Air Ketuban Berlebihan, Ini Penyebab Polihidramnion

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   22 Oktober 2018
Air Ketuban Berlebihan, Ini Penyebab PolihidramnionAir Ketuban Berlebihan, Ini Penyebab Polihidramnion

Halodoc, Jakarta - Baik kekurangan ataupun kelebihan air ketuban selama kehamilan sering membuat banyak wanita merasa cemas. Sebabnya, air ketuban sendiri memiliki fungsi yang amat penting bagi janin. Contohnya, sebagai pelindung janin dari benturan.

Dalam dunia medis, kelebihan air ketuban biasa disebut dengan polihidramnion. Meskipun kondisinya cukup umum dan tak serius, tapi kondisi ini membutuhkan pemantauan secara rutin dari dokter. Tujuannya, agar ibu terhindar dari berbagai komplikasi selama kehamilan. Lalu, apa sih penyebab dan dampak air ketuban berlebihan?

Penyebab Berlebihnya Air Ketuban

Polihidramnion bisa disebabkan pelbagai faktor. Biasanya, kelebihan air ketuban ini ditandai dengan rahim ibu yang mengembang lebih cepat, sehingga terlihat lebih besar. Kondisi ini juga bisa membuat ibu mengalami ketidaknyamanan di perut, sesak napas, nyeri punggung, hingga bengkak di kaki dan pergelangan tangan.

Umumnya, kelebihan air ketuban ini terjadi bila ibu mengalami kehamilan kembar, kelainan genetik janin, dan diabetes gestasional. Selain itu, kelainan janin yang menyebabkan janin sulit menelan cairan, tapi ginjalnya terus menghasilkan cairan juga bisa jadi penyebabnya.

Selain hal-hal di atas, air ketuban yang berlebihan juga bisa disebabkan kondisi-kondisi di bawah ini:

  • Infeksi, misalnya toksoplasma atau rubella.

  • Gangguan kesehatan janin, seperti adanya kelainan saluran pencernaan atau sistem saraf pusat pada janin. Bisa juga gangguan kendali otot dan anemia ke janin.

  • Kondisi kromosom yang tidak normal, seperti down syndrome, atau sindrom Edward.

  • Adanya masalah di plasenta.

  • Ketidaksesuaian darah antara ibu dan janin, di mana sel darah bayi diserang sel darah ibu.

  • Terjadinya penumpukan cairan di salah satu bagian janin.

  • Sindrom transfusi di janin kembar. Kondisi ini terjadi bila salah satu janin menerima terlalu banyak darah dari plasenta, sehingga cairan yang dikeluarkan janin tersebut melalui urine bertambah banyak, sehingga berakibat volume air ketuban meningkat tajam.

  • Penggunaan obat-obatan.

Kenali Gejalanya

Polihidramnion terkadang sulit dideteksi, sebab selama kehamilan tubuh ibu sendiri akan mengalami berbagai perubahan. Apalagi polihidramnion ringan yang berkembang secara bertahap, gejalanya tak bisa terlihat dengan jelas.

Meski begitu, kelebihan air ketuban ini bisa menimbulkan gejala bila kondisinya semakin parah. Misalnya, ketika rahim atau organ sekitar tersedak oleh tekanan air ketuban. Nah, bila kondisi ini disertai dengan gejala-gejala seperti di bawah ini:

  • Rasa tidak nyaman atau terjadi kontraksi pada rahim.

  • Dinding perut membesar, terkadang perut bisa jauh lebih besar hingga ibu tak bisa merasakan gerakan janin.

  • Napas pendek, tersengal-sengal, atau kesulitan bernapas.

  • Janin berada dalam posisi yang tidak baik seperti sungsang.

Dampak dan Risikonya

Menurut ahli, air ketuban yang terlampau banyak bukanlah pertanda baik. Volume air ketuban yang amat banyak bisa mengakibatkan regangan berlebihan pada rahim. Hal inilah yang terkadang bisa menyebabkan kehamilan prematur. Enggak cuma itu, terlalu banyak air ketuban juga bisa menyebabkan komplikasi persalinan. Misalnya, perdarahan pascapersalinan.

Jika ibu mengalami kondisi ini, biasanya dokter akan mengawasi lebih ketat mengingat risiko ketuban pecah dini lebih tinggi. Selain itu, saat proses persalinan pun dokter akan ekstra hati-hati. Pasalnya, air ketuban yang terlampau banyak memungkinan terjadi prolaps tali pusar, yaitu kondisi tali pusar terlepas saat melalui pembukaan leher rahim. Nah, bila kondisi ini terjadi, maka mau enggak mau ibu mesti melahirkan dengan operasi caesar. Selain itu, air ketuban yang berlebihan juga bisa menyebabkan posisi bayi sungsang dan persalinan prematur ketuban pecah dini.

Punya masalah pada kehamilan seperti di atas? Ibu bisa kok bertanya langsung kepada dokter untuk mendapatkan saran dan penanganan yang tepat melalui aplikasi Halodoc. Lewat fitur Chat dan Voice/Video Call, kamu bisa mengobrol dengan dokter ahli tanpa perlu ke luar rumah. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play!

Baca juga: