Adakah Pencegahan untuk Leukositosis?
Halodoc, Jakarta - Leukositosis merupakan kondisi yang terjadi ketika tubuh memiliki jumlah sel darah putih terlalu banyak dari yang dibutuhkan. Hal tersebut dapat disebabkan oleh berbagai kondisi, seperti adanya peradangan, infeksi, alergi, atau kanker darah. Leukosit, atau sel darah putih sendiri berperan dalam melindungi tubuh dari adanya infeksi.
Namun, jika kandungannya terlalu tinggi, hal ini menjadi tanda bahwa ada masalah pada tubuh. Leukositosis dapat ditangani, tergantung pada penyebab yang mendasarinya. Sebelum terkena, adakah langkah pencegahan untuk leukositosis?
Baca juga: 6 Gejala Si Kecil Alami Leukositosis
Hal-Hal yang Dilakukan Guna Mencegah Terjadinya Leukositosis
Pencegahan yang dilakukan akan tergantung pada penyebabnya. Beberapa hal yang dapat dilakukan, antara lain:
-
Menerapkan pola hidup bersih, salah satunya dengan mencuci tangan dengan sabun antiseptik dan air yang mengalir guna mencegah adanya kuman, bakteri, dan virus penyebab infeksi.
-
Berhenti merokok, untuk mengurangi risiko terjadinya penyakit kanker.
-
Kelola stres dengan baik. Hal ini dapat dilakukan dengan mendengarkan musik, menonton film, membaca buku, atau melakukan aktivitas-aktivitas yang disukai.
-
Menghindari hal-hal yang dapat memicu reaksi alergi, jika kamu alergi terhadap paparan zat atau makanan tertentu.
-
Kurangi konsumsi alkohol, untuk mencegah timbulnya reaksi alergi.
-
Mengonsumsi makanan yang kaya akan antioksidan. Gunanya adalah untuk melindungi tubuh dari serangan zat-zat berbahaya. Selain itu, antioksidan juga akan menjaga jumlah sel darah putih dalam tubuh.
-
Konsumsi makanan sehat bergizi seimbang, seperti sayuran dan buah-buahan.
Dengan menerapkan sejumlah langkah pencegahan tersebut, kamu dapat menurunkan risiko terjadinya leukositosis. Jangan lupa untuk diskusikan dengan dokter pada aplikasi Halodoc jika menemukan sejumlah gejalanya. Hal tersebut dilakukan, karena leukositosis dapat menjadi pertanda jika tubuhmu tengah mengalami penyakit serius, seperti leukemia atau kanker.
Baca juga: Kondisi Medis yang Bisa Picu Leukositosis
Gejala yang Tampak pada Pengidap Leukositosis
Penyakit yang satu ini dapat terjadi pada semua orang, apalagi jika tubuh sedang dalam keadaan yang tidak baik-baik saja. Berikut gejala umum yang kerap muncul pada pengidap leukositosis:
-
Mengalami penurunan nafsu makan, yang berujung pada penurunan berat badan.
-
Seluruh bagian tubuh akan mudah mengalami lebam atau pendarahan.
-
Mengalami nyeri pada bagian perut, kaki, dan tangan.
-
Tubuh akan mengeluarkan keringat yang berlebihan.
-
Mengalami mual yang terasa terus menerus.
-
Mengalami demam tinggi.
-
Mengalami gangguan pada penglihatan.
-
Mengalami sakit kepala.
-
Tubuh sering merasa kelelahan dan mengalami kelemahan.
-
Mengalami kesulitan dalam berpikir.
Jika mengalami sejumlah gejala tersebut, segera temui dokter untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut. Pasalnya, leukositosis baru dapat diketahui ketika dokter melakukan sejumlah pemeriksaan laboratorium pada pengidap.
Baca juga: Leukositosis Bisa Jadi Tanda Penyakit Ini
Ketahui Apa yang Menjadi Penyebab dari Leukositosis
Umumnya, leukositosis terjadi karena beberapa faktor, yaitu peningkatan produksi sel darah putih dalam tubuh, konsumsi obat yang dapat meningkatkan produksi sel darah putih, serta kelainan sistem kekebalan tubuh. Hal-hal tersebut dapat dipengaruhi oleh sejumlah faktor, meliputi:
-
Memiliki kebiasaan merokok.
-
Mengalami stres.
-
Mengidap alergi parah.
-
Mengidap infeksi bakteri.
-
Mengidap rheumatoid arthritis, yaitu peradangan sendi akibat sistem kekebalan tubuh yang menyerang jaringannya sendiri.
-
Mengidap polisitemia vera, yaitu jenis kanker langka darah yang terjadi ketika sumsum tulang menghasilkan sel darah yang berlebihan, salah satunya adalah sel darah putih.
Kenali gejalanya dan hindari hal-hal yang menjadi penyebabnya. Jangan lupa untuk selalu menjaga kesehatanmu dengan melakukan pola hidup sehat, ya!
Referensi:
Very Well Health. Diakses pada 2019. Types and Function of White Blood Cells (WBCs).
University Rochester Medical Center. Diakses pada 2019. What Are White Blood Cells?