7 Kondisi yang Sebabkan Terjadinya Ginjal Bocor
“Ginjal bocor atau proteinuria dapat disebabkan oleh kondisi ringan sampai penyakit serius. Penyakit ini tidak boleh diabaikan dan perlu segera ditangani. Pasalnya, penyakit ginjal yang tidak mendapatkan penanganan yang tepat berisiko berkembang menjadi gagal ginjal.”
Halodoc, Jakarta – Ginjal bocor terjadi ketika ginjal terlalu banyak mengeluarkan protein dalam urine. Sebenarnya, ginjal bocor hanyalah sebuah istilah yang diketahui masyarakat awam. Nama medis ginjal bocor yang sebenarnya adalah proteinuria. Sebagian besar penyebab ginjal bocor dipicu oleh kondisi medis yang relatif jinak (non-kanker) atau sementara.
Meski begitu, ginjal bocor juga menjadi indikasi awal penyakit ginjal kronis, hilangnya fungsi ginjal secara bertahap yang pada akhirnya mungkin memerlukan dialisis atau transplantasi ginjal. Untuk meningkatkan kewaspadaan kamu, ketahui berbagai penyebab ginjal bocor berikut ini.
Berbagai Penyebab Ginjal Bocor
Sebagian besar kasus ginjal bocor sebenarnya dipicu oleh penyakit non-kanker dan relatif jinak seperti dehidrasi, peradangan, tekanan darah rendah, stres, demam, batu ginjal sampai konsumsi aspirin yang terlalu sering. Dalam kondisi yang cukup serius, ginjal bocor juga bisa disebabkan oleh beberapa penyakit berikut ini:
1. Lupus nefritis
Kondisi ini terjadi ketika ginjal mengalami peradangan akibat penyakit systemic lupus erythematosus (SLE) atau lupus. Lupus sendiri adalah penyakit autoimun di mana sistem kekebalan yang seharusnya melindungi tubuh dari penyakit justru berbalik menyerang sel dan organ tubuh sendiri.
Kondisi ini kemudian menyebabkan peradangan pada ginjal sehingga mengganggu proses penyaringan limbah di dalam tubuh. Akibatnya, darah dan protein tidak tersaring dengan baik dan urine mengandung terlalu banyak protein.
2. Glomerulonefritis
Glomerulonefritis adalah kerusakan pada filter kecil di dalam ginjal (glomeruli). Kondisi ini sering disebabkan oleh sistem kekebalan tubuh yang menyerang jaringan tubuh yang sehat. Bila tak segera ditangani, glomerulonefritis dapat menyebabkan masalah ginjal jangka panjang.
3. Nefropati diabetik
Salah satu penyebab ginjal bocor paling umum lainnya adalah nefropati diabetik. Ini biasanya sering menimpa pengidap diabetes yang kemudian memicu penebalan pada glomeruli. Akibatnya, glomeruli yang berperan dalam menyaring zat sisa metabolisme dan mengeluarkan cairan dari tubuh mengalami penurunan fungsi.
3. Pielonefritis
Infeksi ginjal atau dalam dunia medis disebut sebagai pielonefritis terjadi ketika bakteri yang masuk ke dalam saluran kemih menyebar hingga ke ginjal. Apabila tidak segera ditangani, infeksi ginjal dapat menyebabkan komplikasi serius seperti terbentuknya jaringan parut di glomeruli. Jika ini terjadi, ginjal dapat kehilangan fungsinya dan menyebabkan protein terbawa masuk ke urine.
4. Preeklamsia
Kondisi yang satu ini rentan dialami oleh ibu hamil dan sering menjadi komplikasi kehamilan. Preeklamsia adalah tekanan darah tinggi (hipertensi) yang terjadi selama kehamilan dan ditandai dengan tingginya kadar protein dalam urine (proteinuria). Ibu hamil yang mengalami preeklamsia perlu mendapatkan pemantauan yang ketat oleh dokter hingga bayi siap dilahirkan.
5. Amiloidosis
Amiloidosis termasuk penyakit langka yang terjadi ketika protein abnormal, yang disebut amiloid, menumpuk di organ dan mengganggu fungsi normalnya. Amiloid biasanya tidak ditemukan di dalam tubuh, tetapi dapat terbentuk dari beberapa jenis protein yang berbeda. Beberapa organ yang rentan terpengaruh termasuk jantung, ginjal, hati, limpa, sistem saraf, dan saluran pencernaan.
6. Penyakit kardiovaskular
Penyakit kardiovaskular adalah istilah umum untuk kondisi yang mempengaruhi jantung atau pembuluh darah. Penyakit ini biasanya dikaitkan dengan penumpukan timbunan lemak di dalam arteri (aterosklerosis) dan peningkatan risiko pembekuan darah. Penyakit kardiovaskular juga dapat dikaitkan dengan kerusakan arteri di organ seperti otak, jantung, ginjal, dan mata.
7. Kanker ginjal
Karsinoma sel ginjal adalah jenis kanker yang paling umum menyerang ginjal. Kondisi kanker ini tentunya dapat memengaruhi fungsi ginjal sehingga protein tak mampu tersaring dengan baik dan masuk ke dalam urine.
Cara Mendiagnosis Ginjal Bocor
Tes urine atau urinalisis dapat dilakukan untuk mendeteksi kandungan protein dalam urine. Kamu perlu mengeluarkan sejumlah sampel urine yang ditampung dalam botol sampel. Sampel ini kemudian akan diperiksa di laboratorium untuk diperiksa kandungan proteinnya. Kamu mungkin perlu melakukan tes ini lebih dari sekali untuk mengetahui berapa lama protein menetap.
Selain tes urine, tes darah juga dapat dilakukan untuk mengukur seberapa baik ginja bekerja. Untuk lebih akurat, dokter biasanya menyarankan CT-Scan atau ultrasonografi untuk memeriksa batu ginjal, tumor, atau penyumbatan lainnya. Apabila terdapat jaringan abnormal pada ginjal, dokter juga dapat melakukan biopsi untuk mengambil sejumlah sampel kecil yang kemudian diteliti lebih lanjut.
Pilihan Perawatan Ginjal Bocor
Pengobatan ginjal bocor tergantung pada penyebabnya. Kamu mungkin tidak memerlukan pengobatan jika proteinuria masih bersifat ringan atau hanya berlangsung dalam waktu singkat. Tetapi sangat penting untuk mengobati penyakit ginjal sebelum berkembang menjadi gagal ginjal.
Dokter dapat meresepkan obat, terutama jika kamu mengidap diabetes tekanan darah tinggi yang menyebabkan ginjal bocor. Pada umumnya, dokter akan meresepkan obat-obatan seperti ACE inhibitor atau ARB pada pengidap ginjal bocor.
Itulah beberapa penjelasan seputar penyebab ginjal bocor. Apabila kamu membutuhkan obat-obatan, kamu bisa mendapatkannya di toko kesehatan Halodoc supaya lebih praktis. Jangan tunda untuk mendapatkannya agar kondisi kesehatanmu tetap stabil, download Halodoc sekarang juga!