Adakah Cara yang Bisa Dilakukan untuk Mencegah Hidrosefalus?
Halodoc, Jakarta – Hidrosefalus adalah suatu kondisi yang terjadi ketika cairan menumpuk di tengkorak dan menyebabkan otak membengkak. Ini merupakan kondisi yang serius dan berbahaya, karena penumpukan cairan bisa menyebabkan kerusakan otak yang bisa berujung pada gangguan perkembangan, fisik, dan intelektual.
Hidrosefalus paling sering terjadi pada anak-anak dan orang tua yang berusia di atas 60 tahun, namun orang dewasa yang lebih muda juga bisa mengalaminya. Menurut National Institute of Neurological Disorder and Stroke, diperkirakan ada 1 sampai 2 dari 1000 bayi yang dilahirkan dengan hidrosefalus. Lantas, adakah cara yang bisa dilakukan untuk mencegah hidrosefalus?
Memahami Hidrosefalus dan Penyebabnya
Hidrosefalus bisa terjadi karena adanya ketidakseimbangan antara banyaknya cairan serebrospinal yang diproduksi dengan banyaknya cairan yang diserap ke dalam aliran darah.
Cairan serebrospinal adalah cairan bening dan tidak berwarna yang berfungsi untuk melindungi otak dan tulang belakang. Biasanya, cairan serebrospinal mengalir melalui ventrikel dan membasahi otak dan sumsum tulang belakang sebelum diserap kembali ke aliran darah.
Tubuh biasanya menghasilkan cukup cairan serebrospinal setiap hari dan menyerap jumlah yang sama. Namun, ketika aliran normal atau absorpsi cairan serebrospinal terhalang, cairan tersebut akan menumpuk. Tekanan dari cairan serebrospinal yang terlalu banyak bisa membuat otak tidak bisa berfungsi dengan baik dan menyebabkan kerusakan otak, bahkan kematian.
Berikut kondisi yang bisa menyebabkan penumpukan cairan serebrospinal di ventrikel:
- Halangan. Penumpukan cairan paling sering disebabkan oleh adanya obstruksi parsial pada aliran normal cairan serebrospinal, baik dari satu ventrikel ke ventrikel lain, atau dari ventrikel ke ruang lain di sekitar otak.
- Kemampuan Menyerap yang Buruk. Pada kasus yang lebih jarang, penumpukan cairan serebrospinal disebabkan oleh adanya masalah dengan mekanisme yang memungkinkan pembuluh darah menyerap cairan tersebut. Hal ini sering dikaitkan dengan peradangan jaringan otak akibat penyakit atau cedera.
- Produksi Berlebih. Cairan serebrospinal yang diproduksi lebih cepat daripada yang bisa diserap juga bisa menyebabkan penumpukan cairan, tapi jarang terjadi.
Baca juga: Radang Otak pada Anak Bisa Akibatkan Hidrosefalus?
Faktor Risiko Hidrosefalus
Pada kebanyakan kasus, penyebab pasti hidrosefalus tidak diketahui. Namun, sejumlah masalah perkembangan atau medis bisa berkontribusi terhadap terjadinya penyakit tersebut.
- Pada Bayi Baru Lahir
Hidrosefalus yang terjadi saat lahir (bawaan) atau tidak lama setelah lahir bisa terjadi karena salah satu dari alasan berikut:
- Perkembangan abnormal dari sistem saraf pusat yang bisa menghalangi aliran cairan serebrospinal.
- Pendarahan di dalam ventrikel, yang mungkin terjadi akibat komplikasi kelahiran prematur.
- Infeksi pada kandungan saat hamil, seperti rubella atau sifilis, yang bisa menyebabkan peradangan pada jaringan otak janin.
Baca juga: 2 Gejala Awal saat Bayi Mengalami Hidrosefalus
- Pada Semua Usia
Faktor lain yang bisa menyebabkan hidrosefalus di semua kelompok usia, antara lain:
- Lesi atau tumor otak atau sumsum tulang belakang.
- Infeksi sistem saraf pusat, seperti meningitis bakterial atau gondongan.
- Perdarahan di otak akibat stroke atau cedera kepala.
- Cedera traumatis lainnya pada otak.
Hidrosefalus Tidak Bisa Dicegah, tapi Risikonya Bisa Dikurangi
Sayangnya, tidak ada cara yang bisa dilakukan untuk mencegah hidrosefalus. Namun, kamu bisa mengurangi risiko diri sendiri dan anak kamu untuk mengembangkan kondisi tersebut.
Caranya, bagi ibu hamil, pastikan ibu mendapatkan perawatan prenatal selama kehamilan. Hal ini bisa membantu mengurangi kemungkinan ibu mengalami persalinan prematur, yang bisa menyebabkan hidrosefalus.
Mendapatkan vaksinasi juga bisa membantu mencegah penyakit dan infeksi yang terkait dengan hidrosefalus. Kamu juga dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan rutin untuk memastikan kamu mendapatkan perawatan yang tepat untuk penyakit atau infeksi yang bisa membuat kamu berisiko terkena hidrosefalus.
Selain itu, gunakan perlengkapan keselamatan, seperti helm, untuk mencegah terjadinya cedera kepala saat melakukan aktivitas, seperti mengendarai sepeda. Kamu juga bisa mengurangi risiko cedera kepala dengan selalu menggunakan sabuk pengaman saat berkendara dengan mobil.
Pastikan juga Si Kecil selalu duduk dengan aman di kursi khusus anak-anak di mobil. Ibu juga bisa mencegah cedera kepala pada bayi dengan memastikan perlengkapan bayi, seperti kereta bayi, sudah memenuhi standar keselamatan.
Baca juga: Terserang Hidrosefalus, Bisakah Disembuhkan?
Itulah penjelasan mengenai tindakan pencegahan hidrosefalus. Bila ibu sedang hamil, diskusikanlah pada dokter mengenai cara yang perlu dilakukan untuk kehamilan yang sehat. Ibu hamil juga bisa melakukan pemeriksaan rutin di rumah sakit pilihan ibu dengan buat janji lewat aplikasi Halodoc. Yuk, download aplikasinya sekarang juga.