Alami Hamil Anggur, Bisakah Kandungan Diselamatkan?
Halodoc, Jakarta – Masa kehamilan adalah masa-masa yang membahagiakan bagi wanita. Terlebih mengetahui bahwa janin yang dikandung sehat dan berkembang dengan baik. Lalu bagaimana jika seorang wanita mengalami kehamilan anggur? Hamil anggur atau mola hidatidosa adalah kondisi saat terdapat tumor jinak di dalam rahim.
Penyebabnya diperkirakan karena adanya kesalahan pada materi genetik yang terkandung dalam sel sperma atau sel telur sebelum masa pembuahan. Bukannya berkembang menjadi janin dan plasenta, sel telur atau sel sperma berkembang menjadi jaringan abnormal yang berbentuk bulat dan berisi cairan seperti anggur.
Hamil anggur memiliki dua jenis, yaitu:
-
Hamil Anggur Parsial
Kondisi ini terjadi ketika pembuahan yang membuat sel telur atau sperma berubah menjadi jaringan abnormal.
-
Hamil Anggur Lengkap
Kondisi ini terjadi ketika sel telur dan sperma telah berkembang menjadi janin dan plasenta, namun karena kekurangan nutrisi kemudian berkembang menjadi jaringan abnormal.
Baca juga: 4 Perawatan yang Dibutuhkan Setelah Hamil Anggur
Ketika seorang wanita mengalami hamil anggur artinya ada jaringan abnormal dalam rahimnya. Hal ini membuat kehamilan anggur tidak dapat diselamatkan. Kondisi memiliki risiko tinggi untuk kesehatan ibu ketika dibiarkan. Biasanya tim medis melakukan tindakan dengan melakukan pengangkatan jaringan abnormal dalam rahim.
Pengangkatan jaringan abnormal menggunakan metode dilatation and curettage. Proses ini dilakukan setelah dilakukan bius lokal atau bius umum. Jika tidak segera ditangani kehamilan anggur berdampak pada komplikasi penyakit, salah satunya adalah GTN.
Gestational Trophoblastic Neoplasma adalah kondisi ketika jaringan abnormal yang sudah diangkat masih ada dan tumbuh menembus dinding rahim. Kondisi ini membutuhkan penanganan yang lebih serius seperti pengangkatan rahim.
Gejala kehamilan anggur dengan kehamilan normal memang tidak ada bedanya. Pada awal-awal kehamilan anggur, wanita juga mengalami hal-hal yang dirasakan oleh wanita hamil pada umumnya. Kehamilan anggur dapat dideteksi melalui ultrasonografi atau USG setelah kehamilan memasuki usia 8 minggu.
Biasanya, kehamilan anggur disertai kondisi perdarahan yang lebih banyak dibandingkan wanita dengan kehamilan normal. Selain itu, wanita yang mengalami hamil anggur mengalami fase mual dan muntah yang berlebihan. Sebaiknya segera memeriksakan kondisi kandungan pada dokter kandungan untuk mengetahui kondisi kehamilan yang sebenarnya untuk menghindari beberapa kondisi yang tidak normal sejak dini.
Baca juga: Apa Itu Hamil Anggur dan Bagaimana Mencegahnya?
Wanita yang pernah mengalami hamil anggur tidak dianjurkan untuk kembali hamil pada waktu jeda kurang dari setahun. Sisa jaringan hamil anggur dapat menaikan kadar HCG. Sebaiknya tunda kehamilan selama setahun untuk memastikan jaringan-jaringan sisa pada rahim dapat hilang sepenuhnya. Dengan begitu, kamu bisa menghindari kemungkinan hamil anggur dan tidak berkembangnya janin di kehamilan selanjutnya.
Kondisi kehamilan anggur bisa dialami oleh siapa saja. Namun ada faktor yang meningkatkan seseorang mengalami kehamilan anggur, yaitu sebagai berikut:
-
Usia
Kehamilan di usia yang lebih dari 35 tahun meningkatkan seseorang mengalami kehamilan anggur. Sebaiknya rutin memeriksa kehamilan dan mengonsumsi makanan yang sehat ketika hamil untuk menghindari risiko kehamilan anggur.
-
Kondisi Kesehatan
Seseorang yang sebelumnya pernah mengalami kehamilan anggur berpotensi untuk mengalami kehamilan anggur di kehamilan selanjutnya.
Konsumsi vitamin yang dikhususkan untuk ibu hamil juga bisa kamu lakukan untuk menjaga kesehatan di masa-masa kehamilan. Gunakan aplikasi Halodoc untuk bertanya langsung seputar kehamilan. Download aplikasi Halodoc sekarang juga melalui App Store atau Google Play!
Baca juga: Janin Tidak Berkembang, Ini Ciri-Ciri Hamil Anggur
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan