarungan atau pelarian yang “berbahan bakar” adrenalin. Adrenalin ekstra saat stres dapat menyebabkan gejala yang tidak menyenangkan, seperti jantung berdebar, cemas, termasuk vertigo. Kecemasan atau stres dapat menyebabkan ketidakstabilan, sehingga menyebabkan seolah dunia bergerak berputar di bawah kaki. 

Vertigo sebenarnya bukan penyakit. Gangguan ini merupakan gejala yang dapat muncul dari sejumlah penyebab yang berbeda. Biasanya dapat disertai rasa mual, muntah, dan gangguan keseimbangan. Vertigo dapat timbul sebagai akibat penyakit pada telinga tengah dan dalam. Stroke, aritmia jantung, gangguan tekanan darah, migrain, dan obat-obatan dapat menyebabkan vertigo. 

Baca juga: Hati-Hati, 7 Kebiasaan Ini Dapat Memicu Vertigo

Perawatan yang Dapat Dilakukan untuk Atasi Vertigo

Perawatan untuk vertigo tergantung pada apa yang menyebabkannya. Dalam banyak kasus, vertigo dapat hilang tanpa perawatan apapun. Ini karena otak mampu beradaptasi, setidaknya sebagian otak, dengan perubahan telinga bagian dalam, mengandalkan mekanisme lain untuk menjaga keseimbangan. 

Untuk beberapa orang, perawatan diperlukan dan mungkin termasuk:

  • Rehabilitasi Vestibular. Ini adalah jenis terapi fisik yang bertujuan membantu memperkuat sistem vestibular. Fungsi sistem vestibular adalah untuk mengirim sinyal ke otak tentang gerakan kepala dan tubuh relatif terhadap gravitasi.  Rehabilitasi vestibular dapat direkomendasikan jika kamu mengalami vertigo berulang. Ini membantu melatih indra tubuh yang lain untuk mengompensasi vertigo. 
  • Manuver Reposisi Canalith. Perawatan ini dilakukan dengan serangkaian gerakan kepala dan tubuh spesifik. Gerakan dilakukan untuk memindahkan simpanan kalsium keluar dari saluran ke dalam ruang telinga bagian dalam sehingga dapat diserap oleh tubuh. Kamu mungkin gejala vertigo selama prosedur saat kanal-kanal bergerak. Dokter atau terapis akan membimbing gerakan. Selain itu, gerakannya aman dan sering kali efektif. 
  • Obat. Dalam beberapa kasus, obat dapat diberikan untuk meringankan gejala seperti mual atau mabuk karena vertigo. Jika vertigo disebabkan oleh infeksi atau peradangan, antibiotik atau steroid dapat mengurangi pembengkakan dan menyembuhkan infeksi. 
  • Operasi. Dalam beberapa kasus, operasi mungkin diperlukan untuk mengobati vertigo. Jika vertigo disebabkan oleh masalah mendasar yang lebih serius, seperti tumor atau cedera pada otak atau leher, maka operasi dapat membantu meringankan vertigo. 

Baca juga: Cara Mengobati & Mengenali Penyebab Vertigo

Karena vertigo dapat terjadi karena berbagai alasan, maka akan lebih baik diperiksa secara medis, terutama jika rasanya saat persisten. Kamu dapat bertanya pada dokter melalui aplikasi Halodoc mengenai gangguan vertigo yang kamu alami. Stres dapat memicu vertigo dan dapat memicu kekambuhan gejala pada pengidap kronis. 



Referensi:
WebMD. Diakses pada 2020. Vertigo
The Guardian. Diakses pada 2020. Everything you ever wanted to know about vertigo