Halodoc, Jakarta – Mempertahankan sistem kekebalan tubuh supaya tetap kuat dapat menghindarkan kamu dari berbagai penyakit. Apalagi di masa pandemi seperti sekarang, sangat penting untuk menjaga daya tahan tubuh supaya terhindar dari paparan COVID-19. Banyak cara yang bisa dilakukan, mulai dari tidur cukup, berolahraga sampai yang paling utama adalah konsumsi makanan yang sehat dan bergizi.

Ternyata, beberapa makanan tertentu memiliki sifat antivirus alaminya sendiri lo. Bahkan, beberapa di antaranya mungkin sering kamu temui alias mudah didapatkan. Nah, kalau daya tahan tubuh ingin selalu terjaga, sebaiknya konsumsi makanan sehat ini secara rutin!

Makanan dengan Antivirus Alami

Makanan-makanan di bawah ini mengandung vitamin dan mineral yang berperan sebagai antivirus alami. Berikut daftar makanan dengan antivirus alami yang patut dicoba:

1. Bawang Putih

Kamu pasti sudah sering menggunakan bawang putih sebagai bumbu masakan apa pun. Ternyata, bawang putih sudah menjadi obat alami sejak zaman dahulu karena sifat antivirusnya. Dalam sebuah studi berjudul Healing effect of garlic extract on warts and corns menunjukan bahwa ekstrak bawang putih mampu menghilangkan kutil setelah pemakaian selama 1-2 minggu.

Selain itu, penelitian yang dilakukan dalam tabung reaksi menunjukkan bawang putih memiliki aktivitas antivirus terhadap influenza A dan B, HIV, HSV-1, pneumonia virus, dan rhinovirus. Namun, penelitian saat ini masih belum cukup dan masih perlu diteliti lebih lanjut.

2. Jahe

Temu-temuan yang tumbuh subur di Indonesia ini juga sudah sangat populer untuk mengatasi berbagai macam penyakit.  Jahe memang telah terbukti memiliki sifat antivirus berkat senyawa gingerol dan zingerone nya. Kedua senyawa ini dinilai mampu menghambat replikasi virus dan mencegah virus memasuki sel inang.

3. Ginseng

Nah, kalau tanaman yang satu ini memang cukup sulit ditemukan di Indonesia. Sejak dahulu, ginseng digunakan dalam pengobatan tradisional Tiongkok dan terbukti efektif dalam memerangi virus. Dalam penelitian pada hewan dan tabung reaksi, ekstrak ginseng merah Korea telah menunjukkan efek signifikan terhadap virus herpes dan hepatitis A. Senyawa dalam ginseng yang disebut ginsenosides memiliki efek antivirus terhadap hepatitis B, norovirus, dan virus coxsackie.

4. Ikan Omega-3

Asam lemak omega-3 yang ditemukan pada beberapa jenis ikan seperti salmon, sarden, herring, dan mackerel terbukti meningkatkan fungsi sel-sel kekebalan. Lemak sehat ini bekerja dengan meningkatkan aktivitas sel darah putih yang secara langsung meningkatkan kekebalan tubuh.

5. Jeruk dan Lemon

Vitamin C merupakan sejenis antioksidan yang membantu melindungi tubuh dari stres oksidatif. Stres oksidatif terjadi ketika ada ketidakseimbangan antioksidan sehat dan zat berbahaya yang disebut radikal bebas dalam tubuh. Jeruk dan lemon adalah jenis makanan dengan kandungan vitamin C yang cukup tinggi.

6. Kacang-kacangan

Jika kamu ingin camilan sehat dan mampu meningkatkan daya tahan tubuh, kacang bisa menjadi pilihan yang baik. Kacang-kacangan umumnya mengandung magnesium dan kaya akan kandungan vitamin E-nya. Vitamin E juga termasuk antioksidan yang telah terbukti meningkatkan kemampuan tubuh untuk melawan bakteri dan virus. Contoh kacang-kacangan yang bisa kamu peroleh manfaat antioksidannya adalah kacang almond, kenari dan kacang hijau.

Itulah makanan dengan antivirus yang bisa kamu coba untuk tingkatkan daya tahan tubuh. Jika kamu mengalami keluhan kesehatan, jangan tunda untuk memeriksakan diri ke dokter.

Kalau kamu berencana mengunjungi rumah sakit, buat janji rumah sakit melalui aplikasi Halodoc supaya lebih mudah dan praktis. Jangan tunda untuk memeriksakan diri sebelum kondisinya semakin memburuk. Download Halodoc sekarang juga!

Referensi:

Healthline. Diakses pada 2022. 15 Impressive Herbs with Antiviral Activity.

Everyday Health. Diakses pada 2022. 7 Foods That Fight Back: Immune System Boosters.

NCBI. Diakses pada 2022. Garlic: a review of potential therapeutic effects.

NCBI. Diakses pada 2022. Antiviral activity of ginseng extract against respiratory syncytial virus infection.