Adakah Efek Samping Memakai Menstrual Cup?

Halodoc, Jakarta - Menstrual cup adalah alat yang mengumpulkan darah menstruasi secara internal. Tidak seperti tampon, menstrual cup tidak menyerap darah tapi mengumpulkannya dalam silikon atau cangkir plastik berbahan lembut. Dengan penggunaan yang tepat, menstrual cup aman untuk digunakan dan juga dikenal lebih ramah lingkungan.
Hanya saja tetap perlu diwaspadai, menstrual cup memiliki beberapa potensi risiko, terutama jika seseorang tidak menggunakannya dengan benar. Meskipun dianggap aman secara medis, ada beberapa risiko yang dianggap kecil dan tidak mungkin terjadi jika menstrual cup digunakan sesuai arahan.
Baca Juga: Darah Menstruasi Berkurang setelah Masa Nifas, Apa Sebabnya?
Potensi Risiko Penggunaan Menstrual Cup
Umumnya, menstrual cup tidak berbahaya jika digunakan sesuai petunjuk. Meskipun banyak orang yang sudah menggunakan menstrual cup tanpa mengalami risiko komplikasi, potensi risiko tetap ada dan perlu diwaspadai.
Berikut ini potensi risiko bahaya penggunaan menstrual cup:
1. Nyeri dan Luka Ringan
Memasukkan benda apa pun ke dalam vagina bisa menimbulkan rasa sakit atau luka kecil. Hal ini mungkin terjadi jika kamu memasukkan menstrual cup secara kasar, memiliki kuku yang panjang, atau menggunakan ukuran menstrual cup yang terlalu besar. Nyeri dan luka ringan bisa terjadi akibat perbedaan anatomi atau posisi pemasangan menstrual cup yang salah.
2. Ruam dan Reaksi Alergi
Produk apa pun bisa menyebabkan alergi kulit atau reaksi alergi. Meskipun jarang terjadi, penggunaan menstrual cup bisa menimbulkan reaksi alergi. Karena bahan pembuatan menstrual cup bisa bervariasi tergantung merek atau perusahaan. Beberapa orang mungkin menemukan bahwa merek tertentu bekerja lebih baik dibanding yang lain.
3. Masalah Kemih
Memasukkan benda apa pun ke dalam vagina bisa mengiritasi uretra dan memasukkan bakteri ke saluran kemih. Hal ini bisa terjadi pada sejumlah kecil orang yang menggunakan menstrual cup. Benda ini bisa mendorong uretra dan menyumbatnya, sehingga menyebabkan masalah buah air kecil.
4. Melepaskan IUD secara Tidak Sengaja
Penggunaan menstrual cup bisa memicu pelepasan alat kontrasepsi intrauterine device (IUD). Namun, pengeluaran IUD secara alami bisa terjadi pada sekitar satu dari 20 orang, dengan atau tanpa menggunakan menstrual cup. Jika kamu khawatir dengan potensi risiko ini, sebaiknya hindari penggunaan menstrual cup.
Baca Juga: Pola Makan untuk Cegah Migrain saat Menstruasi
5. Infeksi
Menstrual cup memiliki kecil kemungkinan sebagai penyebab infeks. Namun masih ada risiko kecil infeksi, jika seseorang tidak menjaga kebersihan menstrual cup.
6. Toxic Shock Syndrome (TSS)
Kondisi ini adalah infeksi bakteri serius dan berpotensi mengancam nyawa yang disebabkan oleh strain Staphylococcus aureus. Toxic shock syndrome sering dikaitkan dengan penggunaan tampon, namun pada kasus yang sangat jarang, kondisi ini juga bisa terjadi pada orang yang menggunakan menstrual cup.
Orang yang Sebaiknya Tidak Menggunakan Menstrual Cup
Menurut konsensus medis umum, menstrual cup aman digunakan. Selama kamu menggunakannya sesuai petunjuk. Beberapa wanita menyukainya karena tidak perlu menggantinya sesering tampon atau pembalut dan karena bisa digunakan kembali.
Jika kamu pernah mengalami infeksi vagina berulang dan khawatir dengan peningkatan risiko, bicarakan dengan dokter melalui aplikasi Halodoc sebelum menggunakannya.
Lantas, adakah kelompok wanita yang tidak boleh menggunakan menstrual cup? Meskipun tidak ada aturan resmi tentang ini, sebagian besar produsen merekomendasikan menstrual cup untuk segala usia dan ukuran. Karena menstrual cup mungkin bukan pilihan untuk semua orang.
Baca Juga: Darah Menstruasi Berkurang setelah Masa Nifas, Apa Sebabnya?
Jika kamu memiliki beberapa kondisi berikut ini, sebaiknya diskusikan penggunaan menstrual cup dengan dokter:
- Vaginismus, kondisi yang menyebabkan penetrasi vagina terasa sakit.
- Fibroid rahim, yang menyebabkan menstruasi terasa berat dan nyeri panggul.
- Endometriosis, yang bisa menyebabkan nyeri haid dan penetrasi.
- Variasi posisi uterus, yang bisa memengaruhi penempatan menstrual cup.
Memiliki satu atau lebih dari kondisi ini tidak secara otomatis berarti kamu tidak bisa menggunakan menstrual cup. Ini hanya soal ketidaknyamanan selama penggunaan. Maka dari itu, sebaiknya diskusikan dengan dokter sebelum memutuskan untuk memakai menstrual cup.