7 Cara Atasi Produksi ASI Berlebihan
Halodoc, Jakarta – Kebanyakan ibu baru merasa khawatir bayi mereka tidak akan mendapatkan cukup ASI akibat produksi ASI yang kurang. Tetapi, ada sebagian ibu yang memiliki ASI berlebih di minggu pertama pasca melahirkan. Aliran ASI yang cukup deras dan sulit dikontrol bisa membuat bayi tersedak atau kesulitan bernapas ketika menyusu. Produksi ASI yang berlebih juga bisa merembes bocor sehingga membuat ibu resah dan merasa tidak nyaman apalagi bila bocor ketika ibu sedang beraktivitas di luar rumah.
Tubuh ibu memang bisa memroduksi ASI secara natural dalam jumlah banyak sejak awal menyusui. Namun secara bertahap, sistem persediaan dan pengeluaran ASI akan melakukan adaptasi dari waktu ke waktu. Lama-kelamaan air susu yang keluar akan menyesesuaikan kebutuhan bayi dan tidak akan keluar secara berlebihan.
Produksi ASI berlebih ini sering juga disebut hiperlaktasi. Hiperlaktasi berarti tubuh Ibu memproduksi ASI lebih banyak dari yang dibutuhkan oleh Si Kecil. Kondisi hiperlaktasi bisa ditandai dengan keluarnya ASI dengan deras tanpa ada rangsangan, seperti dipompa ataupun dihisap oleh Si Kecil. Hiperlaktasi bisa terjadi bila ibu memiliki jumlah alveoli atau kelenjar ASI) di atas 100.000 - 300.000 per payudara.
Salah satu cara untuk mengatasi produksi ASI berlebih adalah selalu membawa handuk untuk mengeringkan payudara ibu dan bayi selama menyusui. Selain itu, ibu bisa mengatasi produksi ASI berlebih dengan cara seperti di bawah ini:
- Bila bayi ibu terengah-engah saat menyusu, cobalah sebaiknya hentikan sementara kegiatan menyusu. Ketika aliran air susu yang keluar sudah melambat dan bayi sudah tidak terengah-engah lagi, ibu boleh kembali menyusuinya.
- Ketika menyusui, sebaiknya pijat perlahan areola ibu untuk mengendalikan aliran susu. Areola adalah daerah gelap di sekitar puting payudara yang bisa melebar dan berubah warna menjadi lebih gelap selama kehamilan.
- Mengatasi produksi ASI berlebih juga bisa dengan menjaga bayi ibu dalam posisi terduduk. Ada sebagian bayi yang akan membiarkan air susu menetes keluar dari mulut mereka agar tidak tersedak.
- Sebelum menyusui, sebaiknya perah ASI sebentar dengan kecepatan rendah. Lalu simpan di wadah botol. Hal ini bertujuan agar aliran ASI tidak terlalu deras sehingga bayi tidak mengalami kewalahan dan tersedak oleh air susu. Bila sudah terasa mulai berkurang kecepatannya, maka mulailah untuk menyusui kembali bayi ibu.
- Usahakan untuk menyusui hanya dengan satu payudara dalam satu waktu. Hindari untuk berpindah-pindah. Melalui cara ini, ASI ibu di satu sisi payudara akan lebih terkuras dan bayi tidak kewalahan karena berpindah sisi.
- Usahakan untuk menyusui sebelum Si Kecil lapar atau sebelum waktu menyusui biasanya. Bila Si Kecil sudah lapar, maka hisapanya lebih kuat dan cepat sehingga bisa menstimulasi lebih banyak ASI. Hisapan yang lembut dan pelan bisa meminimalisir banyaknya aliran ASI.
- Ibu juga bisa juga mencoba memosisikan bayi duduk menghadap ibu, dan ibu bersandar agak miring ke belakang. Posisi ini dapat memperlambat aliran susu. Sebagai cara alternatif, cobalah menyusui dengan posisi berbaring miring sambil meletakkan handuk atau kain di bawah payudara agar bisa menampung tetesan air susu.
(Baca juga: Mitos Seputar ibu Mneyusui yang Harus Orang Tua Tahu)
Bila ibu mengalami hiperlaktasi, jangan berpikiran untuk mengurangi asupan cairan ibu. Mengurangi minum tidak akan membuat ibu menghasilkan air susu yang lebih sedikit, tetapi justru bisa menimbulkan masalah bagi kesehatan ibu. Bila ibu khawatir terkait hal ini, ibu bisa menghubungi dokter untuk meminta bantuan dan saran.
Ibu bisa menanyakan langsung pada dokter yang ada di Halodoc. Melalui aplikasi kesehatan ini, ibu bisa berkomunikasi dengan dokter ahli atau terpercaya untuk mendiskusikan masalah kesehatan apa saja termasuk soal hiperlaktasi melalui fitur Chat, Voice/Video Call di layanan Contact Doctor. Ibu juga bisa membeli keperluan medis seperti obat atau vitamin melalui layanan Pharmacy Delivery yang akan mengantarkan pesananmu tidak lebih dari satu jam.
Selain itu, ibu bisa melakukan pemeriksaan darah dan juga menentukan jadwal, lokasi, dan petugas lab yang akan datang ke lokasi tujuan melalui layanan Lab Service. Hasil lab bisa dilihat langsung pada aplikasi layanan kesehatan Halodoc. Bagaimana, cukup lengkap bukan? Tunggu apalagi, ayo download aplikasi Halodoc di App Store atau Google Play sekarang juga.
Baca juga: Ibu Baru Jangan Takut Menyusui, Ikuti Langkah Ini
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan