9 Mitos tentang Donor Darah yang Perlu Diluruskan
Halodoc, Jakarta - Mau tahu berapa banyaknya orang-orang yang membutuhkan transfusi darah di Indonesia? Melansir dari laman Palang Merah Indonesia (PMI), setiap delapan detik, ada satu orang yang membutuhkan transfusi darah di Indonesia. Cukup besar bukan kebutuhan transfusi darah di negara kita?
Nah, itulah salah satu alasan mengapa kamu perlu melakukan donor darah. Menariknya lagi, donor darah juga memiliki beberapa manfaat bagi kesehatan tubuh. Sebut saja membuat darah mengalir lebih lancar, meningkatkan produksi sel darah merah, hingga mampu mendeteksi penyakit serius.
Sayangnya, tak sedikit orang yang mungkin merasa ngeri ketika hendak melakukan donor darah. Alasannya beragam, salah satunya ‘termakan’ hoaks mengenai donor darah.
Baca juga: Jangan Salah, Ini Manfaat dan Efek Samping Donor Darah
Mitos tentang Donor Darah
Berikut ini beberapa mitos mengenai donor darah yang tak perlu kamu percaya.
1. Kehabisan darah
Beberapa orang percaya kalau donor darah bisa membuat tubuh kehabisan darah, sehingga menyebabkan anemia. Benarkah faktanya demikian? Ternyata rata-rata orang dewasa memiliki 5 sampai 6 liter darah. Nah, setiap melakukan donor darah, darah kita hanya diambil sebanyak 350 ml.
2. Tertular Penyakit
Tak perlu khawatir mengenai kebersihan alat yang akan digunakan untuk melakukan donor darah. Semua jarum yang dipakai adalah bersih, steril dan hanya satu kali digunakan. Dengan begitu, risiko tertular penyakit pun akan sangat minim.
Jika kamu masih penasaran dan ingin tahu informasi mengenai hal ini, kamu bisa bertanya langsung pada dokter melalui aplikasi Halodoc. Tidak perlu keluar rumah, kamu bisa menghubungi dokter ahli kapan saja dan di mana saja. Praktis, kan?
3. Donor Darah, Sakit Sekali
Selain tiga hal di atas, mitos mengenai donor darah lainnya adalah berkaitan dengan rasa sakit yang ditimbulkan. Katanya donor darah pasti sakit sekali. Padahal, rasa sakit hanya dirasakan saat jarum dimasukkan kedalam tubuh. Itupun hanya seperti digigit semut
4. Kurang Sehat untuk Menjadi Donor Darah
Petugas kesehatan akan melakukan pemeriksaan fisik sederhana sebelum pelaksanaan transfusi darah. Bila anda dianggap kurang sehat, proses pendonoran darah tidak akan dilakukan.
Baca juga: 7 Syarat Umum yang Harus Dipenuhi Sebelum Donor Darah
5. Sudah Pernah, dan Sudah Cukup
Bagi kamu yang sudah pernah mendonorkan darahnya, jangan pernah mengira kalau kebutuhan donor darah sudah terpenuhi. Setiap harinya, sekitar 75-80 unit darah ditransfusikan ke pasien, sedangkan seorang donor hanya dapat mendonorkan darah setiap 3 bulan. Oleh karena itu, diperlukan sebanyak mungkin orang yang mendonorkan darah secara teratur.
6. Perlu Diet Khusus
Mitos selanjutnya adalah memerlukan diet khusus sebelum melakukan donor darah. Faktanya, kamu perlu menerapkan pola makan bergizi seimbang setiap harinya, bukan diet khusus tertentu untuk dapat mendonorkan darah.
Meskipun demikian, akan membantu jika makanan yang kamu makan mengandung kaya zat besi. Makanan seperti daging merah, unggas, ikan, kacang-kacangan, sayuran hijau tua, biji-bijian dan kacang-kacangan, akan membantu memastikan tingkat hemoglobin memenuhi tingkat yang disyaratkan untuk mendonor darah.
7. Hanya boleh setahun sekali
Darah dalam tubuh akan mengisi kembali dengan sendirinya, tetapi tidak sekaligus. Tubuh akan menggantikan plasma yang hilang dalam waktu 24 jam. Sel darah merah membutuhkan waktu sekitar 90 hari untuk diisi kembali sepenuhnya.
Itulah mengapa kamu harus menunggu setidaknya 56 hari antara donor darah utuh. Dengan kata lain, kamu hanya boleh mendonorkan darah sebanyak satu kali dalam satu tahun adalah hoaks.
Baca juga: 5 Alasan Donor Darah Harus Dilakukan Rutin
Nah, itulah beberapa mitos mengenai donor darah yang tak perlu dipercayai. Bagi kamu yang memiliki keluhan kesehatan, bisa kok memeriksakan diri ke rumah sakit pilihan. Sebelumnya, buat janji dengan dokter di aplikasi Halodoc sehingga tidak perlu mengantre sesampainya di rumah sakit. Praktis, kan?