7 Penyakit yang Berpotensi Menjangkit Kesehatan Pekerja Tambang
“Pekerja tambang berisiko tinggi mengalami penyakit yang berkaitan dengan sistem pernapasan. Hal tersebut karena pekerja tambang selalu terpapar debu dan menghirupnya dalam waktu lama selama bekerja.”
Halodoc, Jakarta – Setiap pekerjaan memiliki risikonya masing-masing, termasuk yang berkaitan dengan kesehatan. Salah satu pekerjaan yang memiliki risiko kesehatan yang parah yaitu pekerja tambang. Penyakit dan risiko yang dihadapi pekerja tambang berkaitan dengan sistem pernapasan, karena menghirup debu saat bekerja.
Bahkan penyakit yang dialami pekerja tambang diklasifikasikan secara khusus sebagai Mine Dust Lung Diseases (MDLD/ Penyakit Paru-paru Debu Tambang). Keluhan ini terjadi akibat paparan debu yang terhirup dalam jumlah banyak dan sering. Baik selama penambangan ataupun penggalian.
Potensi Penyakit yang Dihadapi Pekerja Tambang
Pekerja tambang diharuskan untuk mengenakan alat pelindung diri (APD) yang memadai untuk mencegah atau mengurangi risiko bahaya kesehatan, khususnya alat pelindung pernapasan. Meski begitu, potensi masalah kesehatan pada pekerja tambang seringkali masih ada, yaitu berupa:
1. Pneumokoniosis
Penyakit ini mengacu pada sekelompok penyakit paru-paru yang disebabkan oleh menghirup partikel debu tertentu dalam waktu lama. Peristiwa tersebut dapat menyebabkan reaksi negatif pada jaringan paru-paru.
2. Pneumokoniosis pekerja batubara
Kondisi ini lebih dikenal sebagai penyakit paru-paru hitam. Pneumokoniosis pekerja batubara (CWP) merupakan kondisi ketika debu batubara terhirup dalam waktu lama, sehingga menyebabkan jaringan parut pada paru-paru, dan mengganggu kemampuan pengidap untuk bernapas dengan mudah.
Penyakit ini merupakan kondisi yang tidak dapat diobati, melainkan hanya bisa dicegah dengan membatasi paparan debu batu bara. Gejalanya juga berbeda-beda pada setiap pengidap, tergantung pada komposisi debu dan durasi paparan.
3. Pneumoconiosis campuran debu
Mirip dengan pneumokoniosis batubara, kondisi ini terjadi akibat paparan berbagai partikel debu dalam jangka waktu lama. Paparan debu dari tambang dari waktu ke waktu menyebabkan nodul fibrotik di paru-paru, akibatnya pengidap mengalami gangguan pernapasan dan batuk.
4. Silikosis
Penyakit ini muncul akibat menghirup butiran kecil debu silika. Debu silika adalah mineral yang ditemukan di kuarsa, pasir, dan bentuk batuan lainnya. Seperti penyakit paru-paru lainnya, silikosis dapat menyebabkan sesak napas dan jaringan parut di paru-paru.
5. Penyakit paru-paru obstruktif kronis (PPOK)
Penyakit yang rentan dialami pekerja tambang berikutnya yaitu PPOK. Ini adalah penyakit peradangan kronis yang menghambat aliran udara ke paru-paru. Meskipun juga bisa terjadi pada perokok, penambang merupakan orang yang berisiko tinggi mengalami PPOK.
Gejala PPOK meliputi batuk, mengi, kesulitan bernapas, dan meningkatkan produksi lendir. Pengidap PPOK juga berisiko tinggi terkena penyakit jantung dan kanker paru-paru sebagai komplikasi PPOK.
6. Asbestosis
Ini adalah kondisi paru-paru kronis akibat paparan jangka panjang terhadap serat asbes di udara. Asbestosis juga penyakit yang dapat dialami pekerja bangunan, tukang ledeng, tukang listrik, tukang las, pekerja industri otomotif, pekerja tekstil dan penambang. Itulah sebabnya penggunaan asbes dilarang, salah satunya untuk menurunkan risiko penyakit asbestosis.
7. Kanker
Selanjutnya, paparan asbes dapat menyebabkan mesothelioma, yaitu kanker yang mempengaruhi sel mesotelial yang menutupi sebagian besar organ internal tubuh. Mesothelioma dapat mempengaruhi lapisan paru-paru, bukan cuma paru-paru itu sendiri.
Selain itu, penanganan mesothelioma berbeda dari kanker paru-paru pada umumnya. Pekerja tambang yang mengidap Mine Dust Lung Diseases jenis apa pun berisiko tinggi terkena kanker paru-paru seiring perkembangan penyakit.
Itulah beberapa penyakit yang dapat dialami oleh pekerja tambang. Sejauh ini, pencegahan risiko penyakit penting untuk dilakukan. Sebab, hampir semua penyakit terkait pertambangan tidak dapat disembuhkan. Namun masih bisa dicegah dengan membatasi paparan debu yang terhirup.
Setiap perusahaan tambang sudah seharusnya memiliki sistem manajemen untuk meminimalisasi risiko dan mengurangi paparan pada semua pekerja tambang. Faktor-faktor yang dapat mengurangi bahaya debu termasuk penggunaan alat pelindung pernapasan (RPE) yang sesuai untuk melindungi para pekerja tambang.
Jika kamu memiliki kondisi yang serupa, sebaiknya segera kunjungi rumah sakit untuk mendapatkan perawatan.
Kamu bisa melalui aplikasi Halodoc. Tentunya tanpa perlu menunggu atau mengantre lama. Jadi, tunggu apa lagi? Yuk, download Halodoc sekarang juga!
Referensi:
Newcastle Safety Servicing. Diakses pada 2023. 5 Diseases and Risks Faced by the Miners
Hindustan Times. Diakses pada 2023. Miners at higher risk of lung diseases with no cure for most: Experts
Sehat Negeriku. Diakses pada 2023. Pekerja Industri Pertambangan Rentan Terkena Pneumoconiosis
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan