6 Kondisi yang Bisa Tingkatkan Risiko Kanker Darah
Halodoc, Jakarta – Kanker darah adalah jenis kanker yang menyerang jaringan pembentuk sel-sel darah, termasuk sumsum tulang, yaitu tempat di mana sel-sel darah diproduksi. Penyakit ini membuat sel-sel darah menjadi tidak normal dan bersifat ganas. Sebenarnya kondisi apa yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami kanker darah? Yuk, cari tahu di penjelasannya di bawah ini.
Baca juga: Ini Hubungan Kanker Darah dan Sumsum Tulang
Ada beberapa kondisi yang diduga berpotensi untuk meningkatkan kemungkinan seseorang mengalami kanker darah. Namun, memiliki satu atau lebih faktor risiko tidak menjamin seseorang pasti akan mengembangkan penyakit tersebut. Kanker darah sendiri terdiri dari banyak jenis, dan masing-masing memiliki serangkaian faktor risiko yang unik. Namun, ada berbagai faktor risiko umum yang berlaku untuk berbagai jenis kanker darah, antara lain:
1. Jenis Kelamin
Beberapa jenis kanker darah, seperti limfoma Hodgkin, lebih sering terjadi pada pria daripada wanita. Namun, hal ini bukan berarti wanita tidak berisiko terkena kanker darah. Hanya saja, pada beberapa jenis kanker darah tertentu, pria memiliki persentase risiko lebih tinggi untuk mengalaminya.
2. Paparan Beberapa Obat Kemoterapi
Beberapa obat kemoterapi, seperti agen alkilasi, agen platinum, dan inhibitor topoisomerase II, telah dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker darah tertentu. Dalam beberapa kasus, orang yang telah menerima pengobatan dengan obat kemoterapi tersebut dapat mengembangkan sindrom mielodisplastik, sejumlah gangguan yang terjadi akibat kelainan sel darah merah.
3. Paparan Radiasi
Paparan radiasi yang didapat sebelumnya untuk mengobati jenis kanker lain juga dapat meningkatkan risiko mengalami kanker darah. Efek radiasi terhadap kanker darah ini dipelajari dari orang-orang yang terpapar bom atom di Jepang. Secara umum, semakin tinggi dosis radiasi, semakin tinggi risiko terkena kanker darah. Tingkat radiasi di lokasi bom atom, serta di lokasi kecelakaan reaktor nuklir sangat tinggi, sehingga meningkatkan risiko kanker darah pada korban yang terpapar.
Paparan radiasi juga dapat ditemukan di tempat kerja atau didapat dari perawatan kanker sebelumnya, atau dari beberapa tes pencitraan, seperti CT scan atau X-ray. Meskipun efeknya dapat sangat bervariasi tergantung dari dosis radiasi.
4. Paparan Bahan Kimia Tertentu
Bahan kimia tertentu, termasuk beberapa yang digunakan dalam perawatan kemoterapi untuk mengobati kanker, dapat meningkatkan risiko seseorang terkena kanker darah. Salah satu bahan kimia yang dapat meningkatkan risiko kanker darah tertentu adalah benzene. Bahan kimia ini dapat ditemukan dalam asap rokok, kebanyakan produk pembersih, deterjen, perlengkapan seni, seperti cat dan lem. Benzene juga dapat digunakan dalam industri karet, kimia, minyak, dan bensin.
Baca juga: Alasan Rokok Bisa Jadi Penyebab Kanker
5. Memiliki Sindrom Genetik Tertentu
Ada berbagai sindrom turunan yang dikaitkan dengan risiko kanker darah tertentu, antara lain anemia Fanconi, sindrom Bloom, ataksia-telangiektasia, anemia Diamond-Blackfan, sindrom Shwachman-Diamond, sindrom Down, neutropenia bawaan berat, trisomi 8, dan neurofibromatosis tipe 1.
6. Memiliki Riwayat Kanker Darah
Memiliki anggota keluarga dekat, seperti orangtua atau saudara kandung yang mengidap kanker darah tertentu juga berpotensi meningkatkan risiko seseorang terkena penyakit tersebut.
Baca juga: 5 Makanan Sehat untuk Mencegah Kanker Darah
Itulah 6 kondisi yang bisa meningkatkan risiko kanker darah. Meskipun faktor risiko tersebut tidak menjamin kamu akan terkena kanker darah, namun bagi kamu yang memiliki salah satu faktor tersebut, tidak ada salahnya untuk melakukan tes darah rutin untuk mendiagnosis kanker darah lebih dini.
Untuk melakukan pemeriksaan, kamu juga bisa langsung buat janji di rumah sakit pilihan kamu lewat aplikasi Halodoc. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play.
Referensi:
Blood Cancer. Diakses pada 2020. Blood Cancer Risk Factors & Causes.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan