Ada Lendir atau Darah dalam Feses, Hati-Hati Gejala Diare Kronis

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   11 Juli 2019
Ada Lendir atau Darah dalam Feses, Hati-Hati Gejala Diare KronisAda Lendir atau Darah dalam Feses, Hati-Hati Gejala Diare Kronis

Halodoc, Jakarta – Mengalami diare memang sangat tidak enak. Perut terasa mulas dan harus sering-sering ke kamar mandi untuk buang air besar (BAB) bikin kamu jadi tidak nyaman dan tidak bisa beraktivitas dengan baik. 

Diare bisa disebabkan oleh berbagai macam faktor, tapi kebanyakan bukanlah hal yang serius, contohnya salah makan atau terlalu banyak makan cabai. Hal ini pun membuat kebanyakan pengidap diare berpikir, “ah, nanti juga sembuh sendiri.” Eits, diare sebaiknya jangan disepelekan, karena mungkin saja kamu mengalami diare kronis!

Apa Itu Diare Kronis?

Diare merupakan gangguan pencernaan yang menyebabkan frekuensi BAB seseorang meningkat hingga lebih dari 3 kali dalam sehari dengan tekstur feses yang berubah menjadi lebih encer atau berair. Selain frekuensi BAB meningkat, diare juga menimbulkan gejala berupa perut mulas akibat meningkatnya gerakan saluran pencernaan menjadi lebih aktif.

Diare yang berlangsung singkat biasanya bukan merupakan kondisi medis yang serius dan bisa sembuh dalam beberapa hari setelah mengonsumsi obat-obatan. Namun, hati-hati bila diare berlangsung selama lebih dari dua bahkan empat minggu. Kondisi ini dinamakan diare kronis. Jenis diare yang berlangsung lama ini sebaiknya segera ditangani dengan baik, karena bila tidak, bisa mengancam nyawa.

Baca juga: Jangan Salah, Ini Bedanya Diare Kronis dengan Diare Akut

Cari Tahu Penyebab Diare Kronis

Diare kronis seringkali disebabkan oleh adanya suatu penyakit tertentu. Itulah mengapa pengidap diare kronis dianjurkan untuk memeriksakan diri ke dokter agar dapat mengidentifikasi penyebab terjadinya kondisi ini. Beberapa penyakit yang bisa menjadi penyebab di balik diare kronis, yaitu:

  • Penyakit radang usus, seperti kolitis ulseratif dan penyakit Crohn;

  • Penyakit yang bisa mengganggu penyerapan nutrisi makanan, contohnya intoleransi laktosa, penyakit celiac, dan penyakit Whipple;

  • Irritable bowel syndrome, yaitu kumpulan gejala gangguan saluran pencernaan tanpa disertai kelainan dari organ tersebut;

  • Infeksi bakteri atau parasit;

  • Efek samping obat-obatan tertentu, seperti obat maag, obat pencahar, antibiotik, dan obat kemoterapi; dan

  • Efek samping dari tindakan operasi di daerah perut.

Baca juga: Diare Anak Enggak Kunjung Sembuh, Waspada Rotavirus

Waspadai Gejalanya

Kebanyakan orang menganggap semua kasus diare sama saja dan bisa disembuhkan dengan mengonsumsi obat anti diare. Padahal, ada beberapa gejala diare yang perlu diwaspadai karena bisa jadi kondisinya sudah kronis. Itulah mengapa mengetahui gejala diare kronis sangat penting. 

Selain berlangsung lebih lama, kamu juga perlu berhati-hati bila terdapat lendir atau bercak darah di dalam feses, karena kondisi tersebut merupakan gejala diare kronis. Jenis diare ini juga biasanya menimbulkan ketidaknyamanan pada perut, antara lain perut kembung, mual, kram perut, dan sakit perut berat. 

Gejala diare kronis lainnya yang juga bisa dialami pengidap, antara lain demam, penurunan berat badan, muntah darah, wajah tampak pucat, dan berkeringat di malam hari.

Baca juga: Mitos atau Fakta Diare Kronis dapat Mengancam Nyawa?

Cara Mengobati Diare Kronis

Pengobatan diare kronis dilakukan dengan cara mengatasi penyakit yang menyebabkan terjadinya diare tersebut, serta mengonsumsi obat-obatan untuk meredakan gejalanya, seperti bismuth dan loperamide.

Untuk diare kronis yang disebabkan oleh infeksi bakteri, dokter akan memberikan antibiotik untuk mengatasinya. Sedangkan diare yang muncul akibat infeksi parasit, bisa diobati dengan mengonsumsi obat antiparasit. Namun, bila diare kronis terjadi akibat radang usus, maka pemberian obat antiradang, obat untuk menurunkan sistem kekebalan tubuh, dan tindakan operasi perlu dilakukan.

Dokter biasanya juga akan menganjurkan pengidap untuk mengubah pola makannya, baik untuk mengobati penyebab diare itu sendiri maupun membantu proses penyembuhannya. Pada pengidap diare kronis akibat gangguan penyerapan nutrisi, akan diminta untuk menjauhi makanan yang bisa memicu diare. Misalnya, susu dan makanan olahan susu bagi pengidap intoleransi laktosa. Sedangkan makanan pantangan bagi pengidap diare kronis akibat penyakit celiac adalah olahan gluten, seperti roti.

Pengidap diare kronis juga perlu melakukan beberapa hal berikut untuk mempercepat penyembuhan:

  • Banyak minum air putih untuk mencegah dehidrasi;

  • Mengonsumsi makanan yang rendah serat;

  • Tidak makan secara berlebihan; dan

  • Menghindari minuman beralkohol dan berkafein.

Bila kamu mengalami gejala diare kronis seperti di atas, segera temui dokter untuk mendapatkan penanganan. Untuk membeli obat anti diare, gunakan saja aplikasi Halodoc. Caranya sangat mudah, tinggal order saja lewat fitur Buy medicines dan pesananmu akan tiba dalam waktu satu jam. Ayo, download Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play.