6 Pemeriksaan Penunjang untuk Deteksi Polihidramnion
Halodoc, Jakarta - Polihidramnion merupakan komplikasi yang terjadi selama kehamilan. Kondisi ini dapat terjadi akibat terlalu banyak cairan ketuban yang menumpuk. Gangguan ini disebut kelainan cairan ketuban atau hidramnion. Sekitar 1 persen dari seluruh kehamilan mengalami masalah ini.
Jumlah air yang terlalu banyak menyebabkan rahim ibu membesar secara berlebihan. Jika ini terjadi, kelahiran prematur pun dapat terjadi. Kondisi ini juga berkaitan dengan cacat lahir pada janin. Jika dokter mencurigai adanya polihidramnion, ia akan melakukan pemeriksaan dengan USG janin untuk mendiagnosisnya. Namun, ada beberapa pemeriksaan penunjang yang perlu dilakukan.
Pemeriksaan untuk Mendiagnosis Polihidramnion
Jika pemeriksaan USG awal menunjukkan adanya bukti polihidramnion, dokter akan melakukan USG lebih rinci. Dokter akan memperkirakan volume cairan ketuban dengan mengukur satu kantung cairan terdalam dan terbesar di sekitar bayi.
Baca juga: Ibu Hamil Ngidam Makan Durian, Bolehkah?
Dokter mungkin juga akan melakukan pemeriksaan pendukung untuk melakukan diagnosis polihidramnion. Pemeriksaan akan didasarkan pada beberapa faktor risiko, pajanan terhadap infeksi, dan evaluasi sebelumnya terhadap bayi. Pemeriksaan pendukung mungkin termasuk:
- Amniocentesis. Ini merupakan prosedur pemeriksaan sampel cairan ketuban yang mengandung sel janin dan beberapa zat kimia yang dihasilkan bayi. Sampel cairan diambil untuk diuji.
- Glucose Challenge Test. Pemeriksaan ini dilakukan untuk melihat adakah jenis diabetes tertentu yang muncul selama kehamilan (gestational diabetes). Ibu perlu puasa semalaman dan diminta minum sirup gula. Kemudian kadar gula darah diperiksa tiap 3 jam. Jika dari (minimal) 2 pemeriksaan hasilnya lebih tinggi dari normal, ibu hamil didiagnosis dengan gestational diabetes.
- Karyotype. Pemeriksaan ini berfungsi untuk memeriksa kelainan pada kromosom bayi. Diperlukan sampel sel untuk memeriksa cairan ketuban selama amniocentesis atau sedikit bagian jaringan dari plasenta selama pemeriksaan chorionic villus sampling.
- Tes Nonstres. Pemeriksaan ini dilakukan sebagai penunjang untuk memantau detak jantung bayi bereaksi saat ibu bergerak. Ibu perlu mengenakan perangkat khusus yang dipasang di perut selama pemeriksaan, ini untuk mengukur detak jantung bayi. Ibu juga akan diminta untuk makan atau minum sesuatu yang membuat bayi menjadi aktif.
- Profil Biofisik. Pemeriksaan ini adalah kombinasi USG dengan tes nonstres untuk mendapatkan informasi lebih mengenai pernapasan, bentuk, dan pergerakan bayi juga volume cairan ketuban pada rahim.
- Ultrasonik Doppler. Pemeriksaan khusus USG ini akan memberikan informasi detail mengenai sistem peredaran bayi.
Baca juga: Ketahui Ciri-ciri Air Ketuban Pecah
Perawatan untuk Ibu yang Mengalami Polihidramnion
Biasanya, kasus polihidramnion ringan jarang memerlukan perawatan karena dapat hilang dengan sendirinya. Kondisi yang menyebabkan ketidaknyamanan juga dapat dikelola tanpa intervensi. Dalam kasus lain, pengobatan untuk kondisi yang menyebabkannya (misalnya diabetes) dapat membantu mengatasi polihidramnion.
Jika ibu mengalami persalinan prematur, sesak napas, atau sakit perut, ibu mungkin memerlukan perawatan. Perawatan tersebut termasuk:
- Drainase kelebihan cairan ketuban. Dokter mungkin menggunakan amniosentesis untuk mengalirkan kelebihan cairan ketuban dari rahim. Prosedur ini dapat menyebabkan komplikasi kecil, termasuk persalinan prematur, solusio plasenta, dan ketuban pecah dini.
- Pengobatan. Dokter juga akan meresepkan obat oral indometasin untuk membantu mengurangi produksi urine janin dan volume cairan ketuban. Namun, obat ini tidak direkomendasikan jika kehamilan sudah memasuki 31 minggu. Karena berisiko terhadap masalah jantung janin. Efek samping lain mungkin termasuk mual, muntah, refluks asam, dan radang selaput lambung (gastritis).
Baca juga: Ini Kiat Menjaga Kecukupan Air Ketuban
Polihidramnion adalah kondisi yang mengkhawatirkan selama kehamilan. Mintalah bantuan dokter melalui aplikasi Halodoc untuk berdiskusi mengenai gangguan yang terjadi selama kehamilan. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang!