Alami Osteoporosis Rentan Terkena Lordosis
Halodoc, Jakarta - Pernah mendengar istilah lordosis sebelumnya? Lordosis merupakan kondisi yang terjadi saat tulang belakang bagian bawah terlalu bengkok ke depan. Sejatinya, tulang belakang manusia memang tidak lurus, sedikit melengkung, yang berfungsi untuk menjaga kelenturan tubuh saat bergerak. Namun, saat lengkungan terlihat tidak normal, kondisi tersebut dikenal dengan istilah lordosis.
Nah, salah satu gangguan kesehatan yang menjadi faktor risiko lordosis adalah osteoporosis. Mengidap kondisi tersebut akan membuat kamu merasa kesemutan dan kesulitan untuk mengontrol pergerakan otot. Berikut ini ulasan kaitan antara osteoporosis dan lordosis, serta faktor risiko lordosis lainnya.
Baca juga: Tumbuh Tulang Baru di Tubuh, Berbahayakah?
Osteoporosis Jadi Salah Satu Faktor Risiko Lordosis
Pengidap lordosis dapat terlihat dari penampilan fisiknya. Gejala yang tampak umumnya adalah tubuh bagian atas hingga perut lebih maju ke depan, serta area bokong yang terlihat naik, dan lebih mundur ke belakang. Dari samping akan tampak lekukan di area perut ke pinggang. Pengidap juga akan kesulitan terlentang saat tidur, karena terhalang oleh pantat.
Selain gejala fisik, pengidap cenderung akan mengalami rasa nyeri, mati rasa, kesemutan, serta kelemahan pada salah satu atau kedua kaki sekaligus. Pada beberapa pengidap, mereka bisa saja mengalami masalah pada kandung kemih. Osteoporosis menjadi salah satu faktor risiko lordosis. Lordosis yang disebabkan oleh osteoporosis biasanya terjadi pada lansia.
Osteoporosis sendiri akan membuat tulang punggung bagian bawah keropos, sehingga lebih mudah melengkung ketika menahan beban tubuh. Ternyata, faktor risiko lordosis bukan hanya osteoporosis saja. Masalah kesehatan tersebut juga dipicu oleh banyak kondisi lainnya. Berikut ini penjelasannya!
Baca juga: Perlu Diwaspadai, Inilah 3 Gejala Kanker Tulang
Faktor Risiko Lordosis Lainnya yang Perlu Diwaspadai
Kamu disarankan untuk segera memeriksakan diri di rumah sakit terdekat saat mengalami sejumlah gejala fisik, yang diikuti dengan perubahan penampilan tulang belakang. Semakin cepat kamu melakukan pemeriksaan, maka langkah pengobatan semakin mudah dilakukan. Banyak banyak kasus, penyebab lordosis tidak diketahui secara pasti. Selain osteoporosis, berikut ini beberapa kondisi yang menjadi faktor pemicunya:
- Mengalami cedera olahraga, kecelakan, atau jatuh, yang menyebabkan patah tulang belakang
- Mengalami gangguan neuromuskuler, yaitu gangguan fungsi otot dan saraf. Contoh gangguan tersebut, seperti cerebral palsy atau distrofi otot.
- Mengalami spondilolistesis, yaitu bergesernya tulang belakang.
- Mengalami achondroplasia, yaitu gangguan pertumbuhan tulang yang membuat penampilan fisik seseorang menjadi tidak proporsional atau kerdil.
- Mengalami obesitas, yang memberikan tekanan lebih di perut dan punggung bagian.
- Memiliki postur tubuh yang buruk. Kondisi ini biasanya dialami oleh anak-anak dan remaja dengan otot perut dan punggung bawah yang lemah, atau memiliki kebiasaan duduk dalam posisi yang tidak benar.
Baca juga: 6 Cara untuk Mencegah Terganggunya Fungsi Tulang Kering
Langkah pengobatan lordosis sendiri akan tergantung pada tingkat keparahannya. Sebelum melakukan pengobatan, dokter akan melakukan beberapa rangkaian pemeriksaan, seperti tanya jawab, pemeriksaan fisik, serta pemeriksaan pendukung, misalnya Rontgen atau MRI tulang belakang, serta pemeriksaan laboratorium.
Meskipun sebagian besar kasus lordosis tidak memerlukan penanganan medis, tetapi pemeriksaan perlu dilakukan jika kamu mengalami sejumlah gejala fisik, yang diikuti dengan perubahan penampilan tulang belakang. Jika tidak mendapatkan penanganan yang tepat, gangguan kesehatan ini dapat menimbulkan beragam keluhan yang dapat mengganggu kenyamanan saat beraktivitas.