Alami Gejala Corona, Ini Alasan Sebaiknya Lakukan Cek Online
Halodoc, Jakarta - Dunia masih dalam kondisi darurat akibat pandemi COVID-19 yang hingga kini belum menemui titik akhir. Virus SARS-CoV-2, yakni virus corona jenis terbaru sebagai dalang utama pandemi ini masih menyebabkan ribuan orang setiap harinya terinfeksi. Melansir dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), hingga Senin (23/3), total orang yang terinfeksi adalah 294,110 orang, dan 12,944 orang juga tercatat meninggal akibat virus ini.
Di Indonesia, per hari ini (23/3), sudah ada 514 kasus orang yang terinfeksi COVID-19. Pemerintah terus berupaya untuk mencegah penyebaran virus corona ini di masyarakat dengan menerapkan beberapa peraturan. Pemerintah juga berencana segera melakukan rapid test atau tes cepat secara massal untuk pemeriksaan imunoglobulin sebagai skrining awal. Rapid test ini dipilih karena Korea Selatan terbukti berhasil menekan laju pertambahan pasien secara signifikan dengan melakukan metode ini dibandingkan negara-negara lainnya di dunia.
Baca juga: Hadapi Virus Corona, Ini Hal yang Harus dan Jangan Dilakukan
Gejala Corona Berbeda Pada Setiap Orang
Salah satu yang cukup menakutkan dari penyebaran virus corona ini adalah gejala yang bisa berbeda-beda tiap orang. Beberapa orang pengidapnya mengaku hanya memiliki gejala yang cukup ringan seperti batu-batuk. Namun, jangan mengabaikannya. Beberapa gejala yang perlu dicurigai akan infeksi virus ini adalah demam, batuk, dan kesulitan bernapas yang terjadi selama 2 hingga 14 hari. Terlebih jika kamu memiliki riwayat perjalanan ke negara-negara terinfeksi lainnya, atau melakukan kontak dengan suspect atau orang yang sudah positif terinfeksi.
Pada kenyataannya, saat kamu mengunjungi rumah sakit, belum semua pihak rumah sakit akan memperbolehkan kamu untuk melakukan tes ini. Contohnya adalah Rafki Hidayat, reporter dari VOA Indonesia yang melaporkan bahwa dirinya tidak diizinkan oleh pihak rumah sakit di Amerika Serikat untuk melakukan tes.
Penolakan ini terjadi karena pihak rumah sakit merasa bahwa Rafki bukanlah orang yang harus segera diberi tindakan. Padahal Rafki pernah berada dalam ruangan yang sama dengan pasien positif corona saat mengikuti sebuah konferensi dengan pesertanya adalah para jurnalis dari berbagai negara. Di Amerika Serikat saat itu, tes diprioritaskan kepada orang-orang dengan usia lanjut. Akibat hal ini, Rafki harus melakukan isolasi mandiri di rumah.
Sementara itu, jika kamu memiliki gejala ringan yang mirip dan sangat khawatir karenanya, sebaiknya kamu melakukan tes online saja terlebih dahulu. Halodoc kini telah menyediakan tes online untuk membantu skrining awal dalam mendeteksi COVID-19 di masyarakat.
Tes online ini terdiri dari pertanyaan mengenai gejala atau risiko penularan COVID-19 yang bisa kamu lakukan melalui smartphone kamu. Caranya mudah, kamu hanya perlu membaca dan menjawab beberapa pertanyaan yang diajukan.
Di akhir sesi, maka akan tersaji hasilnya, apakah kamu memiliki risiko COVID-19 rendah, sedang atau tinggi berdasarkan jawaban pertanyaanya yang telah kamu pilih. Nah, kamu bisa langsung cek risiko kamu di sini!
Baca juga: Cara Hadapi Ancaman Virus Corona di Rumah
Ingat, Gejala Ringan Bisa Ditangani dengan Isolasi Mandiri di Rumah
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) beberapa waktu lalu juga telah mengembangkan saran cepat untuk memenuhi kebutuhan mengenai perawatan pasien yang diduga terinfeksi COVID-19 di rumah.
Rekomendasi ini diterbitkan oleh WHO dengan judul: Home care for patients with suspected novel coronavirus (COVID-19) infection presenting with mild symptoms, and management of their contacts. Namun, tidak sembarang orang yang bisa melakukan perawatan di rumah. WHO mengatakan bahwa perawatan jenis ini hanya ditujukan untuk pasien yang mengalami gejala ringan.
Jika kamu memiliki gejala seperti batuk, demam, dan sesak napas, segera konsultasikan dengan dokter di aplikasi Halodoc. Kamu bisa ceritakan kondisi kesehatan kamu kepada dokter melalui chat, dan dokter biasanya akan meresepkan obat dan vitamin untuk kamu konsumsi. Ikutilah saran yang diberikan dokter selama kamu memutuskan untuk melakukan isolasi mandiri di rumah. Pastikan kamu juga melakukan social distancing demi mencegah risiko penularan kepada orang-orang lain di sekitar kamu.
Namun, jika gejala tidak kunjung membaik dan berkembang semakin parah seperti sebabkan sesak napas, munculnya nyeri di dada yang tidak kunjung hilang, sulit beraktivitas, dan bibir atau wajah yang sudah kebiru-biruan, maka segera periksakan diri ke rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan dari ahlinya.
Baca juga: Stres di Tengah Pandemi Virus Corona? Ini 3 Tips Mengatasinya
Itulah cara deteksi dini infeksi COVID-19 yang bisa kamu lakukan. Kamu bisa melakukan tes online dan chat dengan dokter di Halodoc. maka kamu tidak perlu lagi ke rumah sakit saat muncul gejala ringan sehingga meminimalkan risiko terjangkit berbagai virus dan penyakit. Mudah bukan? Makanya, segera download aplikasi Halodoc di App Store dan Google Play!
Referensi:
WHO. Diakses pada 2020. Home care for patients with suspected novel coronavirus (COVID-19) infection presenting with mild symptoms, and management of their contacts.
Kementerian Kesehatan RI - Sehat Negeriku! Diakses pada 2020. Dalam Waktu Dekat Pemerintah akan Tes Corona Massal.
CDC. Diakses pada 2020. Coronavirus Disease 2019 (COVID-19): Symptoms & Testing.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan