7 Efek Buruk Perceraian Bagi Anak
Halodoc, Jakarta – Sebetulnya perceraian ialah hal yang paling dihindari oleh pasangan suami istri. Namun, hal ini harus dilakukan saat perdebatan di antara suami dan istri sudah tidak lagi menemukan titik temu. Masalah yang hadir buka hanya sekadar pertengkaran, biasanya perbedaan, ketidakcocokan intelektual, kurangnya komunikasi, dan lunturnya komitmen menjadi alasan pasangan suami istri ingin mengakhiri hubungan rumah tangga.
Permasalahan pascaperceraian pun pasti akan datang, apalagi jika kamu dan pasangan sudah memiliki anak. Kamu harus memikirkan baik-baik efek perceraian bagi anak yang kebanyakan buruk bagi sisi psikologisnya. Anak akan merasa keluarganya sudah tidak lagi sempurna, sehingga akan muncul rasa iri terhadap teman-teman sepermainannya yang sering kali menghabiskan waktu bersama kedua orangtuanya. Anak akan merasakan sedih dan kecewa yang cukup dalam ketika mengetahui kedua orangtua mereka akan bercerai.
Nah, berikut ini terdapat beberapa efek perceraian bagi anak:
- Anak akan Merasa Bersalah
Pikiran anak-anak memang kerap kali belum matang, sehingga saat orangtua memutuskan untuk bercerai mereka akan merasa bahwa hal ini terjadi karenanya. Mereka akan merasa sangat bersalah, apalagi jika anak masih berusia di bawah 12 tahun. Mereka tergolong sangat rapuh dalam menghadapi hal ini. Anak akan merasa jika dunia mereka menjadi berantakan setelah kedua orangtua bercerai.
- Anak Jadi Paranoid
Saat orangtua memutuskan untuk bercerai, maka anak akan berisiko kehilangan rasa percaya diri, ketenangan batin, dan kehilangan cita-cita. Mereka tidak lagi memiliki semangat dalam menjalani kehidupan. Hasilnya, mereka akan berkembang menjadi pribadi yang paranoid. Sifat ini akan membuatnya menarik diri dari pergaulan di masyarakat dan ia akan memilih untuk bersembunyi dalam kesendirian atau malah menjadi seorang pribadi yang kasar.
- Bertabiat Buruk
Anak-anak korban perceraian biasanya cenderung merasa tidak memiliki arah tujuan hidup dan tidak memiliki pendukung dalam hidupnya. Mereka akan menjadi anak yang di luar kendali dan lebih agresif. Mereka juga cenderung lebih mudah terlibat dalam penggunaan alkohol dan obat-obatan terlarang.
(Baca juga: 5 Cara Menghadapi Anak Nakal)
- Tidak Mau Menikah
Rasa trauma yang terjadi akibat perceraian akan membuat anak menghindari pernikahan saat ia dewasa. Ia akan merasa enggan melangsungkan pernikahan karena takut mengalami hal yang sama seperti orangtua mereka. Parahnya lagi, mereka bahkan enggan menjalin hubungan akibat rasa trauma mendalam.
- Kualitas Kehidupan yang Rendah
Anak-anak yang kedua orangtuanya bercerai biasanya mengalami penurunan kualitas kehidupan. Hal ini disebabkan uang saku mereka berkurang, karena orangtua mereka sudah enggan berkomunikasi untuk tetap memenuhi kebutuhan hidup sang anak.
- Penurunan Akademik
Menurut beberapa penelitian, anak-anak korban perceraian akan mengalami masalah perilaku. Kegiatan belajar mereka cenderung tidak lagi ada yang mengontrol, sehingga berdampak pada kemampuan akademik mereka.
- Kesepian
Ini adalah salah satu dampak psikis yang pasti terjadi pada anak korban perceraian. Rasa kesepian inilah yang akan sangat mencolok, sebab mereka akan merasakan kehilangan salah satu orangtuanya.
(Baca juga: Perlu Tahu, 4 Dampak Negatif Kesepian Bagi Kesehatan)
Jika perceraian adalah satu-satunya jalan yang harus ditempuh oleh orangtua, pastikan kasih sayang dan perhatian untuk anak tidak berkurang agar efek perceraian bagi anak tidak menjadi masalah yang perlu penanganan khusus. Perhatikan dan sampaikan masalah kesehatan anak pada dokter di Halodoc apabila anak sakit atau gangguan kesehatan lain. Orangtua bisa membicarakan hal tersebut dengan dokter terpercaya melalui Video/Voice Call dan Chat. Kamu pun bisa membeli produk kesehatan juga, lho. Yuk, download Halodoc sekarang!