7 Faktor Utama Penyebab Asma yang Harus Diwaspadai
Halodoc, Jakarta - Asma adalah penyakit radang kronis yang menyerang saluran udara. Sayangnya hingga kini belum ada penyebab pasti penyakit asma. Penyebab asma bisa berbeda dari orang ke orang. Namun, satu hal yang pasti, saat saluran udara bersentuhan dengan penyebab asma, mereka akan meradang, menyempit, dan penuh dengan lendir.
Serangan asma membuat saluran udara menjadi sempit sehingga kamu sulit bernapas. Hal ini dapat terjadi akibat kejang otot di sekitar saluran udara, peradangan dan pembengkakan pada selaput mukosa yang melapisi mereka, atau jumlah lendir yang tinggi di dalamnya. Pengidap asma mungkin mengalami sesak napas, mengi atau batuk karena tubuh berusaha mengeluarkan lendir tersebut.
Baca juga: Kenali Penyebab Kambuhnya Asma
Berbagai Faktor Penyebab Asma
Jika kamu atau orang terdekatmu mengidap asma, penting untuk memahami penyebab asma. Setelah mengetahuinya, kamu dapat mengambil langkah untuk menghindarinya. Cara ini untuk mencegah serangan asma akan lebih jarang terjadi atau gejalanya jadi lebih ringan.
Melansir dari WebMD, berikut ini faktor utama penyebab asma yang perlu diwaspadai:
1. Alergi Bisa Jadi Penyebab Asma
Alergi adalah pemicu utama terjadinya asma. Delapan puluh persen penderita asma memiliki alergi terhadap hal-hal di udara, seperti pohon, rumput, serbuk sari bunga, jamur, bulu hewan, tungau debu, dan kotoran kecoa. Dalam sebuah penelitian, anak-anak dengan kotoran kecoa tingkat tinggi di rumah mereka bisa empat kali lebih mungkin memiliki asma pada masa kanak-kanak daripada anak-anak yang rumahnya lebih bersih.
Tidak hanya itu, alergi terhadap tungau debu dapat menjadi pemicu asma yang umum sehingga wajib menjaga kebersihan lingkungan.
2. Makanan dan Zat Aditif Bisa Jadi Pemicu Asma
Alergi makanan bisa menyebabkan reaksi ringan hingga berat yang mengancam jiwa. Makanan tertentu bisa menyebabkan seseorang mengalami asma tanpa gejala lain. Jika kamu memiliki alergi makanan, asma dapat menjadi bagian dari reaksi parah dan mengancam jiwa yang disebut anafilaksis.
Makanan paling umum yang terkait dengan gejala alergi adalah telur, susu sapi, kacang kacangan, kacang pohon, kedelai, gandum, ikan, udang dan kerang, salad, atau bahkan buah segar.
Pengawet makanan juga bisa memicu asma, terutama aditif sulfit, seperti natrium bisulfit, kalium bisulfit, natrium metabisulfit, kalium metabisulfit, dan natrium sulfit, yang digunakan dalam pengolahan atau persiapan makanan.
Baca juga: Sesak Napas Tiba-Tiba? Ini 7 Cara Mengatasinya
3. Olahraga Juga Bisa jadi Penyebab Asma
Bagi sekitar 80 persen pengidap asma, olahraga berat juga bisa menyebabkan saluran udara menyempit dan sebabkan gejala asma. Jika kamu mengalami asma akibat olahraga, kamu dapat merasakan gejala seperti sesak dada, batuk, dan kesulitan bernapas dalam 5 hingga 15 menit pertama latihan aerobik.
Bagi kebanyakan orang, gejala-gejala ini dapat hilang dalam 30 hingga 60 menit latihan berikutnya. Tetapi hingga 50 persen dari orang-orang dengan asma yang disebabkan oleh olahraga mungkin mengalami serangan lain 6 sampai 10 jam kemudian.
Oleh karena itu, kamu dianjurkan untuk melakukan pemanasan lambat untuk mencegahnya. Kamu juga bisa tanya dokter di Halodoc melalui chat untuk mengetahui jenis olahraga yang aman untuk pengidap asma.
4. Mulas juga Bisa Memicu Asma
Mulas yang parah dan asma sering berjalan bersamaan. Hingga 89 persen orang dengan asma juga mengalami sakit maag parah (gastroesophageal reflux, atau GERD). Kondisi ini biasanya terjadi pada malam hari ketika kamu tengah berbaring. Biasanya katup akan mencegah asam lambung naik ke kerongkongan.
Ketika seseorang mengidap GERD, katup ini tidak berfungsi seperti seharusnya. Asam lambung akan naik ke kerongkongan. Jika asam mencapai tenggorokan atau saluran udara, iritasi dan peradangan yang disebabkannya memicu serangan asma.
5. Kebiasaan Merokok
Orang yang merokok lebih cenderung terkena asma. Jika kamu merokok dan memiliki riwayat asma, ini dapat membuat gejala seperti batuk dan mengi menjadi lebih buruk. Wanita yang merokok selama kehamilan juga bisa meningkatkan risiko mengi pada bayi mereka.
Bayi yang ibunya merokok selama kehamilan juga memiliki fungsi paru-paru yang lebih buruk. Jika kamu mengidap asma dan seorang perokok aktif, berhenti adalah langkah penting yang dapat dilakukan untuk melindungi fungsi paru-paru.
6. Sinusitis dan Infeksi Saluran Pernapasan Atas Lainnya
Sama seperti asma yang menyebabkan peradangan pada lapisan saluran udara, sinusitis menyebabkan peradangan pada selaput lendir yang melapisi sinus. Ini membuat membran mengeluarkan lebih banyak lendir.
Jika kamu mengidap asma dan sinus yang meradang, maka saluran udara juga mengalami hal yang sama. Segera lakukan pengobatan terhadap infeksi sinus untuk meredakan gejala asma.
Baca juga: 4 Gerakan Yoga yang Cocok untuk Pengidap Asma
7. Efek Pengobatan Dapat Menjadi Penyebab Asma
Orang-orang dengan asma yang sensitif terhadap aspirin mungkin juga mempunyai masalah dengan obat-obatan lain seperti obat antiinflamasi (ibuprofen, naproxen) dan beta-blocker (digunakan untuk mengobati penyakit jantung, tekanan darah tinggi, dan glaukoma). Jika kamu tahu bahwa tubuhmu sensitif terhadap obat-obatan ini, pastikan dokter mengetahui hal ini agar mereka bisa memberikan obat lain yang lebih aman.
Selain beberapa hal di atas, terdapat lain yang bisa jadi penyebab asma seperti iritasi, cuaca dingin dan lembap, serta stres berlebihan. Oleh karena itu, kamu wajib menjaga kesehatan diri dan usahakan untuk menghindari faktor di atas agar tidak terserang asma.
Referensi:
Web MD. Diakses pada 2020. What Causes Asthma? Common Triggers Explained.
Mayo Clinic. Diakses pada 2020. Asthma.
Medical News Today. Diakses pada 2020. Types, Causes, and Diagnosis of Asthma.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan