7 Fakta mengenai Lemak Jenuh yang Perlu Dipahami
Halodoc, Jakarta – Lemak jenuh adalah jenis lemak yang sebaiknya dibatasi. Jika dikonsumsi berlebihan, jenis lemak yang satu ini bisa meningkatkan risiko gangguan kesehatan dan memicu kerusakan organ tubuh. Lemak jenuh berlebih bisa menyebabkan penyakit, termasuk penyakit jantung, stroke, hingga diabetes tipe 2.
Pada dasarnya, lemak dibutuhkan untuk membantu menjalankan fungsi tubuh. Namun, penting untuk mengetahui bahwa ada jenis lemak yang baik dan jahat. Nah, lemak jenuh masuk dalam kategori lemak jahat. Lemak jenuh bisa berasal dari hewan, seperti daging ayam, konsumsi daging merah, serta produk susu yang kaya lemak.
Baca juga: Jangan Selalu Disalahkan, Lemak Bermanfaat untuk Kesehatan
Fakta Lemak Jenuh yang Perlu Diketahui
Tubuh membutuhkan lemak untuk menjalankan fungsi beberapa organ. Namun, perlu diperhatikan jenis lemak yang dikonsumsi. Agar selalu sehat, disarankan untuk banyak mengonsumsi makanan yang mengandung lemak baik dan menghindari lemak jahat. Sebab, konsumsi lemak jahat, apalagi sampai berlebihan, berpotensi buruk bagi kesehatan tubuh.
Kelebihan konsumsi lemak jenuh bisa meningkatkan kadar “Kolesterol jahat” di dalam darah. Kalau sudah begitu, bisa terjadi peningkatan risiko terbentuknya plak di dalam pembuluh darah, terjadi peradangan, hingga resistensi insulin. Semakin lama, hal ini bisa memicu risiko penyakit jantung, stroke, tekanan darah tinggi, dan diabetes tipe 2.
Ada beberapa fakta seputar lemak jenuh yang perlu diketahui, di antaranya:
1.Membedakan Lemak Jenuh
Lemak jenuh bisa terkandung dalam makanan. Nah, kamu bisa membedakannya dengan memperhatikan penampilan makanan tersebut. Pada suhu ruangan, asam lemak jenuh berbentuk solid atau padat.
Baca juga: Lebih Baik Mana, Lemak Nabati atau Hewani?
2.Batas Asupan Lemak Jenuh
Batas asupan lemak jenuh ternyata berbeda antara satu orang dengan yang lainnya. Pada pria, batas mengonsumsi lemak jenuh adalah 30 gram per hari, sementara untuk wanita tidak lebih dari 20 gram.
3.Berkaitan dengan Kolesterol
Asupan lemak jenuh ternyata berkaitan dengan kadar kolesterol di dalam darah. Dengan mengurangi konsumsi makanan yang mengandung lemak jenuh, bisa menurunkan tingkat kolesterol sehingga terhindar dari kolesterol tinggi dan penyakit jantung.
4.Fokus pada Nutrisi Lain
Perlu diketahui, lemak jenuh jenuh hanyalah salah satu dari nutrisi makanan. Membatasi asupan lemak jenuh bukan berarti tubuh tidak lagi mendapat asupan nutrisi. Sebaliknya, kamu bisa berfokus pada nutrisi sehat lainnya dengan memperhatikan pola makan secara keseluruhan.
5.Makanan yang Harus Dibatasi
Sebagian besar lemak jenuh berasal dari hewani, misalnya daging unggas. Ada beberapa jenis makanan yang sebaiknya dibatasi atau dihindari, seperti daging, roti, susu, sosis, dan mentega.
6.Makanan yang Dianjurkan
Selain makanan yang harus dihindari, ada juga jenis makanan yang dianjurkan untuk dikonsumsi. Biar kesehatan jantung terjaga, kamu bisa mencoba mengonsumsi nasi merah, ikan, sayuran, kacang-kacangan, biji-bijian, keju, dan minyak zaitun.
7.Olahraga dan Pola Hidup Sehat
Selain memperhatikan asupan makanan, kamu juga bisa menurunkan risiko gangguan kesehatan akibat lemak jenuh dengan menerapkan gaya hidup sehat. Jangan lupa untuk mengimbanginya dengan berolahraga, mengelola stres, serta menghindari rokok.
Baca juga: Tips Memasak Makanan Rendah Lemak
Cari tahu lebih lanjut seputar dampak lemak jenuh dan makanan apa saja yang mengandung lemak jenuh dengan bertanya pada dokter di aplikasi Halodoc. Kamu bisa lebih mudah menghubungi dokter melalui Video/Voice Call atau Chat. Sampaikan keluhan yang dialami dan dapatkan rekomendasi terbaik dari ahlinya. Ayo, download aplikasi Halodoc sekarang di App Store dan Google Play!