8 Mitos Penyakit Alzheimer yang Salah
Halodoc, Jakarta – Banyak orang mengira penyakit Alzheimer sama dengan demensia. Padahal tidak semua pengidap demensia mengidap penyakit Alzheimer, namun pengidap Alzheimer pasti mengalami demensia. Faktanya, Alzheimer adalah jenis demensia yang menyebabkan kehilangan ingatan secara bertahap.
Selain itu, masih banyak mitos-mitos penyakit Alzheimer lainnya yang beredar di masyarakat. Nah, memahami penyakit Alzheimer dengan benar penting agar kamu bisa merawat orang yang mengidap penyakit tersebut dengan lebih baik lagi. Yuk, ketahui fakta yang sebenarnya di balik mitos penyakit Alzheimer berikut ini.
1.Hanya Terjadi Pada Orangtua
Kebanyakan pengidap Alzheimer memang adalah orangtua berusia sekitar 65 atau lebih. Namun, hal itu bukan berarti penyakit Alzheimer hanya terjadi pada orang yang sudah lanjut usia saja.
Orang yang lebih muda juga berisiko mengalami alzheimer. Alzheimer yang dialami oleh orang yang muda biasanya bersifat genetik. Menurut peneliti, itu terjadi saat ada perubahan dalam satu dari tiga gen langka yang diturunkan dari orangtua.
2.Tanda Penuaan yang Normal
Sering lupa atau pikun adalah dampak dari penuaan yang normal terjadi, dan tidak selalu menjadi gejala Alzheimer. Pikun adalah kondisi hilang ingatan ringan yang terjadi seiring bertambahnya usia.
Sedangkan dampak dari Alzheimer merusak sebagian besar fungsi otak, sehingga ingatan seseorang akan berangsur memburuk. Pengidap Alzheimer dapat kehilangan kemampuan berpikir, makan, berbicara, dan banyak lagi. Jadi, jika pikiran kamu sudah tidak setajam dulu, bukan berarti kamu mengalami gejala alzheimer ya.
Baca juga: Belum Tentu Penyakit, Ini Alasan Manusia Mudah Lupa
3.Tidak Mematikan
Faktanya, penyakit Alzheimer bisa menyebabkan kematian. Pengidap alzheimer bisa lupa minum atau makan dan kesulitan menelan. Hal ini membuat pengidap kekurangan nutrisi. Selain itu, penyakit Alzheimer juga menimbulkan masalah pernapasan yang berujung pada pneumonia.
4.Bisa Diobati
Nyatanya, Alzheimer tidak bisa diobati. Seiring berjalannya waktu, gejalanya akan semakin memburuk. Obat-obatan seperti donepezil, galantamine, memantine, dan lain-lain kemungkinan membantu ingatan, keterampilan bahasa, dan beberapa masalah perilaku pengidap. Namun, obat-obatan tersebut tidak bekerja pada semua orang. Apabila berhasil, obat-obatan tersebut hanya membantu sementara saja.
Baca juga: Mengenal 4 Jenis Obat untuk Meringankan Gejala Alzheimer
5.Disebabkan Oleh Aluminium
Beredar anggapan bahwa memasak menggunakan panci alumunium bisa menyebabkan alzheimer. Sampai saat ini, belum ada bukti ilmiah yang mendukung anggapan tersebut.
Jadi, bisa dipastikan anggapan tersebut hanyalah mitos belaka. Sebaiknya, fokus pada cara lain untuk mengurangi risiko demensia, seperti memulai pola hidup sehat mulai sekarang.
6.Disebabkan Oleh Suntikan Flu
Ada juga anggapan lain bahwa suntikan flu terkait dengan risiko penyakit alzheimer. Namun, belum ada penelitian yang mendukung gagasan ini. Sebaliknya, terdapat sebuah studi yang menemukan penurunan risiko penyakit alzheimer pada orang yang telah menerima vaksinasi flu. Penelitian lain menyimpulkan bahwa suntikan flu berkorelasi dengan penurunan risiko kematian semua penyebab penyakit.
7.Disebabkan Oleh Aspartam
Anggapan bahwa aspartam (pengganti gula) menyebabkan penyakit alzheimer juga sudah cukup beredar di masyarakat luas. Tidak ada penelitian yang menemukan risiko alzheimer terhadap penggunaan aspartam, tetapi mengonsumsi gula dalam jumlah tinggi bisa berdampak negatif untuk otak.
8.Disebabkan Oleh Tambalan Gigi
Tambalan gigi amalgam atau perak memang mengandung sejumlah kecil merkuri. Namun, anggapan bahwa tambalan gigi tersebut bisa meningkatkan risiko alzheimer tidak dapat dibuktikan. Penelitian lain menyebutkan bahwa menyikat gigi sangat membantu otak dari risiko berbagai penyakit.
Baca juga: Inilah Cara-cara Berinteraksi dan Merawat Pengidap Alzheimer
Itulah mitos seputar Alzheimer yang perlu kamu pahami. Selain dengan mengonsumsi makanan sehat, kamu juga bisa mencegah penurunan daya ingat dengan meminum suplemen. Nah, beli suplemennya melalui aplikasi Halodoc saja. Tidak perlu keluar rumah, tinggal order lewat aplikasi dan pesananmu akan diantar dalam waktu satu jam. Yuk, download aplikasinya sekarang juga.