7 Fakta Leukemia, Kanker yang Paling Banyak Diidap Anak-anak

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   15 Januari 2019
7 Fakta Leukemia, Kanker yang Paling Banyak Diidap Anak-anak7 Fakta Leukemia, Kanker yang Paling Banyak Diidap Anak-anak

Halodoc, Jakarta – Leukemia adalah kanker darah yang dapat menyerang siapa saja, baik anak - anak hingga orang dewasa. Kebanyakan kasus leukemia didiagnosis setelah kanker berkembang dan menimbulkan komplikasi. Maka itu, kamu perlu tahu fakta leukemia guna mengoptimalkan deteksi dini, pengobatan, dan upaya perbaikan kualitas hidup di kemudian hari.

Baca Juga: Orang Tua Perlu Mengenal Leukemia pada Anak

1. Menyerang Sel Darah Putih

Leukemia adalah kanker yang menyerang jaringan pembentuk sel - sel darah, termasuk sumsum tulang dan kelenjar getah bening. Gangguan ini memicu produksi sel darah putih berlebih, sehingga menyebabkan kerusakan dalam tubuh.

2. Bukan Penyakit Menular

Leukemia bukan penyakit menular karena kebanyakan kasus diturunkan orang tua ke anak (faktor genetik). Penyebab lainnya adalah riwayat kemoterapi, paparan zat kimia tertentu, mengidap sindrom Down, dan kebiasaan merokok.

3. Ada Banyak Tipe Leukemia

Leukemia terbagi dalam empat tipe, berdasarkan seberapa cepat perkembangan dan jenis sel darah putih yang diserang. Antara lain:

  • Leukemia akut, berkembang cepat dan biasanya diidap anak berusia 3 - 5 tahun. Gejala leukemia akut bisa diamati sejak awal perkembangannya.

  • Leukemia kronis, berkembang lambat dan gejala baru muncul setelah jumah selnya meningkat dalam darah.

  • Leukemia limfositik atau leukemia limfoblastik, terjadi bila sel darah putih yang diserang berjenis lymphocytes.

  • Leukemia myelogenous, saat keganasan menyerang sel darah putih berjenis myelocyte.

Leukemia yang sering menyerang anak - anak adalah leukemia limfoblastik akut (ALL), leukemia myelogenous akut (AML), dan leukemia kronis.

4. Gejala Awal Berupa Demam dan Tubuh Lemas

Leukemia yang terdeteksi dini dapat diterapi dengan tepat dan dihindarkan dari berbagai risiko komplikasi. Meski kebanyakan kasus baru terdeteksi setelah perdarahan, gejala awal leukemia yang dapat diamati berupa demam ringan, sering merasa lelah, dan adanya infeksi berulang. Gejala lainnya berupa penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas, pembengkakan kelenjar getah bening atau limpa, berkeringat terus - menerus di malam hari, nyeri sendi, serta mudah lebam atau berdarah.

5. Deteksi Leukemia dengan Tes Darah

Leukemia kronis dapat terdeteksi melalui tes darah rutin sebelum timbul gejala. Jika dokter mencurigai adanya keganasan, dilakukan pemeriksaan fisik (seperti kulit pucat akibat anemia, pembengkakan kelenjar getah bening, serta pembesaran hati dan limpa), tes darah, dan tes sumsum tulang. Dokter mengangkat sumsum tulang menggunakan jarung panjang dan tipis, lalu mengirim sampel ke laboratorium untuk mencari sel - sel leukemia.

6. Kemoterapi untuk Obati Leukemia

Pengobatan leukemia beragam, tergantung pada usia, kondisi kesehatan, tipe leukemia yang diidap, dan perkembangan kanker darah ke organ lain (termasuk sistem saraf pusat). Namun secara umum, leukemia diobati dengan kemoterapi. Pengobatan lainnya berupa terapi biologis, terapi menggunakan obat yang menyerang kerentanan spesifik dalam sel kanker (targeted therapy), terapi radiasi, dan transplantasi sel induk.

7. Pengidap Leukemia Dapat Menjalani Kehidupan Normal

Keberhasilan pengobatan dipengaruhi oleh tipe leukemia, usia saat didiagnosis, dan derajat penyakit saat awal diketahui. Semakin dini leukemia terdeteksi, semakin optimal tingkat keberhasilan pengobatan yang dilakukan.

Baca Juga: Kenali 8 Jenis Kanker yang Sering Menyerang Anak dan Gejalanya

Segera bicara pada dokter Halodoc jika mengalami gejala leukemia di atas. Kamu bisa menggunakan aplikasi Halodoc untuk berbicara pada dokter kapan saja dan di mana saja via Chat, dan Voice/Video Call. Yuk, download aplikasi Halodoc di App Store atau Google Play sekarang juga!