Adakah Efek Samping dari Obat Domperidone?
Halodoc, Jakarta - Domperidone adalah obat yang diformulasikan khusus untuk membantu seseorang berhenti merasa mual dan muntah. Obat ini juga bisa digunakan untuk mengobati sakit perut jika seseorang sedang menjalani perawatan paliatif (pengobatan untuk pasien yang penyakitnya sudah tidak dapat disembuhkan secara medis). Domperidone juga bisa digunakan untuk meningkatkan suplai ASI. Dokter laktasi mungkin akan meresepkannya jika ibu mengalami kesulitan menyusui, tetapi hanya jika ada hal lain yang tidak berhasil.
Domperidone hadir dalam bentuk tablet atau sirup dan obat ini hanya tersedia dengan resep dokter. Pasalnya, obat ini perlu hati-hati saat diberikan. Apalagi, ada beberapa efek samping yang juga mungkin terjadi akibat konsumsi obat ini.
Baca juga: Ibu Wajib Lakukan Ini Kalau Anak Tiba-Tiba Mual dan Muntah
Efek Samping Domperidone
Beberapa efek samping obat domperidone bisa sangat ringan dan dapat terjadi begitu saja tanpa membutuhkan perawatan medis yang serius. Obat ini adalah obat yang biasa diresepkan untuk mengatasi mual dan muntah pada penyakit Parkinson. Efek samping ini juga bisa menghilang selama pengobatan penyakit Parkinson tetap dilakukan, dan selagi tubuh menyesuaikan diri dengan obat. Nantinya, dokter dapat memberitahumu mengenai cara untuk mencegah atau mengurangi beberapa efek samping.
Beberapa efek samping domperidone yang cukup sering terjadi antara lain:
- ASI keluar dari puting susu.
- Mulut kering.
- Pembesaran payudara pada pria.
- Sakit kepala.
- Gatal-gatal.
- Serangan rasa panas.
- Kulit gatal.
- Mata gatal, merah, nyeri, atau bengkak.
- Menstruasi tidak teratur,
- Nyeri pada payudara.
Baca juga: Cara Mudah Meredakan Mual dengan Bahan-Bahan di Rumah
Ada juga beberapa efek samping domperidone yang cukup jarang terjadi, seperti:
- Sering buang air kecil.
- Perubahan nafsu makan.
- Konstipasi.
- Diare.
- Sulit buang air kecil, atau buang air kecil perih atau nyeri.
- Sulit bicara.
- Pusing.
- Mengantuk.
- Heartburn.
- Gelisah.
- Kurang bertenaga.
- Kram kaki
- Kelainan mental.
- Gugup.
- Berdebar-debar.
- Lesu.
- Kram perut.
- Haus.
Tidak semua orang mengalami efek samping tersebut. Mungkin ada beberapa efek samping yang tidak disebutkan di atas. Perlu diperhatikan juga, efek samping di tiap orang berbeda-beda.
Jika kamu merasakan efek samping cukup mengganggu, segera periksakan diri ke rumah sakit terdekat. Kamu bisa menggunakan aplikasi Halodoc untuk buat janji dengan dokter di rumah sakit. Dengan begini, kamu jadi tak perlu repot antre lagi untuk melakukan pemeriksaan di rumah sakit.
Baca juga: Ini 10 Tanda Mual Ibu Hamil Sudah Masuk Tahap Waspada
Dosis Domperidone yang Aman
Berikut akan dijelaskan dosis yang aman saat hendak menggunakan obat domperidone. Namun, informasi yang diberikan ini bukanlah pengganti dari nasihat medis. Jadi, kamu wajib untuk bertanya pada dokter atau apoteker sebelum menggunakan obat ini.
Berikut adalah dosis domperidone yang dianjurkan untuk orang dewasa:
Mual dan muntah
Dosis domperidone yang bisa diminum untuk menghentikan gejala mual dan muntah adalah sebanyak 10-20 mg setiap 4-8 jam. Maksimal jumlah domperidone adalah 80 mg/hari. Untuk domperidone yang digunakan melalui rektum atau lewat anus, maka dosisnya adalah sebanyak 60 mg 2 kali sehari.
Dispepsia non-ulkus
Sementara itu, untuk dosis domperidone yang bisa diminum untuk kasus dispepsia non-ulkus adalah sebanyak 10-20 mg 3 kali sehari dan malam hari.
Migrain
Dosis domperidone yang bisa diminum untuk migrain adalah sebanyak 20 mg setiap 4 jam, dan dikombinasikan dengan obat paracetamol. Maksimal adalah 4 dosis dalam 24 jam.
Sementara untuk anak-anak, dosisnya juga perlu diperhatikan lagi. Anak-anak dengan usia 2 tahun ke atas dan berat lebih dari 35 kg, bisa mengonsumsi 10-20 mg dosis 3-4 kali sehari. Maksimal dosis 80 mg sehari. Sementara untuk pemakaian melalui rektum atau anus, gunakan obat ini sebanyak 60 mg 2 kali sehari.
Perlu diperhatikan bahwa setiap anak memiliki berat badan yang berbeda meski usianya sama. Anak yang memiliki kelebihan berat badan umumnya membutuhkan obat lebih dari dosis yang disarankan karena ini memang berpengaruh dengan efektivitas obat. Begitu juga jika anak kekurangan berat badan. Namun, perlu diperhatikan saat ingin melebihkan dosis. Sebaiknya diskusikan terlebih dahulu dengan dokter.